Peristiwa Internasional

Intelijen AS Terlibat dalam Pembebasan Empat Sandera di Gaza

Minggu, 09 Juni 2024 - 12:32 | 23.86k
Warga Palestina berdiri di samping kerabat mereka yang meninggal dunia dalam pemboman Israel di Jalur Gaza di Rumah Sakit al-Aqsa di Deir el-Balah pada hari Sabtu. (FOTO: Al Jazeera/AP Photo)
Warga Palestina berdiri di samping kerabat mereka yang meninggal dunia dalam pemboman Israel di Jalur Gaza di Rumah Sakit al-Aqsa di Deir el-Balah pada hari Sabtu. (FOTO: Al Jazeera/AP Photo)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tim spesialis intelijen AS ikut membantu Israel dalam operasi penyelamatan empat sandera yang dibarengi dengan pembunuhan sekitar 210 warga sipil Palestina di Nuseirat, Gaza tengah, Sabtu (8/6/2024).

Secara fisik, tidak ada personel Amerika Serikat yang terlibat dalam serangan di Nuseirat , Gaza tengah dalam pembebasan empat sandera Israel itu. Namun sel AS itu terlibat dalam operasi intelijen, mengumpulkan informasi tentang keberadaan para sandera.

Advertisement

Sel Amerika itu, seperti dilansir CNN, yang membantu penyelamatan sandera Israel pada hari Sabtu. "Mereka memang bertugas mendukung Israel sejak 7 Oktober dengan mengumpulkan informasi tentang para sandera," kata seorang pejabat AS.

Menurut seorang pejabat pertahanan AS, setelah serangan Hamas tanggal 7 Oktober, AS menawarkan perencanaan operasi khusus dan dukungan intelijen kepada Israel sebagai bagian dari upaya untuk menyelamatkan sandera yang disandera oleh Hamas.

Dukungan itu tidak melibatkan atau memerlukan kehadiran pasukan AS yang berada di Israel. Sebaliknya, bantuan yang diberikan adalah berupa intelijen, pengawasan, dan pengintaian.

Presiden AS, Joe Biden hari Sabtu mengatakan, bahwa dia menyambut baik berita penyelamatan tersebut, dan Gedung Putih mengatakan pihaknya mendukung semua upaya untuk membebaskan sandera yang tersisa.

Sementara itu Hamas pada hari Sabtu telah mengklaim beberapa sandera ikut terbunuh selama misi penyelamatan Israel di Gaza tengah, namun tidak memberikan bukti. 

Abu Obaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, membuat klaim yang belum diverifikasi mengatakan, bahwa dengan melakukan pembantaian yang mengerikan, Israel bisa membebaskan beberapa sandera, namun membunuh beberapa lainnya selama operasi tersebut.

Obaida tidak merinci identitas orang yang meninggal dunia atau memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya itu.

Dalam postingannya di Telegram, Obaida menambahkan, bahwa serangan penyelamatan tersebut menimbulkan bahaya besar bagi para sandera yang tersisa dan akan berdampak buruk pada kondisi dan kehidupan mereka.

Militer Israel menyelamatkan empat sandera dalam operasi khusus, Sabtu siang , yang menurut pihak berwenang Gaza menyebabkan sedikitnya 210 orang meninggal dunia dan melukai lebih dari 400 lainnya.

Meski tidak bisa diverifikasi secara independen soal angka tersebut, namun jurnalisny CNN di Gaza menyampaikan ada adegan horor dan korban jiwa dalam jumlah besar dari lapangan.

Korban Meninggal Meningkat

Sementara itu menurut pejabat rumah sakit di Gaza tengah, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi setidaknya 236 orang setelah pasukan keamanan Israel melakukan operasi pada hari Sabtu untuk menyelamatkan empat sandera dari kamp pengungsi Nuseirat.

Direktur Rumah Sakit Al-Awda, Dr. Marwan Abu Nasser mengatakan, bahwa 142 jenazah telah dihitung di fasilitas medis pada Sabtu malam setelah serangan Israel, yang disertai dengan tembakan artileri berat dan penembakan.

Sedangkan para pejabat di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah seperti disampaikan juru bicara Khalil al-Dikran, juga telah menghitung ada 94 jenazah di fasilitas medis mereka.

Media-media tidak memiliki cara untuk memverifikasi jumlah korban yang dilaporkan oleh pejabat Palestina di Gaza itu, karena kurangnya akses media internasional ke jalur tersebut. Catatan medis di daerah kantong yang dilanda perang tidak membedakan antara warga sipil dan militan yang terbunuh.

Warga sipil Palestina menggambarkan pemandangan mengerikan selama operasi militer Israel, dan mereka mengatakan kepada wartawan, bahwa anak-anak telah "terkoyak dan berserakan di jalan-jalan" akibat pemboman besar-besaran.

Setidaknya 36.801 orang tewas dan 83.680 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Revisi jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan sebagai sandera di Gaza.

Sabtu kemarin, dengan keterlibatan intelijen AS, Israel membebaskan empat sandera dari Nuseirat, Gaza tengah dengan membunuh 210 warga Palestina. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES