Peristiwa Internasional

Hubungan dengan China Tegang, AS Justru Latihan Perang di Laut China Selatan

Senin, 13 Februari 2023 - 09:26 | 110.12k
Latihan militer yang dilakukan AS beberapa waktu lalu di Perairan Laut Cina Selatan yang sangat diperebutkan itu. (FOTO A: The Sun/ Reuters)
Latihan militer yang dilakukan AS beberapa waktu lalu di Perairan Laut Cina Selatan yang sangat diperebutkan itu. (FOTO A: The Sun/ Reuters)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di saat huhungannya dengan China tegang, angkatan laut bersama marinir Amerika Serikat justru menggelar latihan perang besar-besaran di Laut China Selatan.

Angkatan Laut dan Marinir AS menjadi tuan rumah latihan yang melibatkan kapal, pasukan darat dan pesawat. Tetapi tidak memberikan rincian kapan mereka mulai atau apakah latihan mereka telah berakhir.

Advertisement

Dilansir The Sun, AS tidak mengambil posisi resmi tentang kedaulatan di Laut China Selatan, tetapi mempertahankan bahwa kebebasan navigasi dan penerbangan harus dipertahankan.

Armada ke-7 yang berbasis di Jepang seperti dilansir VOA, mengatakan pada hari Minggu, bahwa kelompok penyerang kapal induk USS Nimitz dan Unit Ekspedisi Marinir ke-13 telah melakukan operasi pasukan penyerang ekspedisi terpadu"l di Laut China Selatan.

Dikatakan, latihan yang melibatkan kapal, pasukan darat dan pesawat itu berlangsung Sabtu tetapi tidak memberikan rincian kapan mereka mulai atau apakah latihan mereka telah berakhir.

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan dan sangat menentang aktivitas militer oleh negara-negara lain di perairan yang diperebutkan di mana $5 triliun barang terkirim setiap tahun melewati kawasan itu.

Beberapa kali dalam setahun, China mengirimkan kapal-kapal yang berlayar melewati pos-pos China yang dibentengi di Kepulauan Spratly, yang memicu protes keras dari Beijing.

AS juga telah memperkuat aliansi pertahanannya dengan Filipina, yang menghadapi perambahan di pulau-pulau dan perikanan oleh penjaga pantai China dan armada sipil yang didulung didukung pemerintah China.

Latihan militer AS telah direncanakan sebelumnya. Mereka datang karena hubungan yang sudah tegang antara Washington dan Beijing, diperburuk oleh pertikaian diplomatik yang dipicu balon, yang ditembak jatuh akhir pekan lalu di wilayah udara AS di lepas pantai Carolina Selatan.

Latihan-militer-AS-2.jpgPesawat-pesawat tempur AS saat lepas landas dari kapal induk. "Putaran terakhir adalah rutin," kata sumber di sana. (FOTO: The Sun/Reuters)

AS mengatakan balon tak berawak itu dilengkapi untuk mendeteksi dan mengumpulkan sinyal intelijen, tetapi Beijing bersikeras itu adalah pesawat penelitian cuaca yang secara tidak sengaja lewat di atas wilayah udara AS.

Insiden itu membuat Menteri Luar Negeri Antony Blinken membatalkan perjalanan berisiko tinggi ke Beijing akhir pekan lalu yang bertujuan meredakan ketegangan.

Setelah pertama kali mengeluarkan ekspresi penyesalan yang sangat langka atas insiden tersebut, China telah memperkuat retorikanya, menyebut tindakan AS sebagai reaksi berlebihan dan pelanggaran norma internasional.

Menteri pertahanan China menolak untuk menerima panggilan telepon dari Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin untuk membahas masalah tersebut.

Amerika Serikat sejak itu telah memasukkan daftar hitam enam entitas China yang katanya terkait dengan program kedirgantaraan Beijing sebagai bagian dari tanggapannya terhadap insiden tersebut.

Dewan Perwakilan Rakyat juga memilih dengan suara bulat untuk mengutuk China atas "pelanggaran terang-terangan" atas kedaulatan AS dan upaya untuk "menipu masyarakat internasional melalui klaim palsu tentang kampanye pengumpulan intelijennya."

"Balon itu adalah bagian dari program pengawasan besar yang telah dilakukan China selama beberapa tahun," kata Pentagon.

AS mengatakan, balon China itu telah terbang di puluhan negara di lima benua dalam beberapa tahun terakhir, dan belajar lebih banyak tentang program balon setelah memantau dengan cermat satu yang ditembak jatuh di dekat South Carolina.

Dalam siaran persnya, Armada ke-7 mengatakan operasi gabungan telah membangun kehadiran yang kuat di kawasan, yang mendukung perdamaian dan stabilitas.

"Sebagai pasukan tanggap yang siap, kami mendukung spektrum misi yang luas termasuk pendaratan Marinir di darat, bantuan bencana kemanusiaan, dan menghalangi musuh potensial melalui kekuatan tempur yang terlihat dan saat ini," begitu rilis Armada ke-7. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES