Intelijen Ukraina Sebut 7 Hari Lagi Rusia Lakukan Serangan Besar-besaran

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kepala intelijen Ukraina, Oleksiy Danilov memperingatkan, Rusia sedang mempersiapkan untuk serangan besar-besaran kedua, tujuh hari lagi.
Saat ini, kata Oleksiy Danilov, Rusia sedang mengumpulkan hingga 500.000 tentara, dan menyiapkan 1.800 tank, 3.950 kendaraan lapis baja, 400 jet tempur dan 300 helikopter.
Advertisement
Disebut-sebut serangan itu akan dilakukan tujuh hari lagi, karena untuk menandai satu tahun Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.
Oleksiy Danilov yang juga Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Ukraina bersikeras negaranya telah siap dan akan mampu mengatasinya.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran TV My-Ukraina, Oleksiy Danilov mengatakan,
"anda dan saya mulai mengatakan bahwa mereka sedang bersiap dan akan mencoba melakukan upaya lain untuk serangan besar-besaran antara 23-24 Februari".
Anda harus tenang tentang ini. Kami siap untuk itu. Saya kira kita sudah paham apa itu serangan, setelah menerima 115-120 roket dalam satu hari," katanya.
"Kami akan menghadapi hari ini juga. Ya, ini akan sulit, tetapi kami semua akan melewatinya," katanya lagi.
Sejauh ini, Vladimir Putin gagal menaklukkan langit dan ia lebih memilih meluncurkan ribuan tanknya.
Tetapi dengan Rusia kehilangan sebanyak 2.000 orang untuk setiap 100 yard seperti data yang diperoleh intelijen NATO, ada kekhawatiran Putin mengalihkan perhatiannya ke serangan udara.
Diyakini, Vladimir Putin bertujuan menguasai langit Ukraina dengan persenjataan udara bernilai jutaan pound yang terdiri dari jet tempur, pembom, dan helikopter serang.
Seorang pejabat AS kepada The Times menyebut bahwa pasukan darat Rusia sangat kurus, compang-camping dan sangat terdemoralisasi, jadi indikasi terbaiknya adalah mereka akan mencoba beralih ke pertempuran udara.
Sementara Kementerian Pertahanan Inggris juga telah mencatat peningkatan aktivitas jet tempur Rusia.
Informasi terbaru intelijennya mengatakan, tingkat sortie Rusia telah meningkat selama seminggu terakhir, setelah beberapa minggu aktivitas lebih tenang.
Aktivitas udara sekarang kira-kira sejalan dengan rata-rata harian yang terlihat sejak musim panas 2022.
Danilov juga mengatakan, Putin diduga sedang mencoba membujuk pemimpin Belarusia, Alexander Lukashenko untuk bergabung dalam perang melawan Ukraina.
Namun dalam pertemuan dengan para jurnalis asing maupun Belarusia, Presiden Alexander Lukashenko menegaskan, bahwa
Pada pertemuan dengan jurnalis asing dan Belarusia, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan siap berperang bersama Rusia dari wilayah Belarusia hanya dalam satu kasus, yakni jika seorang tentara datang dari sana untuk membunuh rakyat Belarusia.
Jika mereka melakukan agresi terhadap Belarusia, akan ada tanggapan yang keras. Dan perang akan memiliki sifat yang sama sekali berbeda.
Alexander Lukashenko juga menegaskan bahwa ini tidak hanya menyangkut Ukraina, tetapi juga negara tetangga lainnya.
Alexander Lukashenko juga menegaskan, orang Belarusia adalah orang-orang yang damai. "Kami tahu apa itu perang. Kami tidak menginginkan perang. Dan kami tidak akan melakukannya masuk ke wilayah Ukraina. Kecuali jika anda melakukan agresi di wilayah Belarusia dari sana. Itu jawaban saya," tegasnya.
Alexander Lukashenko menunjukkan bahwa ini tidak hanya menyangkut Ukraina tetapi juga tetangga lainnya.
Rusia diyakini merencanakan serangan besar-besaran dari dua front baru, yakni dari Timur dan Selatan Ukraina. Ukraina juga yakin serangan itu mungkin terjadi tujuh hari lagi atau sekitar tanggal 24 Februari. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |