Peristiwa Internasional

Setelah Satu Tahun, Tidak Ada Tanda-tanda Perang Rusia vs Ukraina Berakhir

Sabtu, 25 Februari 2023 - 12:04 | 110.28k
Volodymir Zelensky membagikan medali kepada pasukan pemberani selama acara peringatan di Kyiv. (FOTO: Ukrainian Presidential Press Service via REUTERS)
Volodymir Zelensky membagikan medali kepada pasukan pemberani selama acara peringatan di Kyiv. (FOTO: Ukrainian Presidential Press Service via REUTERS)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tidak ada tanda-tanda Rusia dan Ukraina 'berjalan' menuju meja penyelesaian konflik, tepat setahun sejak invasi, Jumat (24/2/2023).

Di ibukota Ukraina, Kyiv, Jumat (24/2/2023) pagi tadi,  Presiden Volodymyr Zelenskyy memberi penghormatan kepada pasukannya yang berani dalam upacara yang mengharukan dan penuh air mata di luar Katedral St Sophia.

Dia memberikan medali kepada tentara dan pemimpin militer, serta keluarga korban Ia masih penuh semangat dan mengeluarkan pesan menantang saat upacara peringatan satu tahun invasi Rusia di Ukraina itu.

Saat perang brutal memasuki tahun kedua, warga Ukraina mengadakan peringatan di seluruh negara mereka yang porak poranda . Zelenskyy bersumpah bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun kemenangan bagi Ukraina.

Ia mengatakan, orang-orang Ukraina yang pemberani telah membuktikan diri mereka tak terkalahkan dalam "tahun penderitaan, kesedihan, keyakinan, dan persatuan". "Pada 24 Februari, jutaan dari kita membuat pilihan. Bukan bendera putih, tapi yang biru dan kuning," katanya.

"Bukan melarikan diri, tapi menghadapi. Melawan dan berjuang. Dan tahun ini, kami tetap tak terkalahkan. Kami tahu bahwa 2023 akan menjadi tahun kemenangan kami!," ujarnya.

Pemimpin Lionheart itu mengatakan, Ukraina "tidak akan pernah beristirahat sampai pembunuh Rusia menghadapi hukuman yang pantas". Saat pertempuran pasukan Ukraina melawan pasukan Putin berkecamuk, Zelensky akan mengadakan konferensi pers hari ini untuk menandai tonggak sejarah yang pahit.

Salah satu upacara akan diadakan di kota Bucha yang hancur, sementara para pendeta akan memimpin doa untuk perdamaian. "Kejahatan masih ada, dan pertempuran terus berlanjut. Tapi kami tahu pasti bahwa itu akan berakhir dengan kemenangan kami," kata Zelenskyy.

Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko juga mengatakan, Ukraina akan mengatasi segalanya dan memenangkan perjuangannya melawan Rusia.

Perang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Ukraina dan menelantarkan jutaan warganya dan sekarang tentara Zelensky telah bersiap kembali untuk serangan musim semi Rusia.

Sebuah rahasia bocor, bahwa satu tahun lalu Putin memerintahkan pasukannya untuk menginvasi Ukraina itu dengan keyakinan dia bisa mendapatkan kemenangan kilat dalam waktu tiga hari dengan merebut ibu kota Kyiv dan "memenggal" kepemimpinan Ukraina.

Namun diluar perkiraannya,  karena perlawanan heroik Ukraina menyebabkan mimpi kemenangan dalam waktu singkat menjadi mimpi buruk berkepanjangan dengan hampir 150.000 tentaranya tewas.

Rusia Yakin Menang

Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev yang juga Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia memprediksi negaranya juga akan menang perang di Ukraina. Dia bahkan memperkirakan perang ini akan berakhir melalui kesepakatan yang alot.

"Kemenangan akan dicapai. Kita semua menginginkan itu terjadi sesegera mungkin. Hari itu akan datang," kata Medvedev, dalam pesannya di akun Telegram menandai setahun operasi militer khusus di Ukraina, seperti dilansir Reuters, Jumat (24/2/2023). 

Menurut Medvedev, saat ini penting bagi Rusia untuk memperluas perbatasannya untuk menjamin keamanan dan kedaulatan wilayah.

"Itulah pentingnya tujuan operasi militer khusus, dengan mendorong perbatasan sejauh mungkin yang mengancam negara kami. Bahkan perbatasan dengan Polandia sekalipun," ujar Medvedev.

Sementara itu China  menyerukan pembicaraan damai untuk mengakhiri perang di Ukraina. China menekankan penentangannya terhadap penggunaan senjata nuklir yang dikemas dalam rencana 12 poin untuk Ukraina :

  • Menghormati kedaulatan semua negara
  • Meninggalkan mentalitas Perang Dingin
  • Menghentikan permusuhan
  • Melanjutkan pembicaraan damai
  • Menyelesaikan krisis kemanusiaan
  • Melindungi warga sipil dan tawanan perang (PoWs)
  • Menjaga keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir
  • Mengurangi risiko strategis
  • Memfasilitasi ekspor biji-bijian
  • Menghentikan sanksi sepihak
  • Menjaga industri dan rantai pasokan tetap stabil
  • -Mempromosikan rekonstruksi pasca-konflik

Tetapi proposal itu ditolak oleh negara-negara Barat dan Amerika karena dilatarbelakangi :

  • Kedekatan China dengan Rusia,
  • Dugaan China akan memasok amunisi dan senjata untuk Rusia
  • China sepihak hanya berbicara dengan Rusia dan tidak dengan Ukraina.

Karena itulah hingga saat ini, meski perang telah berjalan tepat selama satu tahun, tidak ada tanda-tanda Rusia dan Ukraina akan mengakhirinya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES