Dari Penyuluh KPK ke Calon Dirut: Hasanudin dan Visi Baru untuk PT SMU Majalengka

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Di tengah dinamika seleksi calon Direktur Utama PT Sindangkasih Multi Usaha Majalengka (PT SMU Majalengka), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten Majalengka, muncul satu nama yang membawa semangat berbeda, Hasanudin.
Bukan sekadar kandidat, ia adalah seorang penyuluh antikorupsi bersertifikat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan kini tengah bersiap mentransformasi wajah BUMD dengan prinsip-prinsip integritas.
Advertisement
Lolos dalam tahap administrasi bersama tiga kandidat lainnya, Hasanudin menyodorkan lebih dari sekadar kelengkapan berkas. Ia membawa visi. Dalam makalah bisnis sepanjang 15 halaman yang diajukan sebagai bagian dari proses seleksi.
Ia menegaskan satu hal penting BUMD tidak boleh hanya mengejar laba, tapi juga menjunjung etika dan pelayanan publik.
"BUMD bisa menghasilkan PAD tanpa harus korupsi. Kuncinya pada tata kelola yang profesional, transparan, dan mengedepankan pelayanan," ujarnya, Rabu (2/7/2025).
Hasanudin bukan tokoh baru dalam dunia integritas. Alumni Universitas Majalengka dan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon ini juga pernah menimba ilmu kebangsaan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Pengalamannya sebagai penyuluh antikorupsi KPK tahun 2021–2023 menjadikannya paham betul bahwa tata kelola bersih bukan idealisme kosong, tapi keniscayaan jika ingin BUMD tumbuh sehat dan berdampak.
Strategi Lima Tahun: Dari Konsolidasi hingga Inovasi Digital
Rencana bisnis yang ia ajukan bukan sekadar ambisi, tetapi disusun dalam empat fase terstruktur:
1. Penataan internal organisasi dan evaluasi unit usaha eksisting.
2. Pengembangan usaha strategis seperti SPBU BUMD, pengelolaan pasar dan parkir, serta agrowisata.
3. Digitalisasi layanan dan efisiensi manajerial.
4. Pembentukan anak usaha berbasis sektor prioritas.
Empat sektor menjadi fokusnya, pertanian-agroindustri, perdagangan lokal, pariwisata-event organizer, dan sektor properti-jasa. Menurut Hasanudin, sektor-sektor ini bukan hanya prospektif, tapi juga mampu menggerakkan ekonomi kerakyatan secara langsung.
"BUMD harus jadi mitra, bukan ancaman, bagi UMKM dan pelaku usaha kecil. Kita perlu memperkuat kemitraan dengan BUMDes, koperasi, dan swasta lokal," kata Hasanudin.
Pendanaan Cerdas, Budaya Kerja Bersih
Untuk memulai, Hasanudin menyarankan skema pembiayaan fleksibel dari penyertaan modal daerah (PMD), kemitraan KPBU, hingga pinjaman lunak. Target pendapatan awalnya sebesar Rp1 miliar di tahun pertama, dengan pertumbuhan tahunan 20 persen.
Namun, angka bukan segalanya. Baginya, fondasi utamanya adalah nilai-nilai organisasi. Hidup bersih dari korupsi, Profesionalisme, Pelayanan sepenuh hati dan Kerja tim yang sinergis.
Sebagai pelengkap, ia mengusulkan implementasi sistem keuangan digital dan pelatihan manajerial bagi karyawan agar pengelolaan BUMD transparan dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Mendorong Partisipasi Publik sebagai Pengawasan Alamiah
Lebih jauh, Hasanudin menekankan pentingnya partisipasi publik. Menurutnya, rasa memiliki masyarakat terhadap BUMD akan membentuk pengawasan kolektif yang lebih efektif daripada sekadar pengawasan struktural.
"Roadmap lima tahun harus dilengkapi indikator kinerja yang jelas dan dievaluasi terbuka secara berkala. Masyarakat harus tahu apa yang sedang dibangun," ucapnya.
Jika akhirnya terpilih menjadi Direktur Utama PT SMU, Hasanudin berkomitmen menjadikan BUMD sebagai wajah baru pembangunan Majalengka yang bersih, profesional, dan inklusif. Visi itu bukan hanya soal angka dan strategi, tapi soal keberanian membawa perubahan yang nyata. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |