Peristiwa Internasional

Miliaran Manusia di 40 Negara Terancam Bencana Nuklir Jika Ini Terjadi

Kamis, 06 Juli 2023 - 15:46 | 67.90k
Pabrik Zaporizhzhia terlihat dari tepi sungai Dnipro pada 16 Juni 2023, setelah bendungan Nova Kakhovka jebol.(FOTO: AFP/ED JONES)
Pabrik Zaporizhzhia terlihat dari tepi sungai Dnipro pada 16 Juni 2023, setelah bendungan Nova Kakhovka jebol.(FOTO: AFP/ED JONES)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dunia terancam, satu miliar orang di 40 negara menghadapi bencana nuklir bila pembangkit listrik nuklir terbesar di Eropa Zaporizhzhia diledakkan di tengah perang Rusia-Ukraina.

Amerika Serikat juga terus memantau kondisi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia itu.

Advertisement

Presiden Ukraina, Volodymyr  Zelensky dalam pidatonya pada hari Selasa (4/7/2023) menyatakan bahwa pasukan Rusia telah menempatkan benda yang menyerupai bahan peledak di atap di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.

Pidato Volodymyr Zelensky  itu kemudian memicu kekhawatiran di seluruh dunia.

"Mungkin untuk mensimulasikan serangan terhadap pabrik. Mungkin mereka punya skenario lain," kata Zelensky berspekulasi.

Ia menegaskan, bagaimanapun dunia melihat,  tidak bisa tidak melihat,  bahwa satu-satunya sumber bahaya bagi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia adalah Rusia dan tidak ada orang lain.

Rabu malam, Zelenskyy mengulang tuduhannya bahwa Rusia berencana melakukan insiden di pembangkit nuklir yang mirip dengan penghancuran bendungan Nova Kakhovka bulan lalu di wilayah Kherson selatan Ukraina.

"Sekarang mereka juga menambang pembangkit listrik tenaga nuklir ini. Dan ini adalah fakta," kata Zelenskyy dalam pidato video kepada mahasiswa dan staf universitas di Argentina.

Sementara pihak berwenang Rusia mengklaim Kyiv juga merencanakan tindakan "sabotase" di Zaporizhzhia.

"Situasinya cukup tegang karena ancaman sabotase dari rezim Kyiv sangat tinggi, sabotase yang bisa menimbulkan konsekuensi bencana," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan, Rabu (5/7/2023).

“Rezim Kyiv telah berulang kali menunjukkan kesiapannya untuk tidak mengesampingkan apapun," katanya.

Peskov mengatakan Rusia mengejar "semua tindakan" untuk melawan dugaan ancaman Ukraina.

Renat Karchaa, penasihat perusahaan nuklir negara Rusia Rosenergoatom, yang mengendalikan pabrik Zaporizhzhia, mengatakan, tidak ada dasar untuk klaim Zelenskyy tentang rencana Moskow untuk mensimulasikan ledakan di fasilitas tersebut.

“Mengapa kita membutuhkan bahan peledak di sana? Ini tidak masuk akal yang ditujukan untuk mempertahankan ketegangan," kata Karchaa pada hari Rabu, menurut kantor berita Interfax.

Rusia dan Ukraina saling menuduh merencanakan untuk melakukan serangan terhadap fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia tersebut. 

Sementara itu Pengawas Nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, bahwa para ahlinya yang berbasis di Zaporizhzhia belum melihat adanya indikasi ranjau atau bahan peledak di pabrik itu, namun  mereka membutuhkan lebih banyak akses ke sana.

IAEA menyerukan peningkatan akses ke pembangkit nuklir Zaporizhzhia yang dikendalikan Rusia di Ukraina selatan itu.

IAEA, Rabu (5/7/2023) mengatakan, pihaknya sedang mencari akses tambahan ke pabrik Zaporizhzhia untuk membuktikan tidak adanya ranjau atau bahan peledak di lokasi.

"Dengan ketegangan militer dan aktivitas yang meningkat di kawasan dimana pembangkit listrik tenaga nuklir besar ini berada, para ahli kami harus dapat memverifikasi fakta di lapangan," kata Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

Inspeksi baru-baru ini di lokasi oleh staf IAEA memang tidak menemukan "indikasi ranjau atau bahan peledak yang terlihat", tetapi akses tambahan akan membantu mengklarifikasi situasi saat ini di lokasi disaat tuduhan yang belum dikonfirmasi dan tuduhan balasan yang beredar," kata Grossi.

"Secara khusus, akses ke atap unit reaktor 3 dan 4 sangat penting, serta akses ke bagian ruang turbin dan beberapa bagian sistem pendingin di pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia," kata. Rafael Grossi.

IAEA perlu mengklarifikasi dan membuktikan ada tidaknya bahan peledak di Pembangkit Listrik Nuklir terbesar di Eropa Zaporizhzhia itu karena miliaran manusia di 40 negara di dunia terancam bencana nuklir ditengah perang Rusia dan Ukraina. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES