Peristiwa Daerah

Jejak Sang Timur, Film Buatan IKA UB dan Kemendes PDTT Resmi Tayang di Bioskop

Senin, 05 Agustus 2024 - 16:00 | 88.99k
Poster film Jejak Sang Timur garapan IKA UB dan Kemendes PDTT yang telah resmi tayang di bioskop. (Istimewa)
Poster film Jejak Sang Timur garapan IKA UB dan Kemendes PDTT yang telah resmi tayang di bioskop. (Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah proses yang cukup panjang, film Dokumenter Jejak Sang Timur akhirnya resmi tayang di bioskop. Film garapan Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT RI) ini akhirnya ditayangkan perdana pada tanggal 3 Agustus 2024 di bioskop XXI Jatiland, Kota Ternate.

Sebuah karya yang menjadi bukti bahwa alumni UB memiliki bakat dan potensi yang tersebar di berbagai bidang. Termasuk berkarya di bidang perfilman.

Advertisement

Dengan ditayangkannya film ini, diharapkan akan semakin banyak bakat dan potensi lain alumni UB yang bermunculan dan dapat difasilitasi oleh IKA UB, yang akan semakin memperkuat keberadaan alumni UB di mana pun berada.

Film Jejak Sang Timur sendiri adalah sebuah film cerita yang naskahnya ditulis Kirana Kejora (FPIK UB 1989, @kiranakejora), disutradarai Fajaria Menur  Widowati (S2 FISIP 2019, @fajariamw), dengan beberapa casting dan crew juga alumni Universitas Brawijaya.

Sinopsis Film Jejak Sang Timur

Timur Flower (24), seorang gadis tangguh, mandiri, berdarah Maluku dan Jawa. Anak tunggal Abdul Rahim dan Sinta Rahayu. Sejak usia 14 tahun  telah jadi anak yatim. Ayahnya, seorang guru dan aktivis lingkungan di Sula – wafat saat menjalankan tugas.  Lalu ibunya, periset dan pemerhati budaya, memutuskan pulang kampung ke Malang. Hubungan dua keluarga besar ayah ibunya kurang terjalin baik, karena pernikahan kedua orang tuanya kurang mendapat restu dari pihak keluarga ibu.

Flo memiliki teman dekat bernama Sula Sangaji (Sula), teman sebangku, teman bermain, teman debat, teman diskusi. Perpisahan mereka menjadi kesedihan tersendiri. Sula sejak kecil telah ditinggal ibunya, hanya hidup berdua dengan Rahmat Abdi. Ayahnya, seorang nelayan, juga petani kopra yang mendidiknya menjadi lelaki tangguh.

Flo adalah seorang mahasiswa akhir Program Magister Ilmu Sosial di Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, jurnalis budaya, aktivis lingkungan yang nyaris patah hati karena putus dengan kekasihnya, Cakra Wangsa –seorang pengacara–hanya karena Cakra tidak mendukung rencana Flo untuk tilik ke Sula sekalian riset. Hal ini semakin memantik Flo berkelana ke Indonesia Timur.

Latar belakang asal usul keluarganya, mengusik. Dia ingin membuktikan bahwa pilihan kedua orangtuanya untuk menikah adalah hal yang benar. Dia ingin buktikan bahwa orang dari timur bisa jadi "matahari" bagi daerah dan negerinya.

Flo akhirnya melakukan riset ke Kepulauan Sula,  di mana banyak keluarga besarnya tinggal, berharap bertemu keluarga besar sang ayah. Namun Flo kecewa, ternyata sebagian besar keluarganya di Sula banyak yang merantau. Di rumah kakeknya, hanya tinggal Tante Asfi, adik bungsu ayahnya -seorang guru SD honorer yang merawat sang kakek, yang baru saja kehilangan istri -Nenek Flo, sebulan sebelum kedatangan Flo.

Bersyukur, Flo bertemu kembali dengan Sula Sangaji, yang kini jadi penggiat budaya, dan aktivis lingkungan. Hubungan yang tak bernama dulu, kembali bersemi dengan tumbuhnya cinta di hati.

Di saat yang sama, Cakra menyadari kesalahannya, bermaksud menyusul Flo ke Sula. Flo sempat bimbang, namun pada akhirnya Sula adalah yang terbaik baginya. Mereka pun berusaha mencari solusi masalah sosial budaya, kesejahteraan, dan lingkungan di Kepulauan Sula, agar tak lagi jadi daerah tertinggal.

Berupaya membuat banyak program, berjejaring, mengenalkan keindahan dan konservasi alamnya, tradisi, seni, juga sosial budaya, warisan budaya benda/tak benda untuk diangkat sebagai unique selling Kepulauan Sula agar lebih dikenal dan menjadi daerah maju atau entas.

Flo lebih nyaman dipanggil Timur, nama panggilan kecilnya, merasa menemukan jati diri di bumi sang ayah didampingi Sula. Bersama dengan Sula turut membangun SDA dan SDM di Kepulauan Sula dengan beragam cara. Tebusan mahal bukti cinta sejati ayah ibunya telah dia bayar dengan kontan. Hadiah bagi kesetiaan sang ibu membesarkannya dengan cinta yang luar biasa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES