Puncak Festival Merjosarian 2025, Warga Tampilkan Ludruk Asal Usul Nama Merjosari

TIMESINDONESIA, MALANG – Sekitar 40 warga Kelurahan Merjosari, Kota Malang, akan unjuk kebolehan sebagai pemain ludruk dalam puncak Festival Merjosarian 2025. Pertunjukan berjudul Asal Usul Nama Merjosari ini bakal digelar di Plaza Merjosari, Sabtu (19/7/2025) pukul 19.00 WIB, melibatkan perangkat desa, ibu-ibu PKK, hingga para Ketua RT/RW dan LPMK.
Pagelaran ini menjadi penutup dari rangkaian Festival Merjosarian ke-3 yang telah berlangsung sejak 26 Juni hingga 19 Juli 2025. Selain menjadi hiburan, Ludruk ini juga berfungsi sebagai media edukasi, mengangkat kisah Mbah Joyo atau Djaja Tirta Raja yang dipercaya sebagai tokoh awal pembentuk wilayah Merjosari.
Advertisement
Ketua panitia Festival, Suryo Tri Harjanto, menyebutkan bahwa pertunjukan ini berangkat dari permintaan masyarakat. "Sebetulnya ludruk ini kami buat sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat yang mungkin kurang familiar dengan sejarah Merjosari," ujarnya, Kamis (17/7/2025).
Menariknya, pertunjukan ini juga akan menyisipkan pengajian budaya di sela-sela adegan. "Kami kemas pesan-pesan spiritual dalam bentuk Pengajian Budaya yang disampaikan oleh ustaz warga setempat," tambah Suryo.
Sutradara pertunjukan, Cak Sindu, menyebut bahwa tema ludruk kali ini diambil dari istilah Jawa Kuno, Amerta Jaya Sri, yang berarti air kehidupan yang membawa kebahagiaan. "Ini bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana untuk membangun kesadaran sejarah dan budaya lokal," ungkapnya.
Ludruk ini akan menampilkan sistem pemerintahan desa masa lalu, dengan karakter seperti kamituwo, kebayan, jaga tirta, hingga jaga baya. Para pemain akan menggunakan metode ludruk lama tanpa teks, dan tampil dengan ekspresi bebas di atas panggung.
Pimpinan ludruk sekaligus Lurah Merjosari, Mohammad Saiful Arif, mengatakan bahwa warga sangat antusias menyambut pertunjukan ini. “Kami juga sudah berlatih untuk pemeranan sekaligus mempersiapkan acara ini mulai dari Selasa kemarin. Mulai dari warga, RT, dan RW, seperangkat desa, dan seluruh elemen Masyarakat yang terlibat dalam acara ini sudah melakukan briefing (koordinasi) terkait pemeranan ini.” Imbuh Saiful, Jumat (18/7/2025).
Pertunjukan juga akan menampilkan tari Remo, paduan suara, dan iringan musik dari kelompok Suara Pertiwi RW 9 serta Campur Sari Kelud Kaisar. Saiful berharap ludruk ini bisa menjadi agenda rutin yang memicu masyarakat, terutama generasi muda, untuk mencintai budaya lokal.
"Kami ingin warga memiliki rasa bangga terhadap budaya Merjosari. Harapannya, ludruk ini bisa terus eksis, tidak hanya saat festival, tetapi juga di berbagai momen budaya lainnya," ucapnya. (*)
Pewarta: Abimanyu Satrio Widodo
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |