Peristiwa Daerah

Ketika Toko Retail Modern Pasang Lakban di Kacanya Imbas Sound Horeg

Minggu, 20 Juli 2025 - 16:31 | 19.08k
Salah satu toko retail modern di Desa Sukoreno, Umbulsari, Kabupaten Jember yang melakban kaca mereka ketika ada sound horeg dalam gelaran Grebek Suro, Sabtu (19/7/2025). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Salah satu toko retail modern di Desa Sukoreno, Umbulsari, Kabupaten Jember yang melakban kaca mereka ketika ada sound horeg dalam gelaran Grebek Suro, Sabtu (19/7/2025). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JEMBER – Karnaval Grebeg Suro yang digelar di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, Sabtu (19/7/2025) malam menyuguhkan berbagai atraksi budaya dan kreativitas warga dari puluhan Rukun Warga (RW), termasuk beberapa penampil sound horeg.

Dan, di balik kemeriahan itu, muncul pemandangan tak biasa. Kaca-kaca etalase toko modern dan rumah warga dipasang isolasi lakban. Warnyanya beragam - ada yang bening, oranye atau hitam.

Advertisement

Fenomena unik ini terjadi akibat kekhawatiran warga dan pelaku usaha terhadap dampak getaran keras dari sound horeg - sound system bertenaga besar yang biasa digunakan dalam arak-arakan karnaval.

Salah satu penjaga toko retail modern di kawasan tersebut mengaku bahwa tindakan melakban kaca dilakukan sebagai langkah antisipatif.

"Kalau tidak diisolasi, takutnya kaca bisa pecah kena getaran. Jadi kami pasang lakban sebagai pengaman," ujar pria berseragam merah tersebut saat ditemui di sela acara.

Diketahui, dari sekitar 22 RW yang ikut berpartisipasi dalam Grebeg Suro, lebih dari separuhnya menggunakan sound Horeg berdaya tinggi. Volume keras yang menggelegar sepanjang jalan membuat kaca-kaca toko dan rumah warga bergetar hebat.

SOund-Horeg.jpg

Tidak hanya toko. Warga seperti Budiah, yang tinggal di dekat jalur karnaval, juga melakukan hal serupa. "Diisolasi aja biar tidak pecah," katanya.

Sound Horeg sendiri kini menjadi elemen populer dalam berbagai acara rakyat, namun juga menimbulkan kontroversi karena dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

Getaran yang kuat tak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dikhawatirkan dapat merusak bangunan, terutama kaca-kaca besar yang mudah retak.

Fenomena melakban kaca sebagai bentuk mitigasi ini bukan kali pertama terjadi. Di sejumlah kota lain seperti Malang dan Probolinggo, beberapa toko modern juga menerapkan cara serupa saat arak-arakan bermusik lewat di depan tempat usaha mereka.

Meski menjadi ajang ekspresi seni dan budaya, penggunaan sound Horeg dalam skala besar tanpa batasan volume dan waktu kini menjadi sorotan.

Banyak warga berharap ada regulasi tegas dan pengawasan sound horeg dari pihak berwenang agar karnaval tetap berjalan meriah, tanpa menimbulkan kekhawatiran akan kerusakan fisik maupun ketidaknyamanan masyarakat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES