Optimalisasi Sumber Daya dan Kesiapan Digital, Tantangan Pengentasan Kemiskinan di Indramayu

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Meski Kabupaten Indramayu di Jawa Barat dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, menghadapi paradoks yang mengkhawatirkan yaitu label sebagai salah satu daerah termiskin di provinsi tersebut.
Fenomena "Negeri Kaya Rakyat Miskin" ini menjadi sorotan utama dalam Sekolah Politik Angkatan ke-6 yang diselenggarakan oleh Hilal Hilmawan Institute.
Advertisement
Anggota DPRD Jawa Barat sekaligus pendiri institut, Hilal Hilmawan SIP, MIP, mengungkapkan keresahannya. Ia menyebutkan bahwa Indramayu adalah kabupaten dengan sumber daya alam yang melimpah, namun mengapa rakyatnya miskin.
"Mengapa Indramayu menjadi salah satu kabupaten termiskin di Jawa Barat? Itulah kenapa saya mengambil tema Negeri Kaya Rakyat Miskin," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Jumat (25/7/2025).
Untuk membedah apa yang menyebabkan Indramayu menjadi kabupaten termiskin, ia menghadirkan langsung tokoh sesuai temanya. Ia juga menyampaikan harapannya agar sekolah politik ini dapat memberikan wawasan dan kesadaran bagi masyarakat luas.
Dikatakan Hilal, sekolah politik ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap satu bulan sekali.
Pada angkatan keenam ini, tema yang diusung menarik perhatian publik dengan menghadirkan dua tokoh nasional sebagai pemateri, yakni Budiman Sudjatmiko MSc, MPhil selaku Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan RI dan Bupati Indramayu, Lucky Hakim SE.
Tantangan ke Depan
Dalam sesinya, Budiman Sudjatmiko membahas secara mendalam mengenai peluang dan tantangan yang akan dihadapi dalam sepuluh tahun ke depan, khususnya terkait dengan perkembangan pesat Artificial Intelligence (AI).
Menurut Budiman, kesiapan menghadapi era digital menjadi kunci penting dalam upaya pengentasan kemiskinan. Ia menegaskan bahwa, dari yang muda sampai yang tua harus bisa mengikuti perkembangan peradaban, khususnya perkembangan teknologi.
"Jika kita tidak mengikuti, maka sudah dipastikan kemiskinan akan terus merajalela," tuturnya menjabarkan.
Ia menambahkan, AI di masa depan berpotensi besar menggantikan posisi atau peran manusia dalam berbagai jenis pekerjaan, sehingga menuntut adaptasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara signifikan.
Sementara itu Bupati Indramayu, Lucky Hakim, S.E., menyampaikan bahwa diskusi mengenai tantangan ini diharapkan mampu membangkitkan kesadaran kolektif untuk bersiap menghadapi perubahan demografi dan teknologi global yang semakin cepat.
"Kesiapan digital, inovasi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia lokal menjadi esensi penting dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian," tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |