Peristiwa Internasional

Kisah Pilu Kopilot Yeti Airlines, Suaminya Juga Tewas di Pesawat

Selasa, 17 Januari 2023 - 14:56 | 69.51k
Tim penyelamat mengevakuasi jenazah korban dari lokasi jatuhnya pesawat yang dioperasikan Yeti Airlines pada 15 Januari 2023, di Pokhara, Nepal 16 Januari 2023. (FOTO: Reuters) 
Tim penyelamat mengevakuasi jenazah korban dari lokasi jatuhnya pesawat yang dioperasikan Yeti Airlines pada 15 Januari 2023, di Pokhara, Nepal 16 Januari 2023. (FOTO: Reuters) 

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ada kisah pilu di balik jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Nepal, Minggu (15/1/2023) lalu. Suami Anju Khatiwada, 44, co-pilot pesawat naas itu, juga tewas dalam kecelakaan pesawat 16 tahun lalu.

Anju Khatiwada adalah co-pilot Yeti Airlines penerbangan 691 yang jatuh menghempas tebing ngarai dekat kota wisata Pokhara, Nepal, hari Minggu lalu.

Sedangkan suaminya, Dipak Pokhrel, juga menjadi penerbangan Yeti Airlines ketika dia meninggal.

Dipak berada di kokpit pesawat jenis Twin Otter yang membawa beras dan makanan ke kota barat Jumla ketika jatuh dan terbakar pada Juni 2006 yang menewaskan sembilan orang di dalamnya.

Kematian suaminya itulah yang mendorong Anju untuk mengejar karir di bidang penerbangan.

Anju Khatiwada bergabung dengan Yeti Airlines Nepal sejak tahun 2010.

Pada hari Minggu, Anju Khatiwada duduk di kursi co-pilot dalam penerbangan Yeti Airlines dari Kathmandu yang jatuh ke jurang saat mendekati kota Pokhara, yang merupakan bencana penerbangan paling mematikan di Nepal dalam tiga dekade.

Yeti-Airlines.jpgKhatiwada bergabung dengan Yeti Airlines pada 2010, empat tahun setelah suaminya yang juga  pilot meninggal dalam kecelakaan pesawat.(FOTO: The New York Post)

Jenazah Kamal KC, kapten pesawat ATR itu yang memiliki waktu terbang lebih dari 21.900 jam, telah ditemukan dari reruntuhan dan telah diidentifikasi secara positif.

Sedangkan jenazah Kathiwada belum teridentifikasi. "Tetapi dia  dikhawatirkan tewas," kata Juru bicara Yeti Airlines, Sudarshan Bartaula.

Sejauh ini tidak ada korban selamat yang ditemukan di antara 68 penumpang dan empat awak pesawat.

"Dia mendapatkan pelatihan pilot dengan uang yang dia dapatkan dari asuransi setelah kematian suaminya," tambah Bartaula.

Seorang pilot dengan waktu jam terbang lebih dari 6.400 jam, Anju Khatiwada sebelumnya telah menerbangi rute wisata populer dari Kathmandu ke kota terbesar kedua di negara itu, Pokhara.

"Pada hari Minggu, dia menerbangkan pesawat dengan instruktur pilot, yang merupakan prosedur standar maskapai," kata seorang pejabat Yeti Airlines yang tidak disebutkan namanya, yang mengenal Khatiwada secara pribadi seperti dilansir The New York Post.

“Dia selalu siap untuk menjalankan tugas apa pun dan telah terbang ke Pokhara lebih awal,” kata pejabat itu.

Pesawat ATR-72 yang dikemudikan Anju Khatiwada berguling dari sisi ke sisi sebelum jatuh di ngarai dekat bandara yang baru dibuka dan terbakar, menurut laporan saksi mata dan video mengerikan dari kecelakaan yang diposting di media sosial.

Pihak berwenang pada hari Senin menemukan perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan dari pesawat, yang dapat membantu penyelidik menentukan apa yang menyebabkannya jatuh dalam cuaca cerah.

Anju Khatiwada adalah seorang perintis, satu dari hanya enam wanita yang dipekerjakan oleh maskapai sebagai pilot, dan ia telah terbang hampir 6.400 jam.

"Dia adalah kapten penuh di maskapai yang melakukan penerbangan solo. Dia wanita pemberani," tambah Bartaula.

Anju Khatiwada kemudian menikah lagi dan memiliki anak kedua sambil terus membangun karirnya. Teman dan keluarga mengatakan dia menyukai pekerjaannya, dan senang berada di dekatnya.

Tragedi minggu kemarin telah menghidupkan kembali pembicaraan tentang keselamatan penerbangan di negara Himalaya itu, yang telah menyaksikan ratusan orang tewas dalam kecelakaan udara dalam beberapa dekade terakhir.

Selama bertahun-tahun, sejumlah faktor disalahkan atas catatan keselamatan penerbangan Nepal yang buruk. Medan pegunungan dan cuaca yang sering tidak dapat diprediksi bisa jadi sulit untuk dinavigasi, dan sering disebut sebagai alasan.

Tetapi yang lain menunjuk pada pesawat yang sudah ketinggalan zaman, peraturan yang longgar dan pengawasan yang buruk sebagai faktor yang sama pentingnya.

Masih belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan pesawat ATR milik maskapai penerbangan Yeti Airlines yang di Co-piloti Anju Khatiwada, Minggu itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES