Semarak Pawai Takbir Kotagede 1446 H, Didorong Masuk Kalender Pariwisata Yogyakarta

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Ribuan warga tumpah ruah di Kotagede untuk menyaksikan Pawai Takbir yang diselenggarakan oleh Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kotagede pada Minggu (30/3/2025).
Tradisi tahunan ini semakin meriah dengan kehadiran 24 peserta yang menggemakan takbir sepanjang rute Jalan Protokol Kotagede, mulai dari Nyi Pembayun, Jalan Kemasan, hingga Jalan Mondorakan. Tahun ini, pawai mengusung tema “Kebangkitan Islam di Bumi Nusantara”, sebagai wujud syiar Islam dalam balutan budaya lokal.
Advertisement
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, yang hadir dalam pembukaan acara, menilai bahwa Pawai Takbir Kotagede berpotensi menjadi bagian dari kalender resmi event pariwisata Kota Yogyakarta. Ia menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya memperkuat tradisi keagamaan, tetapi juga bisa menarik wisatawan untuk lebih mengenal sejarah Islam di Kotagede.
"Kami sangat mendukung jika pawai ini masuk dalam kalender event tahunan Yogyakarta. Selain memperkuat budaya Islam, acara ini juga bisa menjadi daya tarik wisata religi yang khas di Kotagede," kata Wawan Harmawan dalam sambutannya.
Selain itu, ia menegaskan pentingnya menjaga kebersihan selama acara berlangsung. Wawan mengimbau panitia dan masyarakat agar tetap menjaga lingkungan tetap bersih meski acara berlangsung meriah.
"Kami berharap setelah acara selesai, kawasan ini tetap bersih. Mari bersama-sama bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan," tambahnya.
Lebih lanjut, Wawan juga menyoroti peran pelaku UMKM di Kotagede agar semakin berkembang. Ia mencontohkan produk lokal seperti Kopi SadaDjiwa yang memiliki potensi besar untuk lebih dikenal luas. Ia juga mendorong para pelaku usaha untuk lebih memperhatikan aspek ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan wadah sekali pakai.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya Pawai Takbir Kotagede. Menurutnya, pawai ini bukan sekadar perayaan malam takbiran, tetapi juga menjadi bagian dari syiar Islam yang terus dilestarikan.
"Kotagede memiliki sejarah panjang dalam peradaban Islam di Yogyakarta. Pawai ini bukan hanya sekadar menyambut Idul Fitri, tetapi juga mencerminkan semangat Muhammadiyah dalam membangun peradaban Islam yang berkemajuan," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kotagede, Muhammad Hatta, mengungkapkan bahwa Pawai Takbir Kotagede telah berlangsung lebih dari dua dekade dan kini menjadi ikon tahunan di wilayah tersebut. Meski demikian, ia mengakui bahwa pawai kerap menyebabkan kemacetan di beberapa titik jalan.
"Kami memahami bahwa antusiasme masyarakat sangat tinggi sehingga menyebabkan kemacetan. Namun, kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak agar acara ini tetap berjalan lancar dan nyaman untuk semua," jelas Muhammad Hatta.
Tak hanya pejabat dan panitia, warga yang hadir pun turut memberikan tanggapan positif terhadap acara ini. Salah satu warga, Rina (35), mengaku senang dengan adanya pawai takbir yang meriah dan penuh semangat.
"Acara ini selalu saya nantikan setiap tahun. Suasananya sangat syahdu, meriah, dan penuh kebersamaan. Semoga bisa terus dilaksanakan dengan lebih baik lagi," ujar Rina.
Senada dengan itu, Adi (40), seorang warga asli Kotagede, menyebut pawai ini sebagai ajang yang menghidupkan kembali semangat religius masyarakat.
"Saya bangga dengan tradisi ini. Selain sebagai syiar Islam, ini juga bisa menjadi daya tarik wisata. Semoga bisa semakin dikenal luas dan terus berkembang," tuturnya.
Dengan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, Takbir Jogja Festival 1446 H diharapkan tetap menjadi tradisi yang meriah dalam menyambut Idul Fitri, sekaligus memperkenalkan budaya Kotagede sebagai destinasi wisata religi yang semakin dikenal, baik di tingkat nasional maupun internasional. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |