Peristiwa Daerah

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo Tinjau Sistem Pengelolaan Air di PJT 1

Rabu, 20 November 2024 - 16:37 | 17.48k
Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Dody Hanggodo (tengah) bersama petinggi PU dan PJT 1 saat berada di command center PJT 1 Kota Malang, Rabu (20/11/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Dody Hanggodo (tengah) bersama petinggi PU dan PJT 1 saat berada di command center PJT 1 Kota Malang, Rabu (20/11/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Dody Hanggodo, melakukan kunjungan kerja ke Perum Jasa Tirta 1 (PJT 1) di Kota Malang, Rabu (20/11/2024). Dalam kunjungan ini, ia meninjau langsung Sistem Pengelolaan Air yang diterapkan PJT 1, termasuk operasional pengendalian waduk yang menggunakan teknologi canggih untuk mendukung pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan. 

Dody mengapresiasi kecanggihan operasional PJT 1, terutama dalam pengendalian waduk. Namun, ia juga menyoroti sejumlah tantangan utama, seperti sedimentasi dan masalah lingkungan di daerah hulu. 

Advertisement

"Masalah utama kita adalah sedimentasi," ujar Dody.

Dia menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama sedimentasi adalah perubahan fungsi hutan. Banyak kawasan hutan yang kini berubah menjadi lahan pertanian atau perumahan, mengurangi daya resapan air. "Ketika hujan turun, yang terbawa bukan hanya air, tetapi juga pasir dan material lainnya," tambahnya. 

Selain itu, perilaku masyarakat yang belum disiplin dalam pengelolaan sampah turut memperburuk situasi. "Sampah banyak yang dibuang ke sungai, dan akhirnya menumpuk di bendungan," kata Dody. Ia menegaskan pentingnya kesadaran kolektif untuk menjaga kebersihan sungai demi keberlanjutan waduk sebagai infrastruktur vital. 

Dalam kunjungan tersebut, Dody juga membahas perlunya inovasi teknologi untuk mengatasi dampak sedimentasi. "Kita terus berdiskusi dengan para pihak. Harapannya, selalu ada teknologi baru yang bisa mengurangi dampak sedimentasi, meskipun tidak bisa menyembuhkan sepenuhnya," jelasnya. 

Dody menekankan peran strategis waduk yang tidak hanya berfungsi mengairi sawah, tetapi juga mengendalikan banjir. Oleh karena itu, upaya pengerukan waduk secara berkala harus terus dilakukan. Namun, ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan hulu yang melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, sektor kehutanan, dan pertanian.

"Harapan kita, bagaimana hulunya bisa dilestarikan dan kualitasnya tetap terjaga," ungkapnya. 

Dody menegaskan bahwa perlindungan kawasan hulu menjadi kunci utama keberlanjutan sistem pengelolaan air. Ia mendorong sinergi lintas sektor untuk menjaga ekosistem hulu melalui program penghijauan dan pengendalian alih fungsi lahan. 

Kunjungan ini diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta masyarakat dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air dan pengelolaan waduk di Indonesia.

"Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan ketersediaan air yang berkelanjutan bagi generasi mendatang," tutup Dody.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES