Peristiwa Daerah

Jenazah KH Ridwan Nasir Tiba dari Batam Hari Ini, Dimakamkan di Pesantren Alif Lam Mim Surabaya

Kamis, 16 Januari 2025 - 11:00 | 68.03k
foto dokumen Prof. Dr. KH Ridwan Nasir, mantan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya (kini Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, UINSA). (foto: dok TIN)
foto dokumen Prof. Dr. KH Ridwan Nasir, mantan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya (kini Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, UINSA). (foto: dok TIN)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Prof. Dr. KH Ridwan Nasir, mantan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya (kini Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, UINSA), wafat dalam perjalanan pulang dari ibadah umrah.

Beliau wafat di dalam pesawat sepulang dari umrah,” ungkap Prof. KH Imam Ghazali Said, MA, melalui sambungan telepon. Menurutnya, jenazah saat ini berada di Bandara Juanda.

Advertisement

Jenazah rencananya akan diterbangkan dari Batam dan tiba di Juanda pada Kamis, 16 Januari 2025, sekitar pukul 14.00 WIB. Setelah tiba, jenazah akan dibawa ke rumah duka di Jemur Wonosari Gang Lebar. Selanjutnya, akan disalatkan di Masjid UINSA, kemudian di Masjid Al-Akbar Surabaya, dan dimakamkan di Kompleks Pesantren Alif Lam Mim Surabaya.

“Insya Allah, jenazah akan tiba sesuai jadwal. Setelah itu, prosesi pemakaman akan dilakukan dengan tertib,” ujar pihak keluarga.

Kronologi Wafatnya

Prof. Ridwan Nasir meninggal dunia saat penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Bandara Juanda. Sekitar satu jam setelah pesawat lepas landas, beliau mendadak sakit dan mengembuskan napas terakhir. Pesawat pun melakukan pendaratan darurat di Batam, di mana jenazah diturunkan. Pesawat kemudian melanjutkan perjalanan ke Surabaya.

Perjalanan Hidup dan Warisan Karya

Prof. Ridwan Nasir dikenal sebagai ahli tafsir yang disegani. Setelah menjabat sebagai rektor IAIN Sunan Ampel, beliau diangkat sebagai Kepala Yayasan Lembaga Pendidikan Khadijah Surabaya, Imam Besar Masjid Al-Akbar Surabaya, dan Mustasyar PWNU Jawa Timur.

Sebelum wafat, beliau sempat meluncurkan buku biografi berjudul Menyongsong Takdir, Meniti Asa. Buku setebal 370 halaman ini diluncurkan di Gedung Pascasarjana UINSA Surabaya sebagai bagian dari peringatan ulang tahunnya yang ke-66. Buku ini ditulis oleh Chafid Wahyudi, Wasid Mansyur, Rijal Mumazziq Z., Ali Hasan Siswanto, dan Ach. Syaiful A’la.

Dalam sambutannya saat peluncuran buku, Prof. Ridwan menjelaskan bahwa biografi ini ditulis untuk menjadi pengingat bagi anak cucu serta murid-muridnya. “Setidaknya, dari buku ini, keturunan saya bisa belajar banyak dari perjalanan hidup saya,” ujarnya.

Buku ini mengupas perjalanan hidupnya, mulai dari menjadi yatim di usia 40 hari, menimba ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng, hingga aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Rentetan pengabdian ini membawanya menjadi Rektor UINSA selama dua periode, Direktur Pascasarjana UINSA, hingga Ketua Tim Seleksi Ketua KPU Nasional.

Sosok yang Dikenang

Prof. Masdar Hilmy, Ph.D., Wakil Direktur Pascasarjana UINSA, menyebut biografi Prof. Ridwan Nasir sebagai “hamparan perjalanan hidup yang layak diapresiasi.” Ia mengisahkan bagaimana metode Prof. Ridwan dalam mengatur waktu, membangun relasi, hingga menjadi organisatoris yang andal.

“Beliau juga memiliki banyak ijazah amalan dari para kiai, seperti Shalawat Badawiyah dari KH Adlan Aly, yang sering beliau ijazahkan kepada mahasiswa dan koleganya,” ungkap Prof. Masdar.

Prof. Ali Aziz, MA, salah satu koleganya, menjuluki Prof. Ridwan sebagai Doctor Humoris Causa karena selera humornya yang tinggi. “Di mana pun beliau berada, pasti ada humor segar. Itulah yang membuatnya awet muda dan selalu ceria,” tuturnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES