Peristiwa Daerah Pilkada 2024

Bambang Hidayah Membedah Peranan BBWS untuk Sumber Air Kota Banjar

Minggu, 10 November 2024 - 15:25 | 39.09k
Bambang Hidayah, paslon no 4 Pilkada Banjar, yang merupakan mantan Kepala BBWS Citanduy jelaskan peranan BBWS di Kota Banjar. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)
Bambang Hidayah, paslon no 4 Pilkada Banjar, yang merupakan mantan Kepala BBWS Citanduy jelaskan peranan BBWS di Kota Banjar. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANJAR – Suhu kontestasi Pilkada Kota Banjar 2024 mulai memanas usai debat publik perdana digelar KPU, Selasa pekan ini.

Di tengah tema debat yang mengangkat tentang bagaimana mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan Kota Banjar melalui peningkatan pelayanan dasar yang efisien dan berkeadilan, keberadaan institusi BBWS menguak pasca adanya kritik pedas dari Paslon Wali Kota no urut 3, Sudarsono.

Advertisement

Ia menyatakan bahwa jika dirinya terpilih nanti maka pihaknya akan meminta BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) untuk membangun destinasi wisata air dari Sungai Citanduy.

"Selama dua puluh tahun ada di Kota Banjar, BBWS belum pernah ada berkontribusi terhadap pembangunan di Kota Banjar," cetusnya di atas panggung debat.

Pernyataan Sudarsono yang menukik ke institusi BBWS dalam debat dublik perdana tersebut langsung menuai reaksi yang beragam di masyarakat.

Salah satunya Tokoh eksponen Forum Peningkatan Status Kotif Banjar (FPSKB), Sulyanati yang menyayangkan pernyataan tersebut tidak didasari kajian yang kuat.

"Karena kita ketahui bersama bahwa selama ini BBWS memiliki peranan yang vital ya di Kota Banjar baik dalam tata kelola sumber daya air maupun pengairan yang berdampak terhadap pertanian," ungkapnya.

Sulyanati menambahkan bahwa BBWS dalam Tata kelola sumber daya air dan managerial tata kelola pengairan tentunya akan berdampak terhadap dunia pertanian di Kota Banjar.

Membedah peranan BBWS dalam pembangunan di Kota Banjar, dijabarkan beberapa poin oleh Bambang Hidayah, paslon Wali Kota no 4, mantan Kepala BBWS yang berpasangan dengan mantan Ketua KPU, Dani Danial Muhklis.

"Masyarakat tentu tidak akan lupa dengan beberapa kebijakan dan program yang dibesut BBWS, salah satunya bangunan pengendalian banjir," terangnya kepada TIMES Indonesia, Minggu (10/11/2024).

Sejak awal tahun 1970-an, Kota Banjar yang saat itu masih merupakan Ibukota Kewadanaan sering dilanda banjir akibat meluapnya sungai Citanduy.

BBWS Citanduy yang kala itu masih bernama Procit membangun pengendalian banjir dengan membangun tanggul-tanggul banjir dan dinding penahan tanah/lereng sungai dengan turap atau sheet pile di kota Banjar.

"Alhamdulillah setelah dibangunnya tanggul banjir Kota Banjar dan sekitarnya dan jalan lintas Provinsi juga bebas dari banjir sampai dengan sekarang," kisah Bambang.

Dibawah kepemimpinan Bambang saat itu, IPA atau water treatment plant (WTP) Situbatu akhirnya berhasil dibangun oleh BPPW (Balai Prasarana Permukiman Wilayah) Ditjen Ciptakarya, kementeriaan PUPR dan sudah disuplai air baku melalui intake Balokang dan jaringan transmisi air baku sebesar 50 liter/detik yang dibangun tahun 2021.

"Sebetulnya volume 50 liter/detik itu bisa untuk memenuhi kebutuhan 4.000 KK , namun yg dimanfaatkan oleh warga Banjar baru 600 KK, dikarenakan pembangunan jaringan diatribusinya yang dibangun Pemkot melalui PDAM baru bisa mengakomodir sambungan rumah sebanyak 600 SR, jadi baru 15 persen saja volume debit ai di IPA Situbatu yang termanfaatkan," jabarnya.

Selain suplai air baku atau air bersih, auplai air irigasi di Kota Banjar juga berasal dari sungai Citanduy.

Daerah Irigasi Bantar Heulang dan Lakbok Utara seluas kurang lebih 2.000 hektar yang ada di Kota Banjar, sumber air nya dari Bendungan Pataruman di Sungai Citanduy.

Bambang juga menegaskan bahwa setelah hampir 20 tahun sarana prasarana irigasi tersebut baru bisa dilakukan rehabilitasi pada tahun 2022 dengan sumber dana APBN oleh BBWS Citanduy yang waktu itu dipimpinnya.

"Sekarang hasilnya sudah bagus. Namun dikarenakan BBWS kewenangannya hanya menangani jaringan utama, jadi yang direhabilitasi hanya saluran primer dan sekunder sementara saluran tersier atau saluran kecilnya secara umum belum diperbaiki karena itu bukan kewenangan pusat atau BBWS. Sehingga secara sarana dan prasarana belum berfungsi secara optimal," ujarnya.

Menanggapi pernyataan Sudarsono di panggung debat, Bambang mengatakan bahwa argumentasi yang ditujukan kepada institusi yang pernah dipimpinnya tersebut tidak mendasar.

"Mungkin beliau lupa," imbuhnya.

Iwan, salah satu masyarakat di Kota Banjar berharap debat kedua pada 20 November mendatang lebih bermutu.

"Semoga debat selanjutnya lebih bermutu, supaya kita bisa melihat calon pemimpin yang layak kita pilih nanti," harapnya.

Menurutnya, debat paslon jangan hanya menyampaikan visi misi tanpa rencana aksi, ada adu gagasannya yang ditonjolkan.

"Jadi step by step nya harus jelas, quick wins nya apa, next steps seperti apa dan Ada plan A, plan B dan plan C," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES