Peristiwa di Indonesia Terulang, Pesawat Superjet 100 Jatuh di Moskow
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah jet penumpang Rusia, Superjet 100 (Sukhoi Superjet 100) jatuh di dekat Moskow dalam uji coba, menewaskan tiga awaknya.
Dilansir Euronews, pihak berwenang darurat di Moskow mengatakan penyebab jatuhnya Superjet 100 di distrik Kolomensky di wilayah ini diduga karena kegagalan kedua mesinnya secara bersamaan.
Advertisement
Demikian menurut sumber yang tidak mau disebutkan namanya di layanan operasional seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS.
Kantor berita itu menambahkan, kemungkinan besar, alasannya adalah teknis, tetapi versi lain akan diperiksa, termasuk tindakan pilot.
"Jet penumpang itu jatuh pada hari Jumat (12/7/2024) di dekat Moskow saat terbang tanpa penumpang, menewaskan tiga awaknya," kata para pejabat.
Menurut pejabat darurat, jet itu jatuh di hutan dekat desa Apraksino, sekitar 90 kilometer (55 mil) di tenggara ibu kota Rusia, Moskow.
Pesawat itu milik Gazprom Avia, maskapai penerbangan yang dimiliki oleh raksasa gas alam milik negara Rusia, Gazprom .
Gazprom Avia mengatakan, pesawat itu lepas landas dari pabrik pembuatnya di Lukhovitsy, 110 kilometer (68 mil) di tenggara ibu kota Rusia, tempat pesawat itu menjalani perbaikan.
Pesawat itu sedang menuju bandara Vnukovo di Moskow ketika jatuh delapan menit setelah lepas landas.
Penyebab kecelakaan belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa laporan media Rusia mengindikasikan bahwa kedua mesin pesawat kemungkinan rusak, mungkin karena dihinggapi burung saat lepas landas.
Komite Investigasi, badan investigasi kriminal negara tertinggi, telah melakukan penyelidikan atas kecelakaan itu.
Superjet 100 buatan Rusia, yang juga diberi nama SSJ100, dipuji oleh pejabat Rusia sebagai pencapaian besar bagi industri penerbangan sipil negara itu ketika mulai beroperasi pada tahun 2011 tetapi sejak itu memiliki catatan keselamatan yang tidak merata.
Pada bulan Mei 2012, sebuah Sukhoi Superjet 100 juga pernah menabrak gunung di Jawa Barat selama penerbangan demonstrasi di Indonesia, dan menyebabkan seluruh 45 orang penumpang di dalamnya meninggal dunia.
Penyelidikan mengungkapkan, bahwa kru tidak menyadari dataran tinggi dan mengabaikan sinyal dari sistem peringatan medan saat terbang di awan tebal.
Superjet lain jatuh di bandara Sheremetyevo Moskow pada Mei 2019, menewaskan 41 orang. Pesawat itu tersambar petir dan melakukan pendaratan darurat tak lama setelah lepas landas.
Penyelidikan menyalahkan pilot, dan menyimpulkan bahwa ia mendaratkan pesawat dengan muatan bahan bakar yang tidak terbakar pada kecepatan yang berlebihan, sehingga mengakibatkan pendaratan kasar yang memicu kebakaran.
Semua kemungkinan penyebab dieksplorasi setelah kecelakaan pesawat Rusia yang menewaskan 71 orang
Investigasi sedang dilakukan untuk mencari tahu penyebab jatuhnya pesawat Rusia
Sejak pesawat ini mulai beroperasi, pesawat ini juga mengalami kerusakan dan biaya perawatan tinggi yang membuat banyak maskapai penerbangan Rusia enggan membelinya.
Upaya ambisius Rusia untuk memasarkan pesawat secara luas di luar negeri sebagian besar telah gagal, dan beberapa pelanggan asing telah menghentikan layanan Superjet 100 (Sukhoi Superjet 100). (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Sholihin Nur |