Peristiwa Internasional

Junta Myanmar Ajak Damai Kelompok Etnis, NCA Menolak

Selasa, 08 Februari 2022 - 17:50 | 52.20k
Pasukan KIA saat operasi. (FOTO A: The Irrawaddy/ The 74 Media)
Pasukan KIA saat operasi. (FOTO A: The Irrawaddy/ The 74 Media)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Junta tawarkan damai setelah dalam tiga hari 200 tentara Junta Myanmar tewas setelah bentrok dengan gabungan perlawanan sipil dan etnis bersenjata di sejumlah tempat.

Hari Minggu junta Myanmar merilis sebuah pengumuman, mengundang organisasi-organisasi bersenjata etnis EAOs tidak termasuk mereka yang telah dicap sebagai 'kelompok teroris' untuk menghadiri pembicaraan damai awal pada Hari Persatuan yang akan datang, Sabtu (12/2/2022)

Advertisement

Seperti dilansir The Irrawaddy, tawaran itu datang saat mereka berusaha mengendalikan negara itu, setahun setelah mereka melakukan kudeta dan kemudian menghadapi bentrokan intensif secara nasional dengan gabungan antara pasukan perlawanan sipil dan kelompok etnis bersenjata.

Sebuah-rumah-yang-terkena-serangan-udara-junta.jpgSebuah rumah yang terkena serangan udara junta di Desa Kat Hmaw di Kotapraja Hpakant, Negara Bagian Kachin pada hari Sabtu. (FOTO B: The Irrawaddy/ Gelombang Kachin)

Junta yang terkenal karena kekejamannya, penembakan, serangan udara dan kekejaman-kekejaman lain terhadap rakyatnya sendiri termasuk di negara-negara etnis, dalam pengumuman itu mengklaim bahwa mencapai perdamaian abadi bagi seluruh bangsa adalah kebijakan yang merupakan bagian dari peta jalannya.

"Perlu untuk fokus pada perdamaian abadi dengan mencari solusi dalam negosiasi yang sesuai dengan praktik demokrasi untuk menyelesaikan masalah politik (yang telah ada) di era berturut-turut," kata rezim dalam pengumuman itu.

Ditambahkan, kecuali kelompok yang dinyatakan sebagai kelompok teroris, pihaknya telah mengundang tak hanya organisasi etnis bersenjata yang menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Nasional (NCA) tetapi juga penandatangan non-NCA saat upacara Diamond Jubilee Union Day dan pertemuan pra-koordinasi pada "pembicaraan damai abadi".

Junta telah mendeklarasikan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) sipil paralel, badan parlementernya Komite yang Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH) yang mempersenjatai Angkatan Pertahanan Rakyat sebagai kelompok teroris.

Namun NCA langsung menolak tawaran itu. "Rezim telah melanggar NCA. Militer adalah musuh utama dan perusak perdamaian, dan oleh karena itu kami tidak perlu membicarakan apa pun dengan mereka," kata Kepala Departemen Luar Negeri Persatuan Nasional Karen, Padoh Saw Taw Nee.

Sebuah-rumah-yang-terkena-serangan-udara-junta-2.jpg

NCA adalah salah satu kelompok etnis bersenjata utama Myanmar yang ikut dalam penandatangan "Itulah sebabnya, pertama kami bekerja untuk menggulingkan kediktatoran militer, yang merupakan keinginan kuat publik, dan kedua adalah membangun demokrasi federal," tambahnya.

Kelompok revolusioner yang telah lama berdiri telah memberikan pelatihan militer kepada para pemuda yang menentang rezim militer. Kelompok bersenjatanya telah menyerang pangkalan rezim di dekat perbatasan Thailand sebagai tanggapan atas tindakan keras junta terhadap pengunjuk rasa. KNU telah mendesak rezim untuk mundur.

Sementara itu juru bicara dari Tentara Arakan (AA), Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan (RCSS), Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) dan Partai Kemajuan Negara Bagian Shan (SSPP) memberikan tanggapan yang tidak jelas atas tawaran tersebut.

Ia mengatakan, mereka belum menerima tawaran tersebut atau undangannya. Karena itu belum memutuskan apakah akan menerima.

Tiga Hari 200 Prajurit Junta Tewas

Sekitar 200 tentara junta termasuk seorang komandan batalion dilaporkan tewas dalam tiga hari selama serangkaian bentrokan sengit dengan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) di Kotapraja Hpakant, Negara Bagian Kachin, sejak Kamis, menurut penduduk setempat dan media.

Pertempuran sengit antara pasukan rezim militer dan KIA terjadi di dekat Desa Kat Hmaw di Hpakant mulai Kamis, menurut penduduk setempat dan outlet berita yang berbasis di Negara Bagian Kachin.

"Terjadi bentrokan sengit di tengah hujan terus menerus. Seorang komandan batalyon junta tewas dalam pertempuran itu. Lebih dari 200 tentara junta tewas dalam tiga hari. Bentrokan terus berlanjut," kata seorang sumber yang dekat dengan KIA kepada The Irrawaddy.

Sumber mengatakan Angkatan Pertahanan Rakyat (PDF) telah bergabung dengan batalyon KIA dalam perang melawan pasukan junta militer Myanmar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES