Potong Rambut Gratis, Kisah Tukang Cukur di Banyuwangi Menyisir Kebaikan

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kisah inspiratif datang dari warga Desa Banjarsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur. Siswandi (48), seorang tukang cukur yang kerap kali berbagi kebaikan dengan rutin menggelar layanan potong rambut gratis bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PPKS).
Aksi sosialnya ini bermula dari rasa empati dan dorongan hatinya untuk membantu sesama. Sejak pertengahan 2024, Siswandi memberikan layanan potong rambut gratis bagi warga lansia, disabilitas, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), dan anak-anak yatim.
Advertisement
Siswandi merasa bahwa berbagi kebaikan adalah kewajiban, dan melihat senyuman di wajah mereka yang dia bantu merupakan kebahagiaan tak ternilai. Menurutnya, apa yang dia lakukan selama ini sesuai dengan prinsipnya yakni “Hidup hanya sekali, Hiduplah yang berarti”.
“Kami ingin membantu sesama, terutama bagi mereka yang kurang beruntung. Selagi masih diberi umur dan kesehatan, Insya Allah ingin terus bermanfaat,” kata Siswandi, saat menggelar bakti sosial di Panti Asuhan Mutiara Insan, Banyuwangi, Jum’at (21/2/2025).
Setiap Jum’at, suami Siti Jamilah (46), itu dan rekan seprofesinya, datang ke panti asuhan Mutiara Insan, Graha Lansia, dan Graha Difabel Banyuwangi untuk memberikan layanan cukur gratis.
Sosok inspiratif, Siswandi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)
Dengan gunting dan sisirnya, dia tidak hanya merapikan rambut, tetapi juga menyisir kebaikan yang menyebar ke seluruh penjuru kota.
Meski penghasilannya hanya sekitar Rp3 Juta, ayah dari Fajar Alfian Fauzani (23) dan Zaki Sofan Kafiludin (17), itu mengaku tak pernah merasa rugi. Baginya, kebahagiaan yang dia dapatkan dari membantu orang lain jauh lebih berharga daripada sekedar materi.
“Uang bisa dicari, tapi kebaikan yang kita tanam, itu nggak ternilai harganya. Apalagi kalau lihat mereka tersenyum puas setelah rambutnya rapi, di hati itu rasanya gimana gitu,” ucap owner Fajar Barberhsop itu sambil tersenyum.
Jiwa sosial Siswandi, ternyata juga ditularkan ke dua anaknya. Dia kerap kali mengajak buah hatinya untuk turut ikut membantu dalam kegiatan sosial yang selama ini dia gelar. Menurutnya, dengan mengajak mereka adalah cara untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan sejak dini.
“Saya ingin mereka (anaknya) tahu bahwa hidup itu nggak cuma soal cari uang atau kesenangan pribadi. Ada kebahagiaan yang lebih besar ketika kita bisa bantu orang lain,” tutur pria yang sudah terjun di dunia potong rambut sejak tahun 2006 itu.
Meskipun penghasilan Siswandi terbilang pas-pasan, semangat dan keikhlasannya dalam berbagi kebaikan menjadi tamparan halus bagi kita yang mungkin memiliki rezeki lebih namun belum tergerak untuk peduli kepada sesama.
Kisahnya mengingatkan bahwa kebermanfaatan hidup tidak diukur dari seberapa besar harta yang dimiliki, melainkan dari sejauh mana kehadiran kita mampu membawa senyum dan kebahagiaan bagi orang lain. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |