Peristiwa Daerah

Surabaya Kini Miliki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Khusus Nelayan

Selasa, 17 September 2024 - 19:16 | 29.89k
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meresmikan SPBUN di Kecamatan Bulak. (FOTO: Dok. Humas Pemkot Surabaya)
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meresmikan SPBUN di Kecamatan Bulak. (FOTO: Dok. Humas Pemkot Surabaya)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kabar gembira untuk kelompok usaha bersama (KUB) nelayan di kawasan Bulak. Pasalnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di Jalan Cumpat No.1, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, beberapa waktu lalu. 

SPBUN ini, kata Eri, merupakan program dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Kemenkop UKM RI) untuk mendukung kebutuhan nelayan.

Advertisement

“Semoga diresmikannya SPBUN ini bisa memberikan manfaat untuk nelayan. Karena nelayan akan mendapatkan harga subsidi untuk solar,” ujar Eri. 

Harga jual bahan bakar solar di SPBUN khusus nelayan ini sama seperti di Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina lainnya, yakni Rp6.800 per liter. 

Lebih lanjut, rencananya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Kemenkop UKM dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus akan membangun SPBUN di kampung nelayan Kota Surabaya lainnya. Jika kali ini ada bahan bakar Bio Solar, nantinya akan ada SPBUN Pertalite khusus nelayan di Surabaya.  

“Dalam waktu dekat, kita juga akan membentuk yang sama seperti ini. Apakah nanti tempatnya jadi satu di sini atau di tempat lainnya, atau mendekatkan dengan nelayan di Medokan Ayu. Karena nelayan di Medokan Ayu kebanyakan menggunakan bahan bakar Pertalite,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Management Office Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM RI, Dani Hamdan menyampaikan banyak terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi karena telah bergerak cepat (gercep) dalam memenuhi kebutuhan nelayan di Kota Surabaya. Dia berharap adanya SPBUN ini bisa menjamin kebutuhan nelayan dalam mendapatkan bahan bakar. 

“Pak Wali ini kepala daerah paling gercep dan responsif memenuhi kebutuhan lahan untuk solusi nelayan. Kami berharapnya di titik kampung nelayan lainnya di Surabaya bisa, khususnya solar subsidi ini bisa terpenuhi ke depannya,” ujar Dani. 

Dani menyebutkan, jumlah SPBUN di kampung nelayan Indonesia saat ini rasionya masih sangat kecil. Dari data Kemenkop UKM, jumlah SPBUN yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan nelayan di Indonesia hanya ada di 412 titik kampung nelayan. Sementara itu, jumlah kampung nelayan di Indonesia sebanyak kurang lebih 10.700 titik. 

“Karena saat ini rasionya masih jomplang ya, kampung nelayan sekitar 10.700-an, berbanding SPBUN yang ada di data kami baru 412 SPBUN. Karena 60-70 persen kebutuhan nelayan itu dikeluarkan membeli bahan bakar solar, nah bayangkan kalau bahan bakar tidak bisa dijangkau atau mahal dan sulit diakses maka hari itu nelayan tidak bisa melaut,” sebutnya. 

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati menjelaskan, SPBUN ini merupakan bagian dari pilot project program bio solar hasil kerjasama antara Pemkot Surabaya dengan Kemenkop UKM RI dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Baznas Kota Surabaya, dan Koperasi. SPBUN ini akan dikelola oleh Koperasi Jasa Bahari 64 di kawasan Bulak, Surabaya. 

“Koperasi ini memiliki 90 orang anggota nelayan sekaligus penerima manfaat SPBUN. Kami harap, SPBUN ini bisa dimanfaatkan oleh nelayan di sekitar Bulak dan sekitarnya,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES