Peristiwa Internasional

Ketika Islamphobia di Amerika Terjadi Pasca-Tragedi 911

Kamis, 20 Desember 2018 - 17:45 | 88.35k
Rombongan mengunjungi sejumlah tempat di AS untuk mengenal muslim di negeri Paman Sam itu. (FOTO: Istimewa)
Rombongan mengunjungi sejumlah tempat di AS untuk mengenal muslim di negeri Paman Sam itu. (FOTO: Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTASelama 20 hari lebih Abdulloh Hamid, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya dan kontributor TIMES Indonesia, mengikuti program IVLP (International Visitor Leadership Program) di Amerika Serikat. Program dari US Departement of State (Kementerian Luar Negeri Amerika) diikuti sejumlah perwakilan dari Indonesia. Berikut lanjutan catatan perjalanannya.

***

Advertisement

Apa yang kita rasakan ketika kita menjadi minoritas? Takut, malu tidak percaya diri, dan perasaan-perasaan inferior lainnya. Demikian juga yang dirasakan oleh saudara-saudara muslim di Amerika.

Islamphobia adalah prasangka, deskriminasi dan kesalahpahaman terhadap agama Islam. Pasca penyerangan gedung 11 September, 2001, yang meluluhlantakkan gedung World Trade Center di New York dan Pentagon di Washington DC, itu menjadi momentum kebangkitan kebencian terhadap Islam. Tetapi fenomena Islamophobia di Amerika sesungguhnya sudah berakar jauh sebelum tragedi terorisme yang menelan sekitar 3,000 korban jiwa itu.

Amerika Serikat (AS) dikenal dengan ideologinya yang menitikberatkan kepada kebebasan individu dan hak-hak manusia. Hal ini dapat dianalisis dalam the four freedoms yang dikemukakan oleh Presiden Franklin Delano Loosevelt pada tanggal 6 Januari 1941 yang kemudian mendasari dibentuknya universal declaration of human rights.

Sebuah nilai-nilai yang dicakup pada the four freedoms adalah kebebasan berbicara, kebebasan beragama, kebebasan dari segala bentuk ketakutan, dan kebebasan untuk dapat hidup layak. Selanjutnya AS kemudian dikenal sebagai land of freedom sehingga nilai-nilai kebebasan seperti yang telah diutarakan di awal diterapkan secara universal kepada seluruh rakyat AS.

Pasca penyerangan 11 September 2001 kebijakan Amerika secara sepihak mengimplementasikan kebijakan war on terrorism dengan slogannya yang begitu terkenal, either you’re with us or with the terrorist berakibat kepada munculnya banyak persepsi-persepsi terhadap agama Islam. Tidak hanya berimplikasi kepada kebijakan yang dibuat oleh AS, namun persepsi masyarakat AS terhadap agama Islam turut berubah menjadi negatif. 

Dalam struktur departemen (kementerian) terbentuknya Depertement Homelands Security (Departemen Keamanan dalam Negeri) dibentuk sebagai respon kebijakan pemerintah AS untuk mengamankan warganya dari terorisme. Depertemen ini merupakan departemen terbesar ketiga setelah departemen pertahanan, dan departemen veteran.

Departemen ini membawahi banyak sekali seperti : layanan kewarganegaraan dan imigrasi AS, bea cukai dan perlindungan perbatasan AS, badan menejemen darurat nasional AS, imigrasi dan penegakan bea cukai AS, administrasi keamanan transportasi AS, penjaga pantai, direktorat perlindungan dan program nasional AS, dan dinas rahasia AS. (bersambung)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES