Peristiwa Daerah

Jamasan Arca Totok Kerot Kediri, Menjaga Kelestarian Cagar Budaya

Jumat, 25 Juli 2025 - 07:42 | 10.45k
Prosesi Jamasan Arca Totok Kerot (Foto : yobby/TIMES Indonesia)
Prosesi Jamasan Arca Totok Kerot (Foto : yobby/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KEDIRIArca Totok Kerot atau Dwarapala, salah satu peninggalan cagar budaya di Kabupaten Kediri dibersihkan dan disucikan menggunakan air dari tujuh mata air. Proses jamasan atau penyucian dilakukan oleh para juru pelihara (jupel) cagar budaya se-kabupaten Kediri dan Jawa Timur. 

Jamasan ini sendiri dilakukan, bertepatan dengan berakhirnya bulan suro, yang dalam penanggalan Jawa merupakan bulan pertama. "Untuk jamasan ini artinya pembersihan diri," tutur Koordinator Juru Pelihara Cagar Budaya se-kabupaten Kediri Edris, Kamis!(24/07/2025). 

Advertisement

Edris menambahkan sebelum pandemi covid-19 melanda prosesi ini rutin dilakukan. Namun karena pandemi, prosesi jamasan terhenti. Usai pandemi, ini adalah kali pertama prosesi jamasan baru kembali dilakukan.  

Air yang digunakan untuk membersihkan arca Totok Kerot diambil dari tujuh sumber mata air, seperti Sendang Tirto Kamandanu, Sumber Menang, Sumber Bendo, Sumber Wonorejo, Bendung di Bendo, dan Tengger. 

"Karena wujud air atau merta itu untuk menyucikan. Kalau untuk tujuh, itu karena wujud pitulungan seperti itu. Untuk bunganya, memakai bunga melati agar wangi," tambahnya.

Jamasan-Arca-Totok-Kerot-a.jpgProsesi Jamasan Arca Totok Kerot (foto : yobby/TIMES Indonesia)

Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kediri Eko Priatno mengungkapkan prosesi jamasan ini merupakan inisiatif dari komunitas juru pelihara. 

Selain penyucian dan pembersihan, dalam prosesi tersebut juga terkandung makna pelestarian budaya. 

"Jadi kami di Kabupaten ada komunitas juru pelihara yang terdiri dari 19 orang juru pelihara Kabupaten dan ada 2 dari Provinsi. Mereka ini berinisiatif melakukan kegiatan pelestarian," tuturnya.  

Arca Totok Kerot, ditambahkannya, tidak hanya merupakan peninggalan cagar budaya tapi juga mengandung nilai-nilai sesuai warisan budaya tak benda, karena itu wajib dilestarikan dan diperkenalkan ke generasi berikutnya. 

"Cagar budaya Totok Kerot ini kebetulan juga memiliki nilai-nilai yang lain selain dari aspek cagar budaya. Ini adalah momentum yang baik untuk mengenalkan ke generasi muda bahwa selain sebagai sebuah arca yang berbentuk patung raksasa Dwarapala, ada pesan moral dari cerita rakyat yang terkandung di dalamnya," ujar jelas Eko. 

Arca Totok Kerot atau Dwarapala berada di Dusun Kunir, Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES