Sentra Kuliner Pasar Minulyo Pacitan Sepi Peminat, Ini Biangnya

TIMESINDONESIA, PACITAN – Sentra kuliner di Pasar Minulyo, Pacitan kini tak lagi ramai seperti saat awal dibuka.
Banyak lapak kosong yang terlihat seperti kuburan karena sepi pengunjung dan pedagang. Fenomena ini telah berlangsung selama tiga tahun terakhir.
Advertisement
Menurut Kepala Bidang Pasar Disdagnaker Pacitan, Edi Susilo, banyak pedagang yang sebelumnya berjualan di pasar tersebut, kini lebih memilih menjadi pedagang kaki lima di sepanjang trotoar jalan protokol.
“Banyak pedagang yang lebih memilih berjualan di trotoar jalan protokol,” ujar Edi Susilo, Rabu (24/7/2024).
Edi mencatat, lebih dari 100 pedagang kuliner yang dulu memenuhi pasar, kini hanya tersisa kurang dari separuhnya. Terutama pada blok tengah, suasananya kini tampak sepi.
“Di blok tengah ini, ada sekitar 25 lapak lebih yang kosong,” jelasnya.
Edi menambahkan, pengelola lama dari kawasan tersebut kurang inovatif dalam menata lokasi sehingga pengunjung kurang tertarik untuk datang. Lokasi yang dinilai kurang strategis juga menjadi alasan minimnya pengunjung.
“Sejak awal berdiri, tidak banyak perubahan di tempat ini. Lokasinya bisa dibilang kurang strategis,” ungkap Edi.
Meski demikian, Edi memastikan bahwa biaya sewa lapak per tahun tetap tidak naik. Hal ini seharusnya tidak menjadi beban tambahan bagi pedagang selama berjualan di pasar tersebut.
“Biaya sewa per tahun tetap Rp600 ribu. Namun, banyak pedagang yang lebih memilih menjadi PKL karena tidak ada biaya retribusi di sana,” tambahnya.
Untuk menarik kembali minat pengunjung, pihaknya saat ini tengah mencari solusi dan kebijakan yang tepat. Salah satu langkah yang diambil adalah memindahkan gazebo ke tengah dan merencanakan pertunjukan musik live setiap akhir pekan.
“Kami sudah memindahkan gazebo ke tengah dan merencanakan adanya pertunjukan musik live setiap akhir pekan,” kata Edi.
Sementara itu, untuk biaya rehab bangunan pasar dan sarana prasarana, saat ini masih terkendala biaya. "Meski belum ditetapkan, anggaran PAK sepertinya tahun ini hanya Rp200 juta," tukas Edi.
Edi berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan, sentra kuliner Pasar Minulyo Pacitan dapat kembali ramai seperti dulu dan memberikan manfaat bagi para pedagang serta masyarakat sekitar. "Kan bisa menambah pemasukan PAD," harapnya.
Terpisah, pedagang kaki lima, Fitri Hanum mengatakan, untuk berjualan di sepanjang trotoar Jalan A Yani Pacitan hingga depan alun-alun memang tidak ada retribusi sehingga membuat lebih leluasa meraup cuan setiap saat. "Ndak ada (retribusi)," ucapnya singkat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |