Peristiwa Daerah

Ada Sentra Penghasil 11 Komoditas Unggulan Pertanian di Kabupaten Malang

Selasa, 20 Mei 2025 - 10:07 | 14.48k
Kepala Dinas TPHP Kabupaten Malang Avicenna Medisca Saniputra (kanan), saat mendampingi Bupati Malang Sanusi, bersama petani dalam acara panen raya belum lama ini. (Foto: Amin/TIMES Indonesia)
Kepala Dinas TPHP Kabupaten Malang Avicenna Medisca Saniputra (kanan), saat mendampingi Bupati Malang Sanusi, bersama petani dalam acara panen raya belum lama ini. (Foto: Amin/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Sektor pertanian di Kabupaten Malang terus menunjukkan performa menjanjikan. Di tengah dinamika pertanian nasional, daerah ini justru menjadi salah satu pilar ketahanan dan swasembada pangan di Jawa Timur, dengan berbagai capaian produktivitas dan inovasi model pertanian berkelanjutan.

Salah satu terobosan terbaru yang diterapkan adalah model Kembange Tani Bersiul—singkatan dari Kolaborasi Pembangunan Ekosistem Pertanian berbasis Keunggulan Lokal. Gagasan ini diinisiasi oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malang, sebagai upaya menyinergikan seluruh rantai produksi, mulai dari hulu hingga hilir.

Advertisement

“Model ini adalah kawasan pertanian dengan pola kemitraan modern yang terintegrasi. Kami mulai terapkan sejak dua tahun terakhir pada komoditas kentang dan tembakau, hasilnya sangat memuaskan,” ujar Kepala Dinas TPHP Kabupaten Malang, Avicenna Medisca Saniputra.

Dalam ekosistem ini, petani tidak berdiri sendiri. Proses dimulai dari penyediaan benih unggul, pembinaan budidaya, hingga pasca panen dan pemasaran yang melibatkan berbagai stakeholder. Model ini berhasil meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian.

Komoditas Unggulan 2024: Lonjakan Luas dan Hasil Panen

Dinas TPHP mencatat 11 komoditas utama dengan hasil optimal sepanjang 2024. Di antaranya, tanaman pangan: Padi dan jagung; perkebunan: Tebu dan kopi; hortikultura semusim: Cabai rawit, cabai besar, cabai keriting, bawang merah; dan hortikultura tahunan: Pisang, alpukat, jeruk.

Padi dan Jagung Kabupaten 

Produksi padi mencapai 403.037 ton gabah kering giling (GKG) dari luas tanam 62.890 hektare. Sentra produksi Kepanjen, Turen, Pakisaji, Donomulyo, Dampit.

Jagung menghasilkan 284.015 ton pipil kering dari 51.660 hektare. Sentra jagung: Donomulyo, Tumpang, Bantur, Turen, Kalipare.

Tebu dan Kopi Kabupaten Malang

Pemkab-Malang.jpg

Lahan tebu seluas 47.016 hektare menghasilkan 4,2 juta kg tebu batangan, setara 337.010 ton gula kristal putih dengan rendemen 8%. Varietas tebu dominan: BL (Bisa bertahan hingga 10 tahun), dan Inovasi baru: Penanaman varietas Cening dari Banyuwangi yang mampu produksi hingga 180 ton/hektare.

"Tebu Cening punya hablur tinggi dan rendemen hingga 10,96%, menjanjikan untuk diterapkan di Malang,” ujar Bupati Malang Sanusi, saat meninjau bibit.

Komoditas kopi memiliki 21.113 hektare lahan tanam dengan produktivitas dari 17.814 hektare menghasilkan 15.057 ton biji kopi.

Sentra kopi: Tirtoyudo, Dampit, Wonosari, Ampelgading, Sumbermanjing Wetan.

Kopi Dampit: Tetap Bertahan di Tengah Gejolak Pasar

Di Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, para petani kopi tetap bertahan meski sempat menghadapi masa suram saat pandemi. M. Nur, anggota Poktan Tani Harapan, menyebut harga kopi kini lebih stabil dan kompetitif.

“Harga bisa tembus Rp65 ribu per kilogram untuk kualitas grade satu. Kami tetap jaga kualitas, tapi yang menentukan tetap pasar,” jelasnya.

Dengan lahan minimal 250 meter persegi per petani, kelompok ini menjaga komitmen produksi dan kualitas meski fluktuasi harga masih jadi tantangan.

Dari padi hingga kopi, dari inovasi lahan hingga manajemen pasar, Kabupaten Malang membuktikan diri sebagai laboratorium hidup pertanian terintegrasi. Model Kembange Tani Bersiul bukan hanya memperkuat ekosistem pertanian, tapi menjadi kunci masa depan ekonomi berbasis pangan di tingkat lokal dan provinsi.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES