Greenpeace dan ARTJOG 2024 Ajak Hormati Batasan Alam untuk Ciptakan Kesejahteraan

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan manusia dengan alam sebagai upaya mencapai kesejahteraan, Greenpeace bekerja sama dengan ARTJOG, menampilkan pesan betapa pentingnya merawat Bumi dan mensejahterakan manusia lewat karya Ines Katamso dan Kanoko Takaya.
Greenpeace, organisasi dunia yang aktif berkampanye tentang isu lingkungan, berkolaborasi dengan seniman Ines Katamso dan Kanoko Takaya, menyampaikan pesan ramalan bumi pertiwi di masa kini dan masa depan di pameran seni kontemporer ARTJOG 2024 di Jogja National Museum.
Advertisement
Karya kedua seniman ini diceritakan dalam program Meet The Artist yang berlangsung di ruangan display karya Kanoko Takaya bersama kurator ARTJOG 2024, Ignatia Nilu, dan Engagement Deputy Director Greenpeace Indonesia, Danang Nugroho, di Jogja National Museum, Kamis (1/8/2024).
Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, mengatakan, kolaborasi kami dengan Ines Katamso dan Kanoko Takaya di ARTJOG 2024 menjadi peluang untuk mendorong masyarakat, terutama anak muda, untuk menjaga Bumi dari kerusakan demi menciptakan kehidupan yang lebih sejahtera.
Seorang pengunjung pameran sedang mengamati karya Ines Katamso. (Foto: Eko Susanto/TIMES Indonesia)
Greenpeace memang sudah sejak lama menggabungkan seni dan aktivisme karena, bagi Greenpeace, seni dipercaya memiliki kekuatan untuk menginspirasi perubahan lingkungan dan sosial.
Lebih lanjut Leonard mengatakan, seni adalah medium yang efektif untuk menyampaikan pesan yang kompleks berkat kemampuannya untuk menghasilkan banyak interpretasi dan mendorong semangat perubahan kepada para penikmatnya.
Melalui kolaborasi ini, ia juga berharap karya yang ditampilkan Ines dan Kanoko mampu membuat para pengunjung berefleksi tentang makna kesejahteraan dan kebahagiaan yang sebenarnya, yang tak hanya dihitung secara materi, namun juga memperhitungkan upaya-upaya merawat Ibu Bumi tercinta.
“Di dunia yang saat ini hanya melihat kesuksesan sebatas menghitung seberapa banyak output yang kita hasilkan dan konsumsi, kami harap hasil kolaborasi dengan para seniman di ARTJOG 2024 ini mampu mengubah pola pikir masyarakat tentang makna kesejahteraan yang sesungguhnya: bahwa manusia tak mungkin bisa mencapai kesejahteraan yang sesungguhnya di tengah Bumi yang rusak,” ujarnya.
Sementara itu, CEO dan Founder ARTJOG Heri Pemad sangat mengapresiasi Greenpeace atas kerja sama di ARTJOG tahun ini. Kerja sama perdana antara ARTJOG dan Greenpeace ini dianggap mampu menjadikan salah satu perhelatan tahunan seni terbesar di Indonesia ini untuk mendorong perubahan untuk lingkungan dan masyarakat.
“Kerja sama dengan Greenpeace ini semakin mengukuhkan semangat kami untuk menjadikan ARTJOG sebagai ladang inspirasi tak hanya bagi seniman dan dunia kreatif Indonesia, tapi juga bagi khalayak luas,” ujarnya.
Ia juga berharap kemitraan dengan Greenpeace dalam perhelatan ARTJOG tahun ini mampu mengilhami para penikmat karya seni untuk berupaya menjadikan dunia jadi tempat tinggal yang lebih baik bagi alam dan manusianya.
Kolaborasi Seniman sebagai Alat Refleksi Diri dan Lingkungan
Greenpeace berkolaborasi dengan dua seniman kenamaan asal Bali, Ines Katamso dan seniman dari Jepang, Kanoko Takaya, menampilkan refleksi tentang batasan Bumi, keserakahan manusia dan harmoni dalam perubahan.
Melalui karya Ines yang berjudul “Post Strata”, seniman kelahiran tahun 1990 ini tak hanya menyajikan karya visual yang menarik, tapi juga mengajak para penikmat karyanya untuk merenung tentang penggunaan bahan baku berkualitas rendah yang mendominasi barang-barang yang kita gunakan sehari-hari. Melalui penggunaan plastik daur ulang dan puing-puing konstruksi, ia membentuk relief “fosil” yang mengeksplorasi bagaimana bahan baku berkualitas rendah tersebut, termasuk plastik, menjadi bagian tak terhapuskan dari catatan peradaban manusia.
Salah satu rupa tiga dimensi karya Ines Katamso. (Foto: Eko Susanto/TIMES Indonesia)
Ketertarikannya pada paleontologi mendorong Ines untuk memberikan ramalannya tentang masa depan Bumi yang terus dipaksa melewati batasnya demi memuaskan keinginan dan keserakahan manusia. Plastik dan material murahan yang digunakan saat ini pun menandakan punahnya upaya perawatan dan pemeliharaan keseimbangan antara alam dan manusia.
Sementara itu, kolaborasi Greenpeace dengan Kanoko mengajak kita untuk membayangkan masa depan di mana manusia mampu menghormati batasan-batasan alam. Lekukan garis dan warna-warna lembut yang kerap ditampilkan seniman kelahiran Kyoto, Jepang ini mengajak kita untuk beradaptasi dan hidup dengan limitasi yang dimiliki planet kita tercinta.
Penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan seperti serat kelapa (coconut fiber) dan limbah tekstil jadi bukti upaya Kanoko untuk memanfaatkan sumber daya yang ada untuk melepaskan diri dari keinginan manusia yang tak berujung untuk mengambil sumber daya baru dari Bumi, serta menemukan harmoni dalam kesederhanaan.
ARTJOG 2024 mengusung tema Motif: Ramalan dan menampilkan karya-karya dari 48 seniman dewasa individu maupun kelompok dari dalam dan luar negeri, serta 36 anak dan remaja. Tema ramalan ini bertujuan untuk merefleksikan ramalan para peramal di masa lalu, serta menawarkan kesempatan untuk membayangkan kembali gambaran peristiwa dan harapan menuju hari esok. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |