Peristiwa Daerah

Moment Wali Kota Malang 'Diklambeni NU' di Acara Halal Bihalal PCNU

Kamis, 24 April 2025 - 14:02 | 7.34k
Wali Kota Malang mengenakan seragam NU saat memberikan sambutan dalam acara halal bihalal keluarga besar NU Kota Malang di Unisma, Kamis (24/4/2025). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Wali Kota Malang mengenakan seragam NU saat memberikan sambutan dalam acara halal bihalal keluarga besar NU Kota Malang di Unisma, Kamis (24/4/2025). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Ada yang menarik dalam acara Halal Bihalal keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) Kota Malang yang digelar di Universitas Islam Malang (Unisma), Kamis (24/4/2025). Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, tampak berganti baju di tengah acara. Dia datang dengan mengenakan kemeja putih, namun pulang berbaju batik hijau yang menjadi seragam NU.

Kemeja batik hijau itu diberikan oleh Ketua PCNU Kota Malang, Dr. KH Isroqunajah atau Gus Is, sesaat sebelum Wali Kota Malang memberikan sambutan di hadapan ratusan warga Nahdliyin yang ikut halal bihalal. Setelah diberikan baju, Wahyu Hidayat lantas pergi ke belakangan panggung untuk ganti baju.

Advertisement

Sekitar 3 menit, dia akhirnya kembali ke naik podium dan langsung memberikan sambutan.  "Ukurannya XL, biasanya (saya pakai) L, Gus Is terima kasih, mungkin ini supaya saya agak gemukan lagi," candanya.

Serah terima baju ini menjadi momen istimewa yang mengundang perhatian ratusan peserta yang hadir. Setelah menerima baju, Wahyu Hidayat yang awalnya mengenakan kemeja putih, langsung menuju belakang panggung untuk mengganti pakaiannya. Tiga menit berselang, ia kembali ke panggung mengenakan batik hijau berlengan panjang khas NU, sebelum memberikan sambutan.

acara-9.jpg

“Ukurannya XL, biasanya saya pakai L. Gus Is, terima kasih. Mungkin ini supaya saya agak gemukan lagi,” canda Wahyu yang disambut gelak tawa hadirin.

Dalam sambutannya, Wahyu menekankan pentingnya esensi halal bihalal sebagai sarana memperkuat tali persaudaraan dan mempererat ukhuwah.

“Acara ini bukan sekadar tradisi silaturahmi, namun juga momentum untuk memperkuat kebersamaan dan keakraban antarelemen masyarakat,” ujarnya.

Wahyu Hidayat juga menyampaikan komitmen Pemerintah Kota Malang untuk menjadikan Malang Mbois Berkelas melalui empat misi pembangunan. Yakni, membangun sumber daya manusia yang berbudaya, optimis dan inovatif; menciptakan perekonomian mandiri dan adaptif; mewujudkan lingkungan kota yang lestari dan kolaboratif; serta menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efisien dan sinergis.

Sebagai bentuk konkret, Pemkot Malang menghadirkan program unggulan Dasa Bakti yang dirancang menyentuh langsung berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, Wahyu menegaskan pentingnya kolaborasi dengan berbagai elemen, termasuk Nahdlatul Ulama.

“Peran NU sangat krusial dalam menciptakan atmosfer kehidupan yang agamis dan membentuk karakter masyarakat yang islami. Nilai-nilai ketauhidan yang diusung NU menjadi dasar dalam memperkuat iman dan takwa masyarakat Kota Malang,” jelasnya.

Momen Wali Kota Malang “diklambeni NU” ini menjadi simbol sinergi erat antara pemerintah dan organisasi keagamaan dalam membangun kota yang harmonis, religius, dan bermartabat.

Berikut penulisan ulang pernyataan Ketua PCNU Kota Malang, Dr. Isroqunnajah, dalam gaya yang lebih tertata dan mengalir:

Sementara itu, Ketua PCNU Kota Malang, Dr. KH. Isroqunnajah, menyampaikan rasa syukurnya atas berjalannya proses Pilkada dengan aman dan kondusif. Ia mengakui bahwa selama masa Pilkada, warga Nahdliyin tentu memiliki pilihan politik yang beragam.

acara-10.jpg

“Waktu Pilkada, semua punya baju politik masing-masing. Tapi Alhamdulillah, semua telah selesai dengan baik. Kini saatnya kita kembali menyatukan visi untuk membangun bersama,” ujarnya.

Menurut Gus Is, keberagaman yang terjadi selama kontestasi politik adalah hal wajar. Namun setelahnya, persatuan harus kembali dikedepankan, terutama demi menyukseskan berbagai program yang akan dijalankan PCNU Kota Malang ke depan.

Ia menggambarkan Kota Malang layaknya beras: memiliki karakter yang cenderung individualistik. Namun, tanah tempat ia tumbuh memiliki daya lekat yang kuat. “Artinya, sekalipun warganya punya karakter yang mandiri dan beragam, tetap ada daya ikat yang bisa menyatukan kita, yaitu kebersamaan dan nilai-nilai ke-NU-an,” tuturnya.

Gus Is menekankan pentingnya kolaborasi antar elemen masyarakat, termasuk dengan Pemerintah Kota Malang, agar program-program NU ke depan bisa lebih efektif dan berdampak luas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES