Atasi Hama Tikus, Prabowo Kirim 1.000 Burung Hantu untuk Bantu Petani Majalengka

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Petani di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, kini memiliki pasukan baru dalam menghadapi hama tikus yang kerap merusak tanaman padi.
Sebanyak 1.000 burung hantu resmi diserahkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai bagian dari solusi hayati untuk mengendalikan populasi tikus secara alami.
Advertisement
Bantuan ini merupakan tindak lanjut dari janji Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan saat kunjungannya dalam rangka panen raya di Majalengka beberapa waktu lalu.
Presiden menilai, pendekatan hayati seperti penggunaan burung hantu sebagai predator alami merupakan solusi efektif dan ramah lingkungan untuk mengatasi persoalan klasik di sektor pertanian tersebut.
“Ini adalah bentuk nyata dari komitmen Presiden untuk mendukung petani kita. Hari ini kami serahkan 1.000 burung hantu kepada para petani Majalengka, khususnya di wilayah yang paling terdampak serangan hama tikus,” ungkap Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Yudi Sastro, Jumat (9/5/2025).
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Majalengka, Gatot Sulaeman, menyambut baik bantuan burung hantu tersebut. Ia menilai langkah ini merupakan solusi nyata untuk menjawab keresahan para petani yang selama ini kesulitan mengatasi serangan hama tikus.
Gatot menambahkan, bahwa kehadiran burung hantu akan sangat membantu dalam menjaga keberhasilan program Irigasi Padi Hemat Air (IPHA), yang saat ini tengah diterapkan oleh petani di daerah.
“IPHA merupakan teknik irigasi berselang yang mampu menghemat air hingga 30 persen dan meningkatkan produktivitas padi,” ujarnya.
Oleh karena itu, atas nama Pemerintah Kabupaten Majalengka, ia menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Presiden Prabowo serta Kementerian Pertanian atas perhatian nyata kepada petani daerah.
Gatot menandaskan, bahwa dengan pendekatan berbasis alam ini diharapkan ekosistem pertanian di Majalengka semakin sehat dan berkelanjutan, tanpa bergantung pada bahan kimia atau racun tikus yang bisa berdampak negatif pada lingkungan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |