Lingkar Sosial Indonesia Rencanakan Seven Summit bersama Kawan Disabilitas

TIMESINDONESIA, MALANG – Lingkar Sosial Indonesia merencanakan kegiatan pendakian 7 gunung yang berada di 7 pulau berbeda bersama kawan Disabilitas.
Lingkar Sosial Indonesia (LinkSos) adalah Pusat Pemberdayaan Disabilitas yang berada di Kota Malang.
Advertisement
Organisasi Lingkar Sosial memiliki beberapa program kegiatan, seperti di bidang kesehatan seperti Posyandu Disabilitas, bidang ekonomi seperti UMKM Omah Difabel, bidang seni dan budaya seperti Difabel Dance, dan di bidang lingkungan hidup seperti Difpala.
Difpala merupakan singkatan dari Difabel Pecinta Alam. Saat ini, Difpala telah berkembang di skala Nasional.
Difpala memiliki anggota lebih dari 50 orang yang berasal dari Malang raya dan juga luar pulau seperti Sulawesi Selatan, dan Aceh.
Program ini merupakan unit pemberdayaan disabilitas di bidang pelestarian alam dan lingkungan. Pada program tersebut, kegiatan yang dilakukan antara lain adalah pendakian gunung dan penghijauan.
“Kami melihatnya pendakian itu bukan soal disabilitas atau non disabilitas tetapi karena persiapan fisik, mental, dan logistik,” ujar Ken Kerta, Founder Lingkar Sosial, Kamis (15/8/2024).
Organisasi ini sudah memiliki beberapa pengalaman untuk mendaki gunung bersama kawan Difabel. Gunung tertinggi yang pernah didaki bersama hingga puncak adalah Gunung Butak, dengan ketinggian puncak di 2.868 MDPL dan Gunung Kawi. Tak hanya itu, organisasi ini juga mempunyai pengalaman lain seperti mendaki di Gunung Arjuno.
Dalam persiapannya, organisasi ini juga menyiapkan pelatihan bagi difabel yang ingin ikut pada kegiatan mendaki, yaitu dinamakan Sekolah Alam.
Latihan tersebut tidak hanya berupa materi, akan tetapi juga berupa latihan pendakian langsung di gunung Wedon, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Karena seringnya publikasi di media sosial, Difpala menjadi sangat terkenal dan direspon oleh Komisi Nasional Disabilitas (KND) RI.
Melalui kerja sama dengan KND RI, Difpala akan mengadakan Seven Summit atau pendakian 7 gunung tertinggi pada 7 pulau di Indonesia.
Seven Summit untuk kawan disabilitas memiliki ukuran ketinggian yang berbeda, yaitu pada ketinggian gunung 2.000 hingga 3.000 MDPL.
Dalam perencanaan tersebut, Lingkar Sosial sudah melalui survei dan memiliki beberapa pilihan gunung yang menjadi opsi untuk pendakian Seven Summit, yaitu:
1. Gunung Sibayak, Kabupaten Karo, Sumatera Utara - 2181 MDPL
2. Gunung Tanggamus, Kabupaten Tanggamus. Lampung Selatan - 2100 MDPL
3. Gunung Gede, Cianjur, Jawa Barat - 2958 MDPL.
4. Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat - 2665 MDPL.
5. Gunung Merbabu, Boyolali, Jawa Tengah - 3142 MDPL.
6. Gunung Prau, Dieng, Jawa Tengah - 2565 MDPL
7. Gunung Sesean, Sesean Solora, Toraja - 2100 MDPL.
8. Gunung Tambora, Sumbawa, NTB - 2850 MDPL.
9. Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur - 2880 MDPL.
10. Gunung Semeru, Lumajang, Jatim - 3676 MDPL.
“Pendakian ini rencananya akan diadakan pada bulan Desember, dan kita akan mengawalinya di Gunung Arjuno,” ujar Founder Organisasi Lingkar Sosial tersebut.
Lingkar Sosial juga sudah melakukan survei dengan tim survei yang terbentuk untuk memetakan jalur pendakian, sumber air, dan merencanakan mitigasi resiko di Gunung Arjuno yang juga berhasil untuk mencapai Puncak Ogal Agil pada ketingggian 3.339 mdpl.
Selain itu, Ken Kerta menjelaskan bahwa puncak gunung bukanlah tujuan dari kegiatan ini. Selain untuk silaturahmi dengan alam dan keselamatan diri serta tim, ia memaparkan tujuan utama kegiatan tersebut.
“Tujuan utamanya adalah mengkampanyekan hak-hak penyandang disabilitas, bonusnya itu jika sampai puncak,” ujarnya.
Dalam menjaga keamanan saat pendakian, Lingkar Sosial menyiapkan multi mitigasi.
Mitigasi pendaki pada umumnya hanya dengan mempersiapkan perangkat gunung, sepatu, pakaian, tas dan jas hujan. Akan tetapi, untuk Difpala diperlukan mitigasi yang berlapis.
Selain itu, Lingkar Sosial juga membekali para pendamping dengan ilmu-ilmu pendakian dan teknik interaksi dengan disabilitas. Untuk tuna netra juga harus memiliki dan membawa tongkat (White Cane) sendiri.
Lingkar Sosial Indonesia tidak hanya terbuka untuk kawan Disabilitas, akan tetapi juga terbuka untuk masyarakat umum yang ingin berkontribusi untuk sosial, lebih tepatnya menjadi pendamping untuk kawan disabilitas dalam berkegiatan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |