Sudah Mati 20 Tahun, Jalur Kereta Probolinggo–Pelabuhan Akan Dihidupkan Kembali!

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Rencana lama reaktivasi jalur KA atau kereta api menuju Pelabuhan Probolinggo, Jatim, kembali mengemuka. Dari Stasiun Probolinggo, jalur lama tersebut memiliki panjang 1,6 kilometer.
Rencana itu mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) di Surabaya, Selasa (24/6/2025), yang membahas potensi pemanfaatan aset PT Kereta Api Indonesia atau KAI dalam mendukung pengembangan perekonomian daerah.
Advertisement
Wali Kota Probolinggo, Dokter Aminuddin hadir dalam FGD itu menyebut, Pelabuhan Probolinggo akan melayani kegiatan ekspor-impor. Sehingga memerlukan transportasi yang memadai.
“Dibutuhkan nanti transportasi antara pelabuhan dan Stasiun Kota Probolinggo. Jaraknya 1,6 kilometer yang memang ke depan ada jalur khusus, ini yang kita pahami bahwa sebelumnya ini merupakan jalur lama dan akan kita revitalisasi lagi,” katanya.
Rel itu diketahui terakhir kali aktif pada 2003. Jalur itu ditutup karena tidak ada pengangkutan barang dan tak lagi ekonomis. Praktis transportasi barang dari dan menuju Pelabuhan Probolinggo hanya mengandalkan truk.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 Jember, menyatakan kesiapan untuk mendukung rencana mereaktivasi jalur kereta api tersebut.
“Kami siap melakukan inventarisasi terhadap aset-aset yang dikelola KAI sebagai bentuk dukungan terhadap upaya reaktivasi tersebut,” ujar Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro.
Reaktivasi jalur kereta menuju pelabuhan tersebut dinilai memiliki potensi strategis dalam memperkuat konektivitas logistik serta mendukung aktivitas ekspor-impor yang kini mulai berjalan di Pelabuhan Probolinggo.
Jalur ini sebelumnya merupakan bagian dari jaringan eksisting yang sudah lama tidak beroperasi dan saat ini tengah dikaji potensi penggunaannya kembali secara terintegrasi.
“Langkah ini merupakan bentuk sinergi antar lembaga untuk meningkatkan konektivitas transportasi berbasis rel yang andal dan efisien. KAI berkomitmen untuk terus mendukung program-program pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui moda transportasi kereta api,” lanjut Cahyo.
PT KAI sebagai penyelenggara transportasi publik terus berupaya memaksimalkan potensi aset negara yang dikelola, termasuk melalui kerja sama pemanfaatan dengan instansi pemerintah maupun swasta dalam koridor regulasi dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
“Kami percaya bahwa reaktivasi jalur ini dapat menjadi katalisator dalam menciptakan sistem logistik yang lebih efisien dan ramah lingkungan di wilayah Probolinggo dan sekitarnya,” ujar Cahyo.
PT KAI Daop 9 Jember akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Probolinggo dan pihak-pihak terkait guna mendukung kelancaran tahapan perencanaan dan kajian teknis yang diperlukan.
Rencana Lama
Rencana raktivasi rel Pelabuhan Probolinggo telah lama bergulir. Pada 2013, Dirjen Perkereta Apian pada Kementerian Perhubungan RI pernah meninjau lokasi jalur yang dimaksud.
Hasilnya diketahui, jalur KA tersebut tak lagi utuh. Di atasnya telah banyak berdiri bangunan yang dibangun oleh warga setempat. Ada yang semi permanen, ada pula yang sudah permanen. Bahkan ada bangunan tempat ibadah juga.
Setelah peninjauan tersebut, rencana reaktivasi seolah menguap. Hingga pada 2019, rencana itu disebut dalam Perpres Nomor 80 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) Kawasan BTS (Bromo Tengger Semeru), dan Kawasan Selingkar Wilis hingga Lintas Selatan.
Perpes yang diteken Presiden Joko Widodo pada November 2019 itu menyebut, nilai investasi reaktivasi rel Pelabuhan Probolinggo diestimasikan senilai Rp 600 miliar dari BUMN. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Rizal Dani |