Peristiwa Internasional

Soal Kunjungan Akademisi NU ke Israel, PBNU: Tindakan yang Melukai Perasaan Nahdliyin

Senin, 15 Juli 2024 - 06:37 | 103.40k
Lima akademisi NU berfoto bersama Presiden Israel, Isaac Herzog. (Foto: Istimewa via NU Online)
Lima akademisi NU berfoto bersama Presiden Israel, Isaac Herzog. (Foto: Istimewa via NU Online)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), H. Savic Ali, menyampaikan, PBNU merasa kecewa dan menyesalkan kunjungan lima akademisi yang terdeteksi sebagai warga NU ke Presiden Israel, Isaac Herzog.

PBNU juga menilai, kunjungan tersebut dinilai sebagai tindakan yang menunjukkan ketidakpahaman terhadap geopolitik, kebijakan organisasi NU, serta perasaan seluruh warga NU dan muslim Indonesia pada umumnya.

Advertisement

Untuk diketahui, sejumlah akademisi dari NU berkunjung ke Israel. Mereka juga bertemu dan berfoto bersama Presiden Israel, Isaac Herzog. Informasi yang berkembang mereka melakukan riset.

Atas kunjungan mereka itu, Savic pun menegaskan bahwa kunjungan mereka sama sekali tidak mewakili organisasi. PBNU juga belum mengetahui pihak mana yang mendukung dan menjadi sponsor keberangkatan mereka ke Israel. 

"Kemungkinan kunjungan mereka dilakukan atas nama pribadi. Tapi yang jelas, identitas mereka sebagai warga dan aktivis NU tetap memperburuk citra organisasi di mata publik," tandasnya sebagaimana dilansir dari NU Online. 

Dikatakan Savic, ketegasan sikap PBNU dan warga NU terhadap konflik Israel-Palestina sangat jelas. "PBNU berdiri di sisi Palestina dan mengecam agresi militer Israel," tegasnya. 

"Apalagi Israel hingga kini belum mengakui keberadaan Palestina dan terus melakukan serangan militer yang menyebabkan ribuan korban jiwa, terutama di kalangan warga sipil," sambungnya.

Savic juga menyatakan bahwa PBNU saat ini tengah menjalin komunikasi intensif dengan pihak Palestina untuk membahas situasi terkini. Misalnya, pada Kamis (11/7/2024) lalu, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, bertemu dengan Duta Besar Palestina, Zuhair al-Shun, di Gedung PBNU, Jakarta. Pertemuan tersebut, kata Savic, membahas perkembangan situasi di Palestina dan langkah-langkah yang dapat dilakukan NU untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan menghentikan kekerasan terhadap rakyat Palestina.

Apa ada sanksi untuk mereka? Savic menjelaskan bahwa PBNU akan mengklarifikasi tujuan kunjungan mereka terlebih dahulu. "Yang pasti, keberangkatan mereka ke Israel dinilai sebagai tindakan yang sulit diterima karena melukai perasaan warga Nahdliyin dan menunjukkan ketidakpahaman terhadap geopolitik serta perasaan warga NU," jelasnya.

Kunjungan kelima aktivis NU ke Israel itu dianggap bertentangan dengan sikap resmi NU yang selalu mendukung perjuangan Palestina. Savic menekankan bahwa tindakan tersebut tidak semestinya dilakukan oleh warga NU. Ini menunjukkan ketidakmengertian terhadap geopolitik dan perasaan warga NU. (*)

 

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES