Menyelusuri Sejarah Lion's Gate di Yerusalem

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Lion's Gate, atau Bab al-Asbat dalam bahasa Arab, adalah sebuah situs bersejarah yang terletak di Yerusalem. Yerusalem adalah sebuah kota yang terletak di wilayah geografis yang disebut Palestina, di Timur Tengah.
Namun, status politik Yerusalem sangat kompleks dan menjadi pusat sengketa politik yang berlarut-larut antara Israel dan Palestina. Israel telah mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota negaranya sejak pendiriannya pada tahun 1948, sementara Palestina juga mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota negaranya yang diakui secara internasional.
Advertisement
Kota tersebut menjadi pusat spiritual bagi tiga agama besar dunia: Islam, Kristen, dan Yahudi. Gerbang ini memiliki keunikan tersendiri dalam sejarah dan arsitektur, serta memiliki makna religius yang dalam bagi umat Islam. Mari kita jelajahi lebih dalam tentang Lion's Gate dan cerita di baliknya.
Sejarah
Lion's Gate terletak di samping gerbang kota kuno yang juga dikenal sebagai "Bab Sitt Maryam" atau Gerbang Santa Maria. Gerbang ini dinamai demikian karena adanya dua patung singa yang terletak di atasnya, yang kemudian memberi nama Lion's Gate.
Dibangun pada masa kekuasaan Kekhalifahan Umayyah pada abad ke-8 Masehi, gerbang ini menjadi salah satu pintu masuk penting ke Kota Lama Yerusalem.
Arsitektur Lion's Gate mencerminkan gaya arsitektur Islam klasik, dengan detail dan hiasan yang indah. Masjid ini memiliki ruang shalat utama yang luas, serta halaman terbuka di depannya yang digunakan untuk shalat berjemaah dan kegiatan keagamaan lainnya.
Dinding-dindingnya dihiasi dengan kaligrafi Arab yang indah, menciptakan atmosfer yang khusyuk bagi para jamaah yang datang untuk beribadah.
Makna Religius
Bagi umat Islam, Lion's Gate memiliki makna religius yang mendalam. Selain menjadi tempat ibadah dan refleksi spiritual, gerbang ini juga dikaitkan dengan sejarah Nabi Muhammad SAW.
Menurut tradisi Islam, gerbang ini adalah salah satu gerbang yang dibuka oleh Khalifah Umar bin Khattab ketika ia menaklukkan Yerusalem pada tahun 637 Masehi.
Selama abad-abad berikutnya, Lion's Gate menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah yang melintasi Yerusalem. Dari masa kejayaan Kekhalifahan Islam hingga masa penjajahan Salibis dan kekuasaan Ottoman, masjid ini terus menjadi bagian integral dari kehidupan kota suci ini.
Bahkan, saat perang antara Israel dan Palestina Ramadan 2024 para umat muslim masih beribadah dan melaksanakan salat tarawih di tempat ibadah tersebut. Meskipun sekitar lokasi tersebut kini telah dipasang kawat berduri namun semangat umat islam tak pernah surut untuk beribadah.
Lion's Gate tidak hanya merupakan sebuah bangunan bersejarah, tetapi juga sebuah simbol keberagaman dan kerukunan di tengah-tengah kompleksitas politik dan agama di Yerusalem. Bagi umat Islam, masjid ini adalah tempat suci yang memancarkan kedamaian dan ketenangan.
Sementara bagi dunia, Lion's Gate adalah jendela ke masa lalu yang menawarkan wawasan tentang sejarah yang kaya dan kompleks dari kota suci ini.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Rizal Dani |