Peristiwa Daerah

KPH Yudanegara: Jogoboyo Jangan Takut Tolak Mafia Tanah yang Ngaku dari Keraton

Kamis, 24 April 2025 - 10:12 | 7.91k
Kepala Dinas PM2PS DIY, KPH Yudanegara saaat menghadiri acara syawalan Jogoboyo se-Kabupaten Sleman di Hotel Lotus, Jalan Magelang, Sleman. (FOTO: A Riyadi/TIMES Indonesia)
Kepala Dinas PM2PS DIY, KPH Yudanegara saaat menghadiri acara syawalan Jogoboyo se-Kabupaten Sleman di Hotel Lotus, Jalan Magelang, Sleman. (FOTO: A Riyadi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Peringatan keras datang dari Kepala Dinas PM2PS DIY, KPH Yudanegara kepada seluruh perangkat kalurahan di Kabupaten Sleman, khususnya para Jogoboyo.

Dalam acara syawalan Jogoboyo se-Kabupaten Sleman yang digelar di Hotel Lotus, Jalan Magelang, Rabu (23/4/2025), KPH Yudanegara menegaskan pentingnya menjaga aset tanah yang menjadi milik desa dan keraton, termasuk tanah kas desa, Sultan Ground (SG) dan PA Ground.

Advertisement

“Kalau ada persoalan tanah, jangan main sendiri. Koordinasi dengan kami, dengan Keraton. Jogoboyo adalah benteng pertahanan aset desa,” tegas KPH Yudanegara.

Dalam kesempatan itu, KPH Yudanegara juga mengungkapkan keprihatinannya atas kasus hukum yang menimpa seorang lurah di Sleman yang kini jadi tersangka karena penyalahgunaan tanah desa.

Ia berharap kejadian serupa tidak terulang, dan meminta seluruh lurah bekerja sesuai regulasi.

acara-7.jpg

“Jangan main-main. Semua sudah ada aturannya. Kalau ragu, mending tanya dulu daripada nanti tersandung hukum,” ujar KPH Yudanegara dalam acara yang dihadiri para Jogoboyo dan Wabup Sleman Danang Maharsa.

Senada, Raden Mas Gusthilantika Marrel Suryokusumo alias Mas Marrel, juga memperingatkan adanya modus baru penipuan yang marak terjadi di kalurahan. Banyak oknum mengaku sebagai bagian dari keluarga Keraton Yogyakarta untuk mengurus tanah.

“Kalau ada yang ngaku-ngaku dari keraton, cek dulu! Jangan langsung percaya. Kami banyak terima laporan soal ini,” ungkap Mas Marrel.

Ia juga menegaskan bahwa urusan resmi pertanahan dari Keraton selalu melalui prosedur yang jelas. Jadi, jika ada pihak yang datang tanpa surat resmi, patut dicurigai.

“Jangan takut bilang ‘tidak’. Kalau perlu, laporkan langsung ke saya, ke Kanjeng Ratu, atau Kanjeng Yudho,” tegas Mas Marrel.

Mas Marrel juga menyoroti pentingnya peran Jogoboyo dalam menjaga lingkungan. Selain soal aset tanah, ia juga meminta mereka aktif menjaga tata ruang dan penanganan sampah di wilayah masing-masing.

“Jogoboyo bukan hanya soal tanah. Tapi juga garda depan dalam menjaga kelestarian lingkungan desa,” kata Mas Marrel. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES