Kapal Selam Nuklir Pertama Milik Rusia Dijadikan Museum

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ada momen yang luar biasa, sebuah kapal selam nuklir pertama milik Rusia seberat 3.000 ton yang dijuluki 'Paus' diarak di jalan raya untuk dijadikan museum.
Kapal yang dibangun pada tahun 1957 itu diberi nama K-3 Leninsky Komsomol. Ini adalah kapal selam nuklir pertama Uni Soviet, dan sekarang akan dijadikan museum di kota Kronstadt, dekat St Petersburg
Advertisement
Kapal selam nuklir yang memiliki panjang 352 kaki itu diarak melalui kota pada hari Rabu malan, dalam perjalanannya ke situs di mana ia akan dirakit dengan buritan dan diubah menjadi museum.
Proyek ini, seperti dilansir The SUN, telah dikerjakan selama bertahun-tahun di galangan kapal Nerpa. Lambungnya diperbaiki dan bagian radioaktif dari reaktor dilepas dan dikeluarkan, dan sekarang kapal selam ini siap untuk dijadikan museum bagi pengunjung untuk melihat dari dekat.
Prototipe K-3 dibuat dari kayu. Dibangun di Molotovsk dan diluncurkan untuk pertama kalinya pada tahun 1957.
Setahun kemudian, yakni 1958 kapal selam itu ditugaskan dan berlayar ke Daftar Zapadnaya di Semenanjung Kola di barat laut Rusia.
Pada Juni 1962, kapal ini menjadi kapal Soviet pertama yang menembus es di Kutub Utara dalam tonggak sejarah besar bagi blok tersebut.
Didukung oleh dua reaktor berpendingin air, kapal - kapal selam nuklir ketiga di dunia - menjadi simbol kemampuan perang bawah laut Uni Soviet.
Kapten K-3, Lev Mikhailovich Zhiltsov, dianugerahi gelar Pahlawan Uni Soviet untuk misi - penghargaan tertinggi di Uni Soviet.
Atas prestasinya di Kutub Utara, K-3 diberi gelar Leninsky Komsomol.
Empat tahun kemudian, pada musim panas 1967, K-3 juga diberi misi mengikuti kapal selam rudal balistik Amerika.
Namun bencana terjadi hanya beberapa bulan kemudian ketika 39 awaknya tewas di dalam kapal setelah terjadi kebakaran di sistem hidrolik kapal saat berlayar melalui Laut Norwegia.
Alih-alih menyemprotkan air, gas jenis karbon dioksida memenuhi kompartemen pertama dan kedua, menewaskan puluhan anggota awak.
Ketika pintu pemisah di sekat dari kompartemen ketiga dibuka, gas menyebar, dan lebih banyak orang meninggal.
Penghargaan direkomendasikan untuk kru setelah tragedi itu, termasuk tujuh nominasi untuk Pahlawan Uni Soviet.
Tetapi penyelidikan atas kebakaran itu menemukan pemantik api di kompartemen torpedo dan menemukan posisi tubuh pelaut yang mencurigakan.
Akhirnya diputuskan bahwa pelaut yang merokok itulah yang telah memicu kebakaran.
Empat hari setelah tragedi itu, K-3 kembali ke pangkalan.
Meskipun kerusakan parah akibat kebakaran, kapal selam itu diperbaiki dan dimasukkan kembali ke perairan.
Kapal tersebut secara resmi dihentikan layanannya pada tahun 1988 setelah melayani Uni Soviet selama 30 tahun dan dipindahkan ke galangan kapal Nerpa pada tahun 2005.
Setelah bertahun-tahun direstorasi, pengunjung diharapkan bisa menginjakkan kaki di dalam kapal nuklir ini di Museum of Navy Glory di kota Kronstadt di luar St Petersburg pada tahun 2023 nanti.
Kapal selam nuklir pertama Uni Soviet, K-3 ini awalnya direncanakan akan ditempatkan bersama Lenin, kapal pemecah es bertenaga nuklir pertama Uni Soviet di Murmansk sebelum lokasinya diubah menjadi Kronstadt, sebuah pangkalan angkatan laut di Pulau Kotlin Rusia.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |