Peristiwa Internasional Info Haji 2023

Puncak Armuzna Berlangsung saat Cuaca Panas, Waspada Heatstroke

Minggu, 25 Juni 2023 - 14:39 | 84.65k
Jemaah haji Indonesia akan menempati maktab di Mina. Diperkirakan puncak Armuzna suhu panas tinggi. Jemaah haji diimbau cegah heatstroke. (Foto: MCH 2023)
Jemaah haji Indonesia akan menempati maktab di Mina. Diperkirakan puncak Armuzna suhu panas tinggi. Jemaah haji diimbau cegah heatstroke. (Foto: MCH 2023)
FOKUS

Info Haji 2023

TIMESINDONESIA, MAKKAHPuncak ibadah haji yakni prosesi di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) akan dimulai pada Selasa, 27 Juni 2023. Cuaca saat itu diperkirakan bisa mencapai 44 derajat celsius di siang hari. Jemaah haji Indonesia diminta mewaspadai terjadinya heatstroke saat Armuzna.

Heatstroke adalah kondisi tubuh tidak dapat mengontrol suhu tubuhnya. Kondisi ini terjadi karena paparan panas secara langsung sehingga menyebabkan kenaikan suhu inti tubuh lebih dari 40 derajat celsius. Kondisi ini jika tidak segera ditangani, dapat mengakibatkan kerusakan organ seperti otak, jantung, dan ginjal.

Advertisement

Kepala KKHI Madinah dr. Tri Atmaja sebagai pelaksana pos kesehatan (Poskes) utama di Mina menjelaskan, heatstroke perlu diwaspadai jemaah haji terutama lansia saat berada di Armuzna. Terdapat dua titik di Armuzna yang rawan terjadinya kasus heatstroke yakni Arafah dan Mina.

“Jemaah haji perlu mewaspadai heatstroke terutama saat wukuf di Arafah dan di Mina  untuk lontar jamrah selama tiga hari,” tutur dr. Atma.

Jemnah haji diminta mengenali beberapa gejala heatstroke seperti berikut:

1. Suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 40 derajat celsius
2. Kelelahan
3. Kulit panas dan kering
4. Denyut nadi dan frekuensi napas meningkat
5. Gangguan neurologis berupa  penurunan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi, drowsiness (perasaan mengantuk yang kuat), hingga koma.

dr. Atma menambahkab strategi penanganan heatstroke di Mina. Hal terpenting pada heatstroke yaitu penanganan segera. Saat jemaah haji melaksanakan lontar jamrah di Mina, telah disiagakan tenaga kesehatan yang akan disebar pada jalur menuju jamarat.

Tujuannya, jika ditemukan jemaah haji dengan gejala heatstroke dapat segera dilakukan penanganan.

“Hal terpenting dalam penanganan heatstroke adalah penemuan kasus yang cepat dan penanganan sesegara mungkin sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut,” ungkap dr. Atma.

maktab-di-Mina.jpg

Selain itu, penanganan heatstroke dilaksanakan juga di Poskes utama Mina. Penanganan yang dilakukan pada jemaah heatstroke adalah dengan menempatkan di ruangan berpendingin, melepaskan pakaian yang tebal, kemudian dilakukan rehidrasi dengan cairan infus.

Namun penurunan suhu tubuh ini tidak bisa berlangsung cepat. Maka, selama proses rehidrasi bisa dibantu dengan kompres es batu atau handuk dingin di sela-sela tubuh. Metode ini akan digunakan untuk membantu menurunkan panas tubuh lebih cepat.

Untuk kasus heatstroke yang membutuhkan perawatan yang lebih lanjut, akan dirujuk ke rumah sakit Mina Al-Wadi.

Hal senada disampaikan oleh Kasi Kesehatan Daerah Kerja Bandara, Imron Cahyono yang juga pelaksana Poskes Arafah. Dijelaskan, penanganan heatstroke di Poskes Arafah menggunakan metode yang sama. Penanganan kasus heatstroke juga dilakukan di pos satelit oleh Emergency Mediacal Team (EMT). Ambulans juga disiagakan untuk mengevakuasi jemaah haji sakit dari Poskes satelit ke Poskes utama untuk perawatan lebih lanjut.

“Penanganan cepat kasus heatstroke di Arafah dilakukan oleh tim medis kami yang bertugas di pos satelit Arafah dan bisa juga dievakuasi menggunakan ambulans kebpos kesehatan utama,” kata Imron.

Imron menjelaskan, di Poskes utama Arafah disediakan zona khusus untuk penanganan heatstroke dengan kapasitas sekitar 5 bed. Penanganan heatstroke di Poskes Arafah juga menggunakan metode kompres es dan handuk dingin untuk membantu percepatan penurunan suhu selama proses rehidrasi. Untuk kasus heatstroke yang membutuhkan perawatan yang lebih lanjut, akan dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi Arafah.

“Di Pos Kesehatan Arafah selain zona triase yang meliputi zona emergency, zona observasi, dan zona pemulihan, disediakan juga zona khusus untuk penanganan heatstroke. Heatstroke kami buatkan zona tersendiri dengan kapasitas 3 hingga 5 bed,” tutur Imron.

Imron menegaskan selain mengenali gejala heatstroke, jemaah haji yang akan melakukan prosesi Armuzna diimbau agar memperhatikan anjuran dari penyelenggara ibadah haji terutama bagi jemaah haji risiko tinggi untuk melaksanakan ibadah disesuaikan kondisi tubuh atau kesehatannya. Jemaah haji juga diimbau untuk menghindari paparan panas yang ekstrem.

“Jemaah haji risiko tinggi, diharapkan dapat memperhatikan anjuran penyelenggara ibadah haji terutama bagi jemaah haji risiko tinggi untuk melaksanakan ibadah disesuaikan kondisi tubuh atau kesehatannya. Sedapat mungkin jemaah haji bisa menghindari paparan langsung terik matahari,” ujar Imron.

Jemaah haji juga diimbau menghindari dehidrasi saat Armuzna. Jemaah haji diimbau untuk minum air 200 ml tiap jam dengan perlahan dan jangan tunggu haus. Jemaah haji juga disarankan untuk  minum satu saset oralit yang dilarutkan dengan air 200 ml per hari.

Jemaah haji diimbau saat prosesi Armuzna dapat membawa handuk kecil yang nantinya bisa dibasahi dan dikompreskan ke badan untuk mengurangi panas tubuh untuk menghindari terjadinya heatstroke. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES