Peristiwa Internasional

Walau Perang, Ukraina Kirim Tim Penyelamat ke Turki

Jumat, 10 Februari 2023 - 08:14 | 74.13k
Bayi Mert Tatar yang berusia dua tahun saat diselamatkan dari bawah reruntuhan setelah 79 jam. (FOTO: Al Jazeera/Anadolu Agency via Getty Images)
Bayi Mert Tatar yang berusia dua tahun saat diselamatkan dari bawah reruntuhan setelah 79 jam. (FOTO: Al Jazeera/Anadolu Agency via Getty Images)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Meski Ukraina dilanda perang karena invasi Rusia, namun mereka mengirimkan tim penyelamat untuk membantu tim penyelamatkan nyawa di Turki.

Korban jiwa akibat gempa Turki-Suriah sampai saat ini mencapai lebih dari 20.000 orang, dengan rincian 17.134 orang tewas di Turki, dan 3.317 tewas di Suriah.

Penghitungan ini diperkirakan akan terus bertambah karena  para kru terus menyisir puing-puing ribuan bangunan yang roboh.

Pakar penyelamat Ukraina, yang lebih terbiasa dengan keadaan darurat di zona perang di rumah, telah membawa keterampilan mereka ke Turki untuk mencari orang yang selamat dari bangunan yang rata, mendirikan tenda, dan menawarkan pertolongan pertama.

"Ada perang di negara kami, tetapi kami memahami bahwa kami harus membantu, dan bantuan ini saling menguntungkan. Tidak ada cara lain untuk melakukannya," kata juru bicara Layanan Darurat Negara Ukraina, Oleksandr Khorunzhyi.

Ukraina telah mengirim 88 orang ke Turki untuk membantu bencana tersebut. Tim tersebut termasuk spesialis dalam operasi pencarian dan penyelamatan, dokter, penanganan anjing, dan petugas pemadam kebakaran.

Sementara itu konvoi bantuan PBB pertama telah mencapai Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak dari Turki.

Enam truk PBB yang membawa bantuan itu telah melintasi perbatasan dari Turki ke Suriah - bantuan internasional pertama yang diterima orang-orang di sana

Sekretaris Jenderal PBB,  Antonio Guterres telah mendorong lebih banyak akses bantuan ke Suriah barat laut dari Turki.

Dengan cara mencarinmandat yang diperluas dari Dewan Keamanan PBB untuk memungkinkan bantuan PBB itu dikirim melalui lebih dari satu penyeberangan perbatasan setelah gempa dahsyat melanda wilayah tersebut awal pekan ini.

Berbicara kepada wartawan, Guterres menyatakan, sekaranglah waktunya untuk mengeksplorasi semua jalan yang memungkinkan untuk mendapatkan bantuan dan personel ke daerah yang dikuasai pemberontak yang terkena dampak gempa.

"Banyak badan bantuan non-PBB sudah mengirimkan melalui penyeberangan lain," kata Guterres kepada wartawan. 

"Saya akan sangat senang jika, dalam kaitannya dengan PBB, akan ada kemungkinan untuk melakukannya juga dalam penyeberangan sebanyak mungkin," ujar dia.

Tanpa tempat berlindung, air, bahan bakar, atau listrik, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO juga khawatir banyak orang yang tadinya selamat akan kehilangan nyawa mereka

Bayi Hidup Setelah 79 jam

Seorang anak berusia dua tahun telah diselamatkan dari puing-puing di Antakya, setelah tertimbun di bawah reruntuhan gedung selama 79 jam.

Keajaiban jam ke-79 hari ke-4 Dia menangis, Turki menangis.

Bayi Mert Tatar yang berusia 2 tahun itu diketemukan di bawah reruntuhan gedung di Hatay, saat Tim Erzurum AFAD pencari bangkai kapal di Situs Guru Odabaşı Defne,  mendengar suara tangisan bayi.

Tim itu segera memotong beton dengan alat bor dinding dan membuat koridor, dan akhirnya berhasil mencapai Mert Tatar yang berusia 2 tahun setelah perjuangan panjang.

Tatar, yang diselamatkan dari reruntuhan 79 jam setelah gempa, langsung dibawa ke rumah sakit dengan ambulans.

Tim AFAD Erzurum terus bekerja di wilayah tersebut dengan kurang lebih 140 personel, bersama dengan para relawan lainnya dari beberapa negara.

Di Turki, petugas penyelamat dari Swiss juga untuk kali pertama juga berhasil menyelamatkan korban gempa di luar negeri

Petugas penyelamat yang dikirim oleh Bern ke Turki itu telah menarik korban gempa hidup-hidup dari puing-puing, kata pemerintah, yang pertama dalam dua dekade partisipasi Swiss dalam pekerjaan tanggap bencana internasional.

Swiss mengirim tim yang terdiri dari 80 pekerja penyelamat beberapa jam setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda Turki dan Suriah. Kementerian luar negeri mengatakan tim Swiss sejauh ini telah menyelamatkan sembilan orang.

"Kami bisa memastikan bahwa ini benar-benar menandai pertama kalinya dalam 20 tahun pekerja penyelamat Swiss yang dikirim untuk membantu bencana di luar negeri telah menemukan orang masih hidup," kata juru bicara kementerian luar negeri, Valentin Clivaz kepada kantor berita AFP.

Dia mengkonfirmasi sebuah laporan oleh penyiar publik RTS yang merinci bagaimana penyelamat Swiss pada Rabu malam menemukan seorang wanita tua di sebuah bangunan yang runtuh di Hatay sebelum menyelamatkan sebuah keluarga beranggotakan empat orang, termasuk seorang bayi. "Yang lain telah diselamatkan awal pekan ini," katanya.

Lebih dari 20.000 orang diketahui tewas setelah gempa bumi  Senin, yang menghancurkan Turki selatan dan Suriah utara, dan Ukraina meski negaranya dilanda perang tetap mengirimkan tim resquenya untuk ikut membantu memberi pertolongan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES