Tentara Israel Meneror dan Membunuh Pengungsi Palestina

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Warga Palestina sedang diteror baik oleh tentara maupun para pemukim Israel di Gaza, bahkan sejumlah warga juga dibunuh dalam serangan ke rumah-rumah yang tiba-tiba dan intensif.
Warga kota Gaza lari tunggang langgang dengan membawa apa yang bisa mereka bawa, setelah pasukan tank Israel terus merangsek ke wilayah Selatan dan Utara Gaza bersama dengan buldoser-buldoser mereka.
Advertisement
Pasukan Israel terus memperdalam serangan mereka di ke dua wilayah di Jalur Gaza tersebut pada hari Jumat. Pejabat kesehatan Palestina menyebutkan, penembakan tank di Rafah telah menyebabkan sedikitnya 11 orang meninggal dunia.
Dilansir Reuters, warga dan media Hamas mengatakan, tank-tank bergerak maju lebih jauh ke barat menuju lingkungan Shakoush di Rafah.
Hal itu memaksa ribuan pengungsi di sana berlarian meninggalkan kamp tenda mereka dan menuju ke utara menuju Khan Younis di dekatnya.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan serangan darat baru Israel di daerah Shujayea, Kota Gaza, memaksa 60.000 penduduk Gaza mengungsi, sementara operasi militer Israel di daerah al-Mawasi, Gaza selatan mengakibatkan 5.000 orang juga mengungsi ditambah banyak korban.
Enam orang, termasuk empat anak-anak meninggal dunia dan sedikitnya 15 lainnya terluka dalam serangan militer Israel terhadap rumah-rumah penduduk di Kota Gaza semalam.
Korban juga dilaporkan dalam serangan di kamp pengungsi Maghazi di Gaza tengah, demikian laporan berita Wafa Palestina
Bukan hanya pasukan Israel yang memporak-porandakan keberadaan warga Palestina, para pemukim Israel di Gaza juga ikut menyerang pemukiman warga Palestina.
Kantor berita Wafa melaporkan, pemukim Israel itu telah menyerang tempat tinggal warga Palestina di pinggiran Turmus Aya, yang terletak di timur laut Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, sehingga menyebabkan kerusakan properti sebelum melarikan diri dari tempat kejadian.
Militer Israel tidak segera mengomentari hal itu
Sejak 7 Mei, tank-tank Israel telah maju di beberapa distrik Rafah, dan pasukannya tetap menguasai seluruh garis perbatasan dengan Mesir dan penyeberangan Rafah, satu-satunya pintu gerbang bagi sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza dengan dunia luar.
Seorang warga, yang sempat berbicara kepada Reuters melalui aplikasi obrolan mengatakan, beberapa buldoser di daerah Shakoush menumpuk pasir untuk ditempatkan di belakang tank Israel.
"Beberapa keluarga yang tinggal di area penyerbuan, sekarang dikepung oleh pasukan pendudukan," katanya.
"Situasi di sana sangat berbahaya dan banyak keluarga mengungsi ke arah Khan Younis, bahkan dari daerah Mawasi karena keadaan menjadi tidak aman bagi mereka," tambah pria tersebut yang pindah ke utara semalam.
Keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi di selatan Gaza itu melarikan diri dari karena meningkatnya tembakan Israel di daerah utara Rafah. Mereka mencari perlindungan di tempat lain.
Semalam mereka menggambarkan malam yang kacau saat suara pertempuran sangat dekat dan mendorong keputusan sulit untuk mengungsi.
"Gendong saja anakmu dan lari, kami tidak membawa apa-apa," kata seorang pria, Mohammad al-Hadad, seperti dilansir AP.
Beberapa orang yang melarikan diri sempat kembali lagi pada hari Jumat, dan kemudian melemparkan barang-barang mereka ke atas kendaraan atau gerobak yang ditarik oleh keledai dan berangkat.
"Kami tidak tahu kemana kami bisa pergi," kata seorang perempuan bernams Ghada Qudeh.
"Sejak kemarin, kami belum menemukan makanan atau minuman," ujarnya.
Dia mengatakan, keluarganya melarikan diri setelah pasukan Israel menembakkan rudal ke sebuah rumah tempat mereka berlindung pada hari Kamis.
Militer Israel mengatakan pasukannya memang terus beroperasi di Rafah namun tidak segera mengomentari serangan spesifik tersebut. Militer mengatakan seorang tentara mati dalam pertempuran semalam di Rafah.
Orang-orang yang melarikan diri dari Rafah itu adalah sebagian dari mereka yang bertahan hidup di kota yang dulunya dipenuhi oleh pengungsi Palestina.
Namun, invasi darat Israel sejak awal Mei telah membuat hampir semua orang yang mencari perlindungan di sana meninggalkan kota itu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan 1,3 juta orang telah mengungsi dari Rafah. Itu jumlah lebih dari separuh populasi Gaza. Hanya 65.000 an orang yang tersisa
Lebih dari delapan bulan setelah perang udara dan darat Israel di Gaza yang dipicu oleh serangan lintas batas pimpinan Hamas pada 7 Oktober, sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam terus melancarkan serangan terhadap pasukan Israel yang beroperasi di wilayah yang menurut tentara Israel itu telah mendapatkan kendali beberapa bulan yang lalu.
Kelompok Palestina terkadang masih menembakkan roket ke wilayah Israel.
Pasukan Israel yang didukung tank dan buldoser masih bertempur melawan pejuang Palestina di sebelah barat Rafah. Mereka terus menghancurkan sejumlah bangunan di kota tersebut.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan tiga petugas medisnya meninggal dunia oleh pesawat Israel dan 12 lainnya terluka ketika mereka melakukan sedang melakukan upaya penyelamatan di kamp pengungsi Bureij tengah.
Warga di Kota Gaza berlarian di jalan-jalan karena ketakutan setelah diteror dengan serangan-serangan ke rumah-rumah penduduk, sementara korban meninggal dunia dan terluka tergeletak di jalan-jalan setelah tentara Israel menyerang wilayah Shujayea di bagian timur. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |