Suplai Stok LPG 3Kg Terlambat, Pertamina Patra Niaga Klaim Stok Aman

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Warga Kota Tasikmalaya kembali mengalami kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram. Pada Senin (3/2/2025), antrean panjang terjadi di beberapa pangkalan, termasuk di Jalan Cieunteung, Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung. Antrean ini dipenuhi oleh warga dan pengecer yang berharap mendapatkan gas melon, sebutan LPG subsidi tersebut.
Pemilik salah satu pangkalan di Jalan Cieunteung Saebani (46) mengaku pasokan gas LPG 3 kg ke pangkalannya mengalami keterlambatan sehingga mengakibatkan antrean.
Advertisement
"Ya memang pasokan gas mengalami keterlambatan walaupun beberapa jam, sehingga terjadi antrean ditambah lagi adanya isue sejak hari Sabtu kemarin pembelian gas harus langsung ke pangkalan, mungkin ini kepanikan masyarakat takut nga kebagian," kata Saebani kepada TIMES Indonesia, Senin (3/2/2025).
Meski terjadi kelangkaan di tingkat masyarakat, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memastikan bahwa pasokan dan distribusi gas LPG 3kg tetap aman. Area Manager Comrel dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan, menegaskan bahwa stok LPG 3kg masih mencukupi dan telah didistribusikan sesuai kebutuhan.
"Perihal Stok dan pasokan sudah aman, namun untuk angka jumlah kebutuhannya harus dicek dulu," kata Eko ketika dikonfirmasi awak media, Senin (3/2/2025).
Ia juga memastikan bahwa tidak ada pengurangan jumlah pengiriman gas LPG ukuran 3kg ke sejumlah pangkalan di Tasikmalaya.
"Ya, Pasokan itu tentu sudah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang berhak membeli LPG 3kg yang merupakan barang bersubsidi," ungkapnya.
Sebelumnya, antrean panjang di beberapa pangkalan dipicu oleh kebijakan baru yang melarang pengecer melayani langsung masyarakat. Akibatnya, masyarakat yang biasa membeli di pengecer kini beralih langsung ke pangkalan, menyebabkan permintaan LPG di pangkalan meningkat tajam.
Fenomena ini terlihat di pangkalan Jalan Cieunteung, di mana warga harus mengantre panjang demi mendapatkan LPG 3 kg. Beberapa warga mengaku bahwa sebelum kebijakan ini diterapkan, mereka bisa dengan mudah mendapatkan gas di pengecer tanpa harus mengantre di pangkalan resmi.
"Biasanya saya beli di warung dekat rumah, tapi sekarang mereka tidak bisa jual lagi. Akhirnya saya harus datang ke pangkalan, dan ternyata di sini antreannya panjang sekali," ujar Dedi (43), seorang warga Cilembang.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menegaskan bahwa pihaknya tetap menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah melalui Kementerian ESDM terkait distribusi LPG 3 kg.
"Kami menghimbau masyarakat untuk membeli langsung di pangkalan resmi," tuturnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa pengecer yang ingin tetap menjual LPG 3 kg harus memenuhi ketentuan sebagai pangkalan resmi. Dengan demikian, harga yang diberikan kepada masyarakat tetap sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah.
"Bagi masyarakat, pembelian di pangkalan resmi LPG 3 kg tentu lebih murah harganya dibandingkan pengecer, karena harga jualnya sesuai dengan HET," tambah Heppy.
Meski pihak Pertamina mengklaim stok dan distribusi aman, realitas di lapangan menunjukkan bahwa warga masih mengalami kesulitan mendapatkan gas LPG 3kg. Kondisi ini bukan pertama kali terjadi di Tasikmalaya, bahkan hampir setiap tahun persoalan distribusi LPG subsidi ini muncul.
Sementara itu, masyarakat diminta untuk tetap membeli di pangkalan resmi agar harga yang diterima sesuai dengan ketetapan pemerintah. Jika ditemukan indikasi permainan harga atau distribusi yang tidak sesuai, masyarakat bisa melaporkannya ke pihak berwenang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |