Setiap Tiga Menit Satu Tentara Rusia Tewas Sejak Invasi ke Ukraina

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setiap tiga menit, satu tentara Rusia tewas sejak mereka menginvasi negara tetangganya Ukraina setelah selama 448 hari.
Ukraina, seperti dilansir The Sun mengklaim bahwa hingga hari ini sudah 200.000 an tentara Rusia tewas terbunuh dalam memerangi negara tetangganya itu.
Advertisement
Angka pastinya, Ukraina tidak menyebutkan. Meski demikian intelijen Barat setuju, bahwa Rusia telah menderita dalam pertempuran yang mengerikan.
Kalau klaim Uktaina itu sekitar 200.000 kematian, ini berarti Rusia telah kehilangan sekitar 13.300 tentara dalam sebulan, 3.250 tentara dalam seminggu, 450 orang sehari, 20 setiap jam, atau satu setiap tiga menit.
Ukraina juga mengklaim telah menghancurkan hampir 4.000 tank - hampir setengah dari seluruh persenjataan siap tempur milik Rusia.
Mereka juga membanggakan telah membombardir sekitar 7.400 kendaraan lapis baja, 3.200 sistem artileri, 570 peluncur roket, 600 helikopter dan pesawat, serta 2.700 drone.
Sementara tokoh Ukraina percaya mereka telah kehilangan sekitar 17.500 orang - dengan lebih dari 100.000 terluka.
Perkiraan lain dari Barat menyebutkan jumlah korban tewas di Rusia sekitar 60.000 dengan total korban sekitar 200.000.
Sebagian besar pertempuran saat ini terus difokuskan di sekitar Bakhmut - dengan Ukraina mengklaim keuntungan saat mereka mendorong kembali perusahaan tentara bayaran Rusia, Grup Wagner.
Namun Ukraina disebut-sebut justru memperoleh keuntungan di sekitar Bakhmut - medan perang utama dalam perang itu.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky juga sedang melakukan tur keliling Eropa minggu ini untuk terus menggalang dukungan dan senjata untuk Kyiv.
Ukraina diperkirakan akan melancarkan serangan balasan untuk mengusir Rusia di garis depan beberapa waktu ke depan. Tetapi tidak jelas apakah operasi ini akan cukup untuk mengakhiri perang sepenuhnya dan akhirnya mengalahkan Rusia.
Zelensky dalam kunjungan ke Inggris pada hari Senin berhasil mewujudkan perjuangannya untuk memperoleh bantuan ratusan lebih rudal dan pesawat tak berawak .
Dia juga terus meminta jet tempur Barat, sesuatu yang dia yakini sebagai kunci untuk mengalahkan Rusia.
Setelah bertemu Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Zelensky mengatakan dia "sangat positif" tentang pembentukan "koalisi jet".
Negara-negara Barat sejauh ini menolak keras menyediakan jet canggih untuk membantu Ukraina mengambil alih komando langit melawan Rusia, meskipun Sunak mengatakan Inggris sedang bersiap untuk membuka sekolah penerbangan untuk melatih pilotnya.
Sementara itu, dilansir Al Jazeera, dukungan sekutu Ukraina dari Barat maupun Amerika Serikat terus mengalir dalam rupa persenjataan.
Bahkan terbaru Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak dan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte juga sedang membahas pengadaan jet tempur F-16 untuk Ukraina.
Pihak kantor Perdana Menteri Inggris mengatakan, penyediaan bagi Ukraina untuk kemampuan tempur udara melawan Rusia termasuk pengadaan jet F16 sedang dibahas saat kedua Perdana Menteri itu bertemu di KTT Dewan Eropa di Islandia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Widodo Irianto |
Publisher | : Rizal Dani |