Peristiwa Internasional Info Haji 2024

Cerita Sukses PPIH Antarkan Jemaah Haji ke Mina Usai Mabit di Muzdalifah

Sabtu, 22 Juni 2024 - 06:22 | 14.21k
Kepala Satuan Operasional Armuzna, Harun Al Rasyid. (Foto: MCH 2024 Kemenag RI)
Kepala Satuan Operasional Armuzna, Harun Al Rasyid. (Foto: MCH 2024 Kemenag RI)
FOKUS

Info Haji 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pelaksanaan mabit (bermalam) di Muzdalifah dan pemberangkatan jemaah haji Indonesia tahun 1445 Hijriah menjadi momen penuh haru dan kebanggaan bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Semua jemaah berhasil diberangkatkan ke Mina sebelum pukul 08.00 Waktu Arab Saudi (WAS), berbeda dari tahun sebelumnya saat banyak jemaah masih berada di Muzdalifah hingga siang hari.

Advertisement

Kepala Satuan Operasional Armuzna, Harun Al Rasyid, dengan bangga menyatakan bahwa skema pemberangkatan tahun ini berjalan optimal berkat kerja sama yang luar biasa antara PPIH, Masyariq, dan otoritas Saudi.

"Ini suatu prestasi yang luar biasa dari pemerintah karena sukses bekerja sama dengan pihak Masyariq dan otoritas Saudi. Ini menjadi pedoman untuk pelaksanaan tahun-tahun berikutnya," ungkap Harun. 

Tambahan armada bus menjadi kunci utama keberhasilan ini. Tahun ini, PPIH menambah jumlah bus untuk memastikan tidak ada jemaah yang harus mengantri hingga siang hari. Langkah ini diambil setelah koordinasi intensif antara pimpinan PPIH dengan Masyariq dan otoritas Saudi, menunjukkan respons cepat dan tepat terhadap kebutuhan di lapangan.

Skema Murur di Muzdalifah

Yang membuat pelaksanaan tahun ini lebih istimewa adalah penerapan skema murur. Untuk pertama kalinya, PPIH Arab Saudi menerapkan skema ini yang memungkinkan pendorongan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan langsung menuju Mina, tanpa harus turun dari bus.

Skema ini sangat efektif, terutama untuk mengantisipasi keterlambatan jemaah dalam perjalanan dari Muzdalifah ke Mina.

"Skema murur sesuai dengan instruksi pimpinan, sangat menggembirakan dan bisa dipertahankan. Dampaknya sangat positif selama perjalanan dari Arafah ke Muzdalifah dan lanjut ke Mina," ujar Harun dengan penuh semangat.

Di tengah tantangan logistik yang besar, Kepala Sektor 1 Satgas Armuzna, Ibrahim Basyir, memastikan bahwa estimasi waktu pendorongan jemaah sesuai skenario. Meski awalnya ada antrian panjang di Mina, masalah ini cepat diatasi dengan penambahan armada bus, berkat koordinasi yang baik dengan pihak Masyariq.

"Alhamdulillah, pemberangkatan jemaah di sektor satu dari maktab 10 sampai 16 berjumlah 24.750 jemaah. Pendorongan awal memang ada kendala jumlah bus, tapi berbagai pertimbangan dan koordinasi dengan pihak Masyariq menambah unit bus. Pemberangkatan kloter terakhir pada pukul 07.30 Waktu Arab Saudi," jelas Ibrahim, yang akrab disapa Baim.

Cerita sukses ini memperlihatkan lebih dari sekadar perencanaan yang baik, tapi juga dedikasi dan kerja keras para petugas haji yang memastikan setiap jemaah bisa menjalankan ibadahnya dengan nyaman dan tepat waktu.

Skema murur yang diterapkan, memberikan solusi efektif dalam mengatur pergerakan jemaah, sehingga lebih dari 55 jemaah Indonesia dapat melintasi Muzdalifah tanpa harus turun dari bus.

Keberhasilan pelaksanaan mabit di Muzdalifah ini menjadi bukti nyata bahwa dengan koordinasi yang baik, tantangan operasional haji dapat diatasi, memberikan pengalaman ibadah yang lebih baik dan tertib bagi para jemaah.

Hal ini menjadi inspirasi bagi pelaksanaan haji di masa mendatang, dengan harapan semakin banyak inovasi yang membawa kemudahan dan kenyamanan bagi para tamu Allah.(*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES