Sarasehan Komisi E DPRD Jatim, Cahyo Harjo Dorong Optimalisasi IT untuk Layanan Kesehatan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Anggota Komisi E DPRD Jatim, Cahyo Harjo Prakoso menggelar Sarasehan Kesehatan bertema "Peran Teknologi Dalam Transformasi Layanan Kesehatan" di Hotel Elmi Surabaya, Minggu (3/11/2024).
Sarasehan ini bertujuan menyerap aspirasi serta menemukan berbagai kendala yang dialami oleh masyarakat saat memanfaatkan pelayanan kesehatan. Termasuk keberlanjutan Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun BPJS Kesehatan yang berlaku pada masa periode jabatan Presiden Jokowi.
Advertisement
Keamanan data diri pasien yang terintegrasi antar rumah sakit juga menjadi sorotan dalam forum tersebut.
Anggota Komisi E DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso bersama narasumber dan peserta sarasehan kesehatan di Hotel Elmi Surabaya, Minggu (3/11/2024). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Dokter Dwi Wijayanto yang hadir sebagai narasumber mengungkapkan, bahwa saat ini pemerintah telah melakukan transformasi layanan kesehatan secara digital dan terintegrasi.
"Teknologi kesehatan sudah sangat membantu, baik untuk tenaga medisnya maupun masyarakat," kata Dwi.
Misal bagi tenaga medis, mereka dimudahkan untuk mendapatkan STA maupun Surat Izin Praktik (SIP) serta dapat mengupgrade ilmu kesehatan melalui media online. Atau mengejar standar Surat Keterangan Kecukupan (SKP) 250 poin lewat update online.
(kiri-kanan) Anggota Komisi E DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso dan dr Dwi Wijayanto, Minggu (3/11/2024). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Sementara masyarakat bisa mengakses pendaftaran dan rekam medis melalui CKM online. Mereka tidak perlu mengantre sejak pagi.
"Kalau sekarang, mereka sudah bisa mendaftar lewat JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Jadi, mereka sudah mendapat nomor antrean," ujarnya.
Kemudahan teknologi saat ini juga membuat rekam medis dapat terstandardisasi dengan standar regulasi yang dinilai bagus bagi seluruh rumah sakit.
"Kalau dulu, masyarakat mau ke rumah sakit, rekam medisnya di rumah sakit A, kalau pindah ke rumah sakit B, sudah tidak ada lagi rekam medisnya. Kalau sekarang mau pindah ke rumah sakit manapun, rumah sakit bisa mengakses riwayat rekam medis pasien," jelasnya.
Namun di sisi lain, ia mengakui bahwa masyarakat masih banyak yang belum teredukasi lebih optimal. Kendalanya ada pada keterbatasan informasi, teknologi dan sinyal jaringan, sehingga perlu kader untuk mensosialisasikan secara lebih luas agar informasi ini sampai kepada masyarakat.
Anggota Komisi E DPRD Jatim dari Fraksi Partai Gerindra, Cahyo Harjo Prakoso mengatakan, bahwa fungsi legislator sebagai pengawas terhadap kebijakan atau perundangan-undangan daerah. Salah satu caranya melalui sarasehan seperti ini.
Cahyo menegaskan, pelayanan kesehatan memiliki peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia.
"Kita tahu, kesehatan ini adalah suatu fondasi utama dalam pembentukan SDM yang kuat dan SDM yang kuat adalah fondasi dari kemajuan suatu bangsa," jelasnya.
Ketua DPC Gerindra Surabaya ini mengapresiasi materi yang disampaikan oleh dr Dwi. Di mana sepanjang diskusi, terjadi komunikasi dua arah dan penyebaran informasi mengenai perkembangan teknologi kesehatan yang bisa mereka manfaatkan.
"Saat ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah melakukan upgrading kualitas kesehatan melalui transformasi digital," katanya.
Maka, lanjut Cahyo, dengan adanya transformasi digital ini tidak ada lagi kendala dari sisi pelayanan dan kemudahan informasi layanan kesehatan.
Sementara terkait problem yang membayangi, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan pihak rumah sakit umum daerah, dinas kesehatan serta pihak terkait.
"Karena kebetulan kami di Komisi E membidangi hal itu, bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas pelayanan dan meminimalisir potensi-potensi terjadinya penumpukan-penumpukan pasien ataupun lainnya," ujar Cahyo.
Ia juga menyatakan siap untuk bekerjasama dengan pemerintah maupun asosiasi kesehatan dan tokoh kesehatan dalam rangka memberikan masukan kepada pemerintah daerah maupun menyampaikan informasi bagi masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Sebagai Anggota Komisi E DPRD Jatim, Cahyo melihat bahwa biaya dalam penanganan kesehatan memang sangat besar.
"Tetapi investasi untuk kepentingan SDM itu menurut saya tidak ada harganya, tinggal kita bagaimana anggarannya betul-betul efisien dan bisa diaplikasikan dengan baik," tandasnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |