Tokoh Agama di Bondowoso Minta Warga Tak Terprovokasi Polemik Fuad Plered

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Kasus Muhammad Fuad Riyadi atau Fuad Plered yang diduga menghina Guru Tua kini menimbulkan berbagai polemik di kalangan masyarakat.
Guru Tua atau Idrus bin Salim Al-Jufry dinilai sebagai pejuang, sehingga tidak heran jika banyak reaksi publik ketika ada yang menduga menghinanya.
Advertisement
Dugaan penghinaan yang dilakukan oleh Fuad Plered tersebut menimbulkan kegaduhan di tengah-tengah publik.
Oleh karena itu, tokoh agama di Bondowoso, Gus Nawawi Maksum meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan polemik tersebut. Apalagi memberikan reaksi yang berlebihan.
Sebab kata dia, reaksi yang berlebihan tidak akan menjadi solusi dan jalan keluar. Tapi justru akan menimbulkan masalah baru.
“Masyarakat harus menjaga kondusifitas dan menjaga persatuan. Jangan bereaksi berlebihan,” kata dia, Senin (14/4/2025).
Gus Nawawi menyayangkan penghinaan terhadap penyebar Islam di Sulawesi tersebut. Namun masyarakat tetap harus bersikap bijak terhadap pernyataan Fuad Plered.
Sebab kata dia, reaksi yang berlebihan juga berpotensi merugikan Umat Islam. Sehingga Umat Islam harus tetap menahan diri dan tidak terjebak dalam narasi yang dapat memecah belah umat. “Mari kita sikapi persoalan ini dengan kepala dingin,” imbau dia.
Menurutnya, sepatutnya para ulama di Nusantara ini baik itu habaib atau kiai saling menghormati, dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa tidak terpancing oleh hal-hal untuk memecah belah bangsa.
“Kita wajib menjaga marwah para ulama. Tapi kita juga harus menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung akhlak dan kedamaian," jelas dia.
Dia juga mengimbau masyarakat tidak terjebak pernyataan tokoh yang mengajak perang dalam kasus ini. Jangan terprovokasi dengan Habib Rizieq yang mengajak perang,” tegas dia.
Dia meminta masyarakat memasrahkan kasus ini ke penegak hukum. Apalagi kabarnya telah ditangani Polda Sulawesi Tengah. Bahkan perkembangan terbaru, Polda Sulteng telah memeriksa 7 orang sebagai saksi.
Gus Nawawi meminta semua pihak untuk mempercayakan sepenuhnya proses penanganan kepada aparat penegak hukum.
"Jangan main hakim sendiri. Jika main hakim sendiri, justru berpotensi memperkeruh suasana dan merugikan banyak pihak," tegas dia.
Namun dia berharap aparat hukum bergerak cepat mengambil langkah hukum atas dugaan tindak pidana SARA agar masyarakat merasa memperoleh keadilan.
Hukum yang adil juga diperlukan untuk memberikan efek jera terhadap setiap upaya provokasi yang berpotensi merusak harmoni dan persatuan.
"Langkah-langkah penegakan hukum perlu segera diambil secara profesional dan transparan, guna memberikan rasa keadilan serta menenangkan keresahan publik," ucap dia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |