Peristiwa Internasional

Ursula von der Leyen Ingin Jadi Ketua Komisi Eropa Lagi

Selasa, 20 Februari 2024 - 09:23 | 29.41k
Presiden Komisi Eropa berusia 65 tahun, Ursula von der Leyen akan mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri kembali pada pertemuan partainya di Berlin pada hari Senin.(FOTO: Euronews)
Presiden Komisi Eropa berusia 65 tahun, Ursula von der Leyen akan mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri kembali pada pertemuan partainya di Berlin pada hari Senin.(FOTO: Euronews)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ursula von der Leyen, 65, akan mencalonkan diri lagi untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden Komisi Eropa lima tahun lagi.

Ursula von der Leyen akan mengumumkan pencalonan dirinya pada pertemuan partainya, partai Persatuan Demokratik Kristen (CDU) di Berlin, Jerman, Senin depan 

Advertisement

Hingga saat ini, seperti dilansir Euronews, Ursula von der Leyen yang lahir di Brussel itu hanya menandakan kemungkinan mencalonkan diri lagi untuk jabatan tertinggi di Uni Eropa, dan menghindari menyatakan niatnya secara jelas meskipun ada tekanan yang meningkat. 

Ursula von der Leyen menyatakan, bahwa ia mungkin akan mencalonkan diri lagi saat menghadiri Konferensi Keamanan Munich, Sabtu lalu dengan mengatakan bahwa jika ia ingin mendapatkan masa jabatan kedua, ia akan meningkatkan belanja pertahanan dan mengangkat seorang komisaris pertahanan.

Pada bulan September 2023, Jacob Kirkegaard, peneliti senior di German Marshall Fund dan Peterson Institute for International Economics sudah berspekulasi, Ursula von der Leyen akan mencalonkan diri kembali tahun ini berdasarkan pidato kenegaraannya.

“Pidato tersebut benar-benar merupakan pidato yang fokus pada penerapan Kesepakatan Hijau, digitalisasi, proses aksesi Ukraina ke Uni Eropa, dan lainnya. Namun juga membahas konsekuensi dari keputusan yang diambil pada masa jabatan terakhirnya,” katanya.

Ursula Von der Leyen saat itu tidak menyebutkan kemungkinan pencalonannya untuk masa jabatan kedua.

“Sangat sulit bagi saya untuk tidak melihat pidato ini dan juga melihatnya, sejujurnya, sebagai pidato pemilu,” kata Kirkegaard. Dia benar, namun belum jelas apakah Ursula von der Leyen mempunyai dukungan politik yang cukup untuk memilih kembali.

Untuk mengkampanyekan peran tersebut, ia harus mendapat dukungan dari dua partai lain dalam Partai Rakyat Eropa (EPP). 

Partai politik berhaluan kanan-tengah yang pro-Eropa ini duduk di Parlemen Uni Eropa, yang mencakup total 83 partai dari 44 negara. 

Dia kemudian perlu memenangkan pemungutan suara di Kongres EPP di Bukares pada bulan Maret dan menunggu hasil pemilu Parlemen Eropa pada tanggal 6-9 Juni. Saat ini, EPP memimpin jajak pendapat untuk pemilu bulan Juni. 

Untuk menang, Ursula von der Leyen memerlukan dukungan mayoritas anggota Parlemen Eropa yang baru. Jika terpilih kembali, ia akan bertahan selama lima tahun lagi.

Ursula Von der Leyen mulai menjabat sebagai Presiden Komisi Eropa mulai 1 Desember 2019, dan menjadi perempuan pertama yang menduduki posisi puncak di UE. Dia juga telah membuat sejarah sekali pada tahun 2013, dimana dia menjadi menteri pertahanan wanita pertama di Jerman. 

Dalam upayanya menjadi presiden Komisi Eropa, Ursual von der Leyen telah memimpin blok tersebut melewati masa-masa sulit, termasuk pandemi Covid-19, krisis biaya hidup, dan invasi Rusia ke Ukraina. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES