Peristiwa Internasional

Satu Persatu Negara Pendonor UNRWA Kembali Dukung Pendanaan untuk Palestina

Sabtu, 16 Maret 2024 - 19:00 | 28.51k
Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong. (FOTO: The Sun)
Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong. (FOTO: The Sun)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Satu persatu dari lusinan negara pendonor UNRWA, telah kembali mendukung pendanaan badan bantuan utama PBB, UNRWA untuk Palestina.

Selama lebih dari dari dua bulan negara-negara pendonor itu menghentikan pendanaan untuk badan bantuan utama PBB untuk Palestina, setelah mereka mempercayai tuduhan Israel bahwa petugas UNRWA terlibat dalam aksi serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Advertisement

Terbaru, Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong Jumat lalu menyatakan, Australia akan melanjutkan pendanaan untuk badan bantuan utama PBB untuk Palestina ini. Hingga saat ini, Israel tidak memberikan bukti bahwa beberapa pegawai badan tersebut yang dituduh ikut serta dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Meski demikian, UNRWA telah memecat orang-orang yang dituduh oleh Israel itu.

Ketika situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, Australia memutuskan melanjutkan pendanaan ke badan PBB untuk Palestina (UNRWA) pada hari Jumat. "Dengan melanjutkan pendanaan, pemerintah merespons situasi kemanusiaan yang mengerikan dan memburuk di Gaza," kata Penny Wong dalam pernyataannya.

Keputusan untuk menghentikan sementara pendanaan dibuat menyusul langkah-langkah untuk meningkatkan integritas operasi UNRWA.

Selain mencairkan dana sebesar US$6 juta kepada UNRWA, Australia juga akan mendukung upaya Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan penting kepada warga sipil di Gaza.

"Globemaster C-17A Angkatan Udara Australia juga akan mengirimkan pasokan 140 parasut pengiriman udara Angkatan Pertahanan Australia untuk digunakan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan," tambah pernyataan itu.

Pernyataan tersebut mencatat bahwa keputusan Australia sejalan dengan tindakan yang diambil oleh Kanada, Swedia dan UE, dan diharapkan akan lebih banyak lagi negara yang telah menghentikan pendanaan, mengambil pendekatan serupa.

Australia mengakui, bahwa hanya UNRWA yang memiliki infrastruktur untuk menerima dan mendistribusikan bantuan dalam skala yang dibutuhkan di Gaza, dan mendesak Israel untuk mengakui mandatnya dan bekerja secara transparan untuk mendukung integritasnya.

Australia juga menegaskan kembali seruannya kepada para pihak untuk melakukan gencatan senjata kemanusiaan yang "segera dan abadi" di Gaza untuk memungkinkan pembebasan sandera tanpa syarat dan memberikan bantuan kemanusiaan yang mendesak.

"Saran terbaik yang ada saat ini dari lembaga-lembaga dan pengacara pemerintah Australia adalah, bahwa UNRWA bukanlah organisasi teroris, dan bahwa perlindungan tambahan yang ada sudah cukup melindungi pendanaan pembayar pajak Australia," kata Wong lagi saat konferensi pers di Adelaide.

"Saya tahu orang-orang kelaparan di Gaza. Saya tahu bahwa UNRWA sangat penting dalam memberikan bantuan ini kepada orang-orang yang berada di ambang kelaparan," tambahnya.

Israel memulai perangnya di Gaza setelah serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023, yang telah membunuh lebih dari 31.000 warga Palestina dan mendorong wilayah tersebut ke ambang kelaparan.

Lebih dari sepuluh negara pendonor, termasuk AS, Jerman, Uni Eropa, dan Kanada, menarik dukungan keuangan UNRWA sebagai tanggapan atas tuduhan Israel itu.

Pada tahun 2022, kontribusi AS, Jerman, dan UE kepada UNRWA masing-masing bernilai U$343,9 juta, U$202,1 juta, dan U$114,2 juta.

Akibat pemutusan hubungan kerja itu badan tersebut telah kehabisan dana dalam waktu beberapa minggu. UNRWA memperkirakan bahwa penangguhan donor waktu itu menyebabkan kekurangan dana sebesar U$440 juta.

Namun, masih ada negara yang tetap mendukung UNRWA. Irlandia adalah negara terbaru yang menjanjikan 20 juta euro, atau hampir U$21,5 juta, untuk mendukung lembaga yang terdampak krisis tersebut.

Beberapa negara, termasuk Belgia, Norwegia, Arab Saudi, Spanyol, dan Turki, bahkan telah memutuskan tetap mendanai UNRWA.

Kini satu persatu negara-negara pendonor UNRWA, kembali memberikan dukungan pendanaannya ke Palestina, setelah sempat bergabung dengan sekutu Baratnya, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris (Inggris) menangguhkan pendanaannya setelah Israel menuduh selusin pekerja UNRWA terlibat dengan serangan 7 Oktober.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES