Jelang Puncak Haji, Jemaah Diminta Hemat Energi dan Perhatikan Keringanan Ibadah

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menjelang puncak ibadah haji tahun ini, para jemaah lansia, jemaah dengan kategori risiko tinggi (risti), dan penyandang disabilitas perlu mengantisipasi dengan tidak memaksakan diri dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunah yang menguras tenaga. Hal ini disampaikan Koordinator Media Center Haji (MCH) PPIH Pusat, Dodo Murtado, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Minggu (18/6/2023).
Menurut Dodo, jumlah jemaah lanjut usia dan berisiko tinggi mencapai lebih dari 30 persen tahun ini. Ini diitambah dengan jemaah haji penyandang disabilitas. Oleh karena itu, perlu juga memperhatikan keringanan dalam pelaksanaan ibadah haji untuk mencegah kerugian dan memberikan kemudahan bagi jemaah.
Advertisement
Salah satu keringanan yang diterapkan adalah bantuan dalam melaksanakan ibadah tawaf dan sai. Jika jemaah sakit dan tidak mampu berjalan sendiri, mereka dapat dibantu dengan cara ditandu atau digendong. Selain itu, jika jemaah tidak dapat melempar jumrah, mereka diizinkan diwakilkan orang lain yang telah melaksanakan ibadah tersebut.
Dodo juga menjelaskan beberapa keringanan lainnya. Jemaah yang ingin kembali ke Makkah lebih cepat saat berada di Mina dapat pergi lebih awal, yaitu pada tanggal 12 Dzulhijjah. Jemaah yang mengalami halangan dalam melaksanakan wukuf karena sakit atau melahirkan, diperbolehkan untuk melakukannya di dalam mobil atau ambulans.
Selain itu, jemaah yang melakukan ibadah haji tamattu' atau qiran dan tidak mampu membayar dam dapat menggantinya dengan berpuasa selama 10 hari, yaitu 3 hari saat berhaji dan 7 hari setelah kembali ke Tanah Air.
Dodo menambahkan bahwa ada keringanan lainnya, di mana jika jemaah tidak dapat melaksanakan mabit atau bermalam di Muzdalifah, mereka diperbolehkan hanya singgah sebentar pada malam hari atau berada di dalam mobil. Selain itu, salat juga boleh dijamak dan diqashar selama melaksanakan ibadah haji atau umrah.
Dodo menekankan bahwa semua keringanan tersebut menunjukkan bahwa aturan-aturan dalam Islam tidaklah bertujuan untuk menyulitkan umatnya, melainkan memberikan kemudahan dalam melaksanakan ibadah haji.
Hingga hari ke-27 operasional penyelenggaraan ibadah haji, berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per tanggal 17 Juni 2023 pukul 24.00 WIB, jumlah jemaah haji Indonesia yang telah tiba di Arab Saudi mencapai 171.414 orang atau terdiri dari 446 kelompok terbang.
“Adapun total jemaah yang wafat di Arab Saudi sebanyak 78 orang, dengan rincian jemaah yang wafat di Makkah sebanyak 44 orang, di Madinah sebanyak 31 orang, dan di Jeddah sebanyak 3 orang. Sesuai ketentuan, Jemaah yang wafat akan dibadalhajikan,” kata Dodo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.