Jajaran Direksi Pupuk Kujang Lakukan Kunjungan Lapangan

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Jajaran Direksi PT Pupuk Kujang melakukan kunjungan langsung ke berbagai wilayah guna memastikan kelancaran distribusi pupuk, serta meningkatkan kualitas pelayanan bagi para petani.
Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen Pupuk Kujang, sebagai anak perusahaan Pupuk Indonesia, untuk mendukung kebutuhan petani melalui penyediaan pupuk yang berkualitas dan tepat waktu.
Advertisement
"Sebagai anak perusahaan Pupuk Indonesia, kami terus menjaga produksi agar kebutuhan pupuk petani dapat terpenuhi dengan baik," ujar Maryono, Direktur Utama Pupuk Kujang, Selasa (8/10/2024).
Dalam kunjungan tersebut, jajaran Direksi terjun langsung ke lapangan untuk berinteraksi dengan tim distribusi, distributor, kios, dan petani.
Dalam siaran persnya Maryono menyebutkan bahwa pihaknya mendengarkan langsung berbagai masukan dan kendala yang dihadapi di lapangan.
“Kami berinteraksi langsung serta mendengarkan saran, masukan, dan kendala yang dihadapi oleh distributor, kios, hingga petani,” jelasnya.
Selain mendengar masukan dari petani, jajaran Direksi juga menerima keluhan dari beberapa distributor dan kios terkait ketersediaan stok pupuk di Gudang Lini 3.
Beberapa gudang melaporkan bahwa stok pupuk tidak selalu tersedia, yang berpotensi menghambat distribusi pupuk ke kios-kios. Untuk mengatasi hal ini, Maryono bersama tim Pupuk Kujang langsung berkoordinasi dengan pihak Pupuk Indonesia bagian distribusi produk, memastikan agar pengiriman produk segera dilakukan.
"Kami segera mengambil langkah cepat untuk memastikan stok produk di seluruh Gudang Lini 3 selalu tersedia," lanjut Maryono.
Menurutnya, distribusi yang lancar dan stok yang selalu terjaga menjadi kunci dalam mendukung produktivitas petani.
Sejak awal tahun 2024, jajaran Direksi Pupuk Kujang telah melakukan pengecekan distribusi pupuk ke 27 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kunjungan ini bertujuan untuk memonitor langsung proses distribusi dan mendeteksi kendala yang mungkin timbul di lapangan. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh petani di wilayah terpencil adalah keterbatasan akses internet saat menebus pupuk bersubsidi.
Karena sinyal internet yang lemah, transaksi melalui aplikasi penebusan sering mengalami kendala. Akibatnya, petani kerap kali tidak dapat mengakses pupuk bersubsidi yang mereka butuhkan.
Namun, pemerintah telah memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini. Drikarsa, Officer Pendukung Penjualan Wilayah 1 Pupuk Indonesia, menjelaskan bahwa kios di area blankspot kini dapat mengakomodir penebusan pupuk bersubsidi secara offline. Hal ini diatur dalam Petunjuk Teknis Nomor 30 Kepdirjen PSP 30/KPTS/RC.210/B/06/2024.
“Kios di wilayah blankspot dapat melakukan penebusan secara offline dengan syarat kios tersebut harus membuat surat pernyataan yang diketahui oleh Diskominfo setempat, kemudian diunggah di aplikasi,” jelas Drikarsa.
Dengan adanya aturan ini, penebusan pupuk di wilayah terpencil bisa dilakukan lebih mudah, dan data transaksi kemudian dilaporkan ke dashboard Kementerian Pertanian maksimal pada tanggal 1 bulan berikutnya.
Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi, petani yang tinggal jauh dari kios juga dimungkinkan melakukan penebusan pupuk secara berkelompok. Hal ini diharapkan dapat mempermudah akses petani terhadap pupuk bersubsidi, terutama di wilayah yang aksesnya sulit seperti Cianjur.
Pupuk Kujang terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor pertanian Indonesia. Dengan melakukan kunjungan langsung ke lapangan, jajaran Direksi memastikan bahwa distribusi pupuk berjalan lancar dan kebutuhan petani terpenuhi tanpa hambatan.
Selain itu, kolaborasi yang erat antara Pupuk Kujang, Pupuk Indonesia, serta pemerintah dalam mengatasi kendala distribusi di wilayah terpencil menunjukkan upaya serius untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Dengan berbagai langkah strategis ini, diharapkan petani di seluruh Indonesia, termasuk di daerah terpencil, dapat terus mendapatkan pupuk tepat waktu, sehingga produksi pertanian dapat berjalan optimal. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |