Peristiwa Daerah

Desa Talunombo Wonosobo Kembangkan Energi Mikrohidro secara Swadaya

Sabtu, 03 Mei 2025 - 19:10 | 19.63k
Mikrohidro, pembangkit listrik skala kecil yang sedang dikembangkan oleh Desa Talunombo, Sapuran pada Sabtu, (3/5/2025). (FOTO: Mutakim/TIMES  Indonesia)
Mikrohidro, pembangkit listrik skala kecil yang sedang dikembangkan oleh Desa Talunombo, Sapuran pada Sabtu, (3/5/2025). (FOTO: Mutakim/TIMES  Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, WONOSOBO – Pemerintah Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, bersama masyarakat setempat berhasil membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro sebagai bagian dari program ketahanan energi berbasis sumber daya terbarukan.

Mikrohidro merupakan pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan aliran air, seperti irigasi, sungai, atau air terjun alami, sebagai tenaga penggerak. Di Desa Talunombo, pembangunan mikrohidro ini terletak di aliran air terjun (curug) desa setempat, memanfaatkan ketinggian jatuhan dan debit air sebagai sumber energi.

Advertisement

Kepala Desa Talunombo Badarudin menjelaskan bahwa listrik yang dihasilkan dari mikrohidro akan dimanfaatkan untuk penerangan jalan desa dan menunjang kebutuhan listrik warga yang menjalankan usaha produktif.

“Untuk tahap awal, kami membangun satu turbin dengan kapasitas 600 volt. Ke depan, kapasitasnya akan terus ditingkatkan,” ujar Badarudin, Sabtu, (3/5/2025).

listrik-2.jpgBeberapa orang sedang melakukan perawatan terhadap sistem mikrohidro pada Sabtu, (3/5/2025). (FOTO: Mutakim/TIMES  Indonesia)

Ia menambahkan, pembangkit mikrohidro tersebut saat ini telah mampu menerangi beberapa titik lampu dan menyuplai listrik ke rumah warga, sehingga membantu meringankan beban biaya listrik dari PLN.

Lebih lanjut Badarudin menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk terus dikembangkan secara berkelanjutan hingga Desa Talunombo dapat mandiri dalam hal energi.

“Selain mikrohidro, kami juga tengah mengembangkan sumber energi dari tenaga angin,” tambahnya.

Pembangunan infrastruktur energi ini sepenuhnya dibiayai secara swadaya oleh masyarakat desa dengan dana sekitar Rp13 juta. Pemerintah desa berharap program ini mendapat perhatian dan dukungan dari pihak terkait agar dapat diperluas, tidak hanya di wilayah Wonosobo, tetapi juga ke daerah lain di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES