Peristiwa Internasional Info Haji 2024

Safari Wukuf Solusi PPIH untuk Jemaah Haji Sakit di Tanah Suci

Rabu, 12 Juni 2024 - 19:48 | 20.79k
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas meninjau tenda Arafah. (Foto: MCH 2024 Kemenag RI)
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas meninjau tenda Arafah. (Foto: MCH 2024 Kemenag RI)
FOKUS

Info Haji 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MADINAH – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2024 telah menyiapkan skema Safari Wukuf bagi jemaah haji yang sakit. Bagi jamaah yang kondisinya belum stabil dan tidak bisa mengikuti Safari Wukuf di Padang Arafah, mereka akan dibadalhajikan.

Safari Wukuf adalah upaya untuk mengantar jamaah yang sakit ke Arafah menggunakan ambulans agar dapat melaksanakan wukuf, salah satu rukun haji. Namun, bagi jamaah yang tidak bisa ikut serta karena kondisi kesehatannya yang kritis, mereka akan dibadalhajikan oleh petugas haji.

Advertisement

Prof KH Aswadi Syuhadak, Pembimbing Haji PPIH Arab Saudi, menjelaskan bahwa pelaksanaan ibadah haji disesuaikan dengan kondisi dan kesempatan jamaah.

“Jamaah yang sakit di Madinah sudah didorong ke Mekkah. KKHI akan menentukan mana jamaah yang bisa diikutsertakan dalam Safari Wukuf,” kata Kiai Aswadi di Mekkah.

Menurut Kiai Aswadi, jamaah yang sembuh dan mampu melaksanakan wukuf akan bergabung dengan kloter masing-masing. Sebaliknya, bagi jamaah yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibawa ke Arafah, seperti lansia dan berisiko tinggi (risti), mereka akan langsung didorong ke Mina tanpa melintas di Muzdalifah.

“Jamaah yang sakit akan dibadalkan,” tambah Kiai Aswadi.

Untuk memberikan kemudahan, PPIH juga menyiapkan skema murur, yang memungkinkan jamaah hanya melintas di Muzdalifah tanpa harus mabit atau menginap. Ini bertujuan untuk menjaga kesehatan jamaah, terutama yang tidak memungkinkan untuk berlama-lama di Muzdalifah.

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah, Ali Machzumi, menjelaskan bahwa jamaah yang sakit akan dibawa ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Nanti jamaah akan Safari Wukuf,” kata Ali.

Jika jamaah tidak membutuhkan alat-alat medis, mereka bisa diangkut menggunakan ambulans atau bus, sehingga dapat mengikuti rangkaian puncak haji. Jika tidak, mereka akan dibadalhajikan.

Beberapa skema telah disiapkan oleh PPIH untuk memastikan semua jamaah bisa mengikuti rangkaian puncak haji di Armuzna:

1. Jemaah yang Kondisinya Membaik: Jamaah yang kondisinya membaik sebelum 7 Juni, atau tiga hari sebelum ditutupnya gerbang masuk Kota Mekkah, akan diantar oleh petugas KKHI ke Mekkah.

Mereka akan difasilitasi untuk mengambil miqat dan berihram oleh pembimbing ibadah dari PPIH.

2. Jemaah yang Dirawat di Rumah Sakit: Bagi jamaah yang kondisinya masih belum memungkinkan, mereka akan diberangkatkan menggunakan ambulans khusus ke rumah sakit di Mekkah.

Kondisi mereka akan dievaluasi sebelum puncak haji, dan jika memungkinkan, mereka akan mengikuti Safari Wukuf. Jika sembuh, mereka bisa bergabung dengan rombongan.

Dengan skema ini, PPIH berupaya memastikan seluruh jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan khusyuk, meski dalam kondisi sakit atau memiliki risiko tinggi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES