Peristiwa Daerah

Belajar Hidup Seimbang Lewat Bonsai

Sabtu, 10 Mei 2025 - 10:19 | 6.30k
Salah satu penghobi bonsai asal Desa Surowiti Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik saat mengikuti kontes Giri Kedaton Bonsai di Halaman Kantor Bupati Gresik (Foto: Akmal/TIMES Indonesia).
Salah satu penghobi bonsai asal Desa Surowiti Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik saat mengikuti kontes Giri Kedaton Bonsai di Halaman Kantor Bupati Gresik (Foto: Akmal/TIMES Indonesia).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, GRESIK – Tanaman bonsai ternyata banyak memiliki sisi keunikan. Di balik perpaduan tanaman dengan nilai seni tinggi, bonsai bagi pemiliknya mempunyai filosofi bermacam-macam.

Sonhaji, salah satu penghobi bonsai asal Desa Surowiti Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik menilai tanaman mungil itu sarat makna kehidupan.

Advertisement

Bagi Sonhaji, bonsai bukan sekadar tanaman. Ia mengutip filosofi Sunan Kalijaga, yang melihat bonsai sebagai media pembelajaran spiritual.

Menurut dia, akar dari bonsai tumbuh ke bawah dan ke tanah. Untuk itu bonsai yang bagus adalah jika akarnya kuat, sementara daun bisa rontok.

“Itu makna bahwa manusia sejatinya harus menyadari asal-usulnya. Kuatnya hidup itu karena akar,” jelasnya saat mengikuti  ajang Giri Kedaton Bonsai di halaman Kantor Bupati Gresik, Jumat (9/5/2025) sore. 

Menurutnya, bonsai adalah tanaman yang memiliki makna mendalam tentang kehidupan, baik hubungan manusia dengan alam, dan pentingnya menjaga keseimbangan.

Membentuk tanaman bonsai, kata Abah Son adalah seni yang menyatu dengan alam dan jiwa. Melalui bonsainya, dia mengajak siapa pun untuk belajar tentang keseimbangan hidup. 

Ia lantas menunjuk salah satu bonsai miliknya, di satu sisi tumbuh hijau subur, sementara di sisi lain ada dahan mati yang tetap berdiri kokoh. Meski begitu, keduanya tetap hidup berdampingan dalam satu pot.

“Itulah hidup. Ada baik, ada buruk, semuanya tetap berdiri di bumi. Alam itu seimbang. Dan kita harus bisa belajar dari sana,” tuturnya dengan bijak.

Di tengah pameran bonsai tingkat nasional itu, ahli spiritual ini menghadirkan bonsai jenis setigi berusia lima tahun yang tumbuh dalam kelas Pratama. 

Menurutnya, merawat bonsai tidak terlalu sulit. Namun butuh ketelatenan dan konsistensi yang tinggi. Tanaman itu harus disiram dan perapian ranting setiap pagi, dan sore hari 

"Bahkan bonsai jenis setigi miliknya harus disiram pakai air laut, ya karena memang tanamannya berasal dari tepi laut," katanya.

Selain menyemprotkan air, untuk mengusir hama pada bonsainya, ia juga memberikan obat-obatan nutrisi tanaman sehingga tetap bagus dan terjaga. "Intinya harus telaten itu saja," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES