Iring-Iringan Sesajen Sedekah Bumi Warnai Harjakapro ke-279

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Rangkaian gelaran tasyakuran Hari Jadi Kabupaten Probolinggo atau Harjakapro ke-279 diwarnai iring-iringan sesajan. Ini adalah sedakah bumi yang merupakan tradisi warga Kabupaten Probolinggo.
Sesajen sedekah bumi ini kali pertama dilakukan dalam perayaan Harjakapro. Pada tahun-tahun sebelumnya, sesajen sedekah bumi belum pernah ada.
Advertisement
Perayaan yang setiap tahun digelar di Aun-Alun Kota Kraksaan, kabupaten setempat ini memantik perhatian warga setempat yang hadir.
Iringan sesajen persembahan hasil bumi berupa buah-buahan dan sayuran sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas karunia hasil bumi.
Tradisi sedekah bumi, yang populer di Jawa, adalah contoh utama penggunaan sesajen hasil bumi. Upacara ini bertujuan untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah.
Sesajen juga dapat dipersembahkan kepada leluhur sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan rasa syukur atas bimbingan mereka.
Tasyakuran Harjakapro ini dihadiri berbagai tokoh agama di Kabupaten Probolinggo, yakni tokoh agama Islam, tokoh agama Katolik, tokoh agama Kristen, tokoh agama Hindu dan tokoh agama Budha. Forkopimda dan masyarakat umum turut meramaikan acara tersebut.
Rangkaian Harjakapro digelar selama beberapa hari setiap tahunnya dengan berbagai tampilan kesenian daerah, seperti tarian, musik gamelan, perlombaan tradisional. Tak hanya itu, kegiatan religi dan pasar rakyat juga mewarnai gelaran tersebut.
Dalam sambutannya, Bupati Probolinggo, dr. Mohammad Haris Damanhuri mengungkapkan, gelaran Harjakapro adalah memperingati hari jadi Kabupaten Probolinggo, sejak kepemimpinan Bupati Probolinggo pertama yakni Kiai Djojolelono, yang menjabat dari tahun 18 April 1746 hingga 1768.
Kepemimpinannya dianggap sebagai awal dari Kabupaten Probolinggo, yang berusia 279 tahun. Ziarah makamnya juga dilakukan setiap tahun oleh pemerintah daerah dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Probolinggo.
"Ini adalah ngaji budaya Kabupaten Probolinggo. Sesajen sedekah bumi salah satu tradisi warga Kabupaten Probolinggo, yang masih harus tetap dilestarikan," kata Bupati Haris, saat memberikan sambutan dalam rangkaian tasyakuran Harjakapro, pada Jumat (9/5/2025) malam, di Alun-Alun Kraksaan.
Dalam setiap gelaran Harjakapro setiap tahunnya kata Bupati Haris, rutin melakukan ziarah ke makam Bupati Probolinggo pertama Kiai Djojolelono.
“Ziarah makam adalah bentuk penghormatan kepada Bupati Probolinggo pertama Kiai Djojolelono, yang telah menjabat pada tahun 1748 hingga 1768," ucapnya.
Bupati Haris, juga menyampaikan, agar menjadikan peringatan Harjakapro ke-279 sebagai momentum Kebangkitan sosial ekonomi daerah bersama masyarakat melalui upaya percepatan pemulihan ekonomi terutama di sektor industri, pariwisata, investasi, kesehatan dan infrastruktur agar terus berkualitas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Sholihin Nur |