Gandeng Investor, Banyuwangi Bakal Sulap Pulau Tabuhan Jadi Destinasi Kelas Dunia

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, kembali menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan sektor pariwisata.
Kali ini, pemerintah daerah setempat berencana akan menggandeng pihak investor untuk mempersolek Pulau Tabuhan menjadi destinasi kelas dunia.
Advertisement
Rencana ini selain untuk meningkatkan kemandirian fiskal daerah dengan memaksimalkan aset yang ada, sekaligus melanjutkan investasi Pulau Tabuhan yang sebelumnya sempat tertunda.
Wakil Bupati Banyuwangi, Ir. H. Mujiono, MSi, menyampaikan bahwa Pulau Tabuhan memiliki potensi besar untuk dijadikan destinasi wisata premium. Maka dari itu, Pemkab Banyuwangi berencana melanjutkan kerjasama dengan pihak swasta (PT. Paragon) untuk mengembangkan pulau eksotis tersebut.
"Potensi Pulau Tabuhan ini luar biasa, sehingga sudah saatnya dioptimalkan," ujar Mujiono, Rabu, (23/4/2025).
Meskipun pengelolaan pulau akan melibatkan pihak swasta, Mujiono memberikan jaminan bahwa pengembangan tidak akan dilakukan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan dan kepentingan masyarakat lokal.
Pemkab berkomitmen untuk memastikan adanya keseimbangan antara area privat untuk wisatawan dan area publik yang tetap dapat diakses oleh masyarakat.
"Nantinya akan ada kawasan yang private dan juga ada kawasan yang terbuka untuk umum. Jadi, masyarakat tetap bisa menikmati, dan ini akan menjadi win-win solution," jelasnya.
Sekadar diketahui, Pembahasan mengenai investasi Pulau Tabuhan bahkan sempat mencuat dalam rapat paripurna pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) anggaran 2024 di DPRD Banyuwangi pada Kamis, 17 April 2025 lalu.
Sebagai upaya untuk mewujudkan kemandirian fiskal daerah. Pemkab Banyuwangi juga tengah mengevaluasi sejumlah aset yang dinilai memiliki potensi besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Beberapa aset yang menjadi sorotan adalah Terminal Pariwisata Terpadu, yang dinilai memiliki potensi besar namun belum optimal, serta dormitory yang konsep awalnya untuk backpacker dianggap belum sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pemkab Banyuwangi kini tengah menyempurnakan konsep dan standar layanan dari fasilitas-fasilitas tersebut.
Penataan kawasan UMKM dan kuliner juga menjadi prioritas Pemkab. Proses penataan sedang berjalan dengan target untuk memberikan wajah baru yang lebih menarik dan terintegrasi, sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
"Kami sedang merancang ulang penataannya agar lebih menarik, terintegrasi, dan tentu saja mendukung pelaku usaha lokal," ungkap Mujiono.
Untuk menarik investasi yang lebih luas, Pemkab Banyuwangi terus membuka diri terhadap berbagai peluang. Sejumlah investor telah menunjukkan minat di berbagai sektor, mulai dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pengembangan energi panas bumi (geothermal), hingga optimalisasi aset PT. INKA (Industri Kereta Api Indonesia).
Bahkan, beberapa investor dari sektor hospitality juga menyatakan ketertarikannya untuk membangun hotel dan pusat perbelanjaan.
"Ada hotel dan mall yang mau masuk, akan tetapi masih kami kaji kembali, karena mengajukan konsep terintegrasi dalam satu tempat. Saat ini masih dalam kajian," jelasnya.
Upaya promosi investasi juga merambah lintas provinsi. Salah satunya adalah dengan menjalin kerjasama dengan pemilik jaringan pusat oleh-oleh ternama dari Bali, Khrisna, untuk membuka cabang di Banyuwangi.
Selain itu, rencana pengoperasian kapal cepat tujuan Bali terus dimatangkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan konektivitas pariwisata antar wilayah.
"Untuk kapal cepat diperkirakan sudah akan beroperasi pada Juli 2025. Sementara dengan pemilik pusat oleh-oleh Khrisna kini masih penjajakan," imbuhnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |