Netanyahu Tegaskan Israel Akan Terus Berperang Tanpa Batas

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan terus berperang tanpa batas saat berpidato berapi-api di hadapan Kongres Amerika Serikat, Rabu (24/7/2024).
Dengan beretrorika, Benjamin Netanyahu mengatakan 'kemenangan kami adalah kemenangan Anda'.
Advertisement
Di hadapan anggota parlemen di Kongres AS itu Benjamin Netanyahu mengatakan, dia siap untuk terus maju dalam perang Israel melawan Hamas hingga mencapai 'kemenangan total'.
Dia akan menyetujui gencatan senjata hanya jika Hamas menyerah, melucuti senjata dan membebaskan semua sandera yang ditawannya.
"Israel akan terus bertempur tanpa batas hingga menghancurkan kemampuan militer kelompok itu dan membawa pulang semua sandera," katanya.
"Israel akan berperang sampai kami menghancurkan kemampuan militer Hamas dan kekuasaannya di Gaza serta membawa pulang semua sandera kami," kata Netanyahu. "Itulah arti kemenangan total. Dan kami tidak akan puas dengan apa pun yang kurang dari itu," ujarnya.
Tidak Realistik
Para kritikus mengatakan janji kemenangan total Netanyahu tidak realistis, karena Hamas telah berulang kali berkumpul kembali di wilayah-wilayah yang telah ditinggalkan militer Israel.
Hal ini terjadi ketika para pejabat dari Mesir, Israel, Amerika Serikat dan Qatar diperkirakan akan bertemu di Doha pada Kamis dengan tujuan untuk melanjutkan pembicaraan mengenai usulan gencatan senjata tiga fase guna mengakhiri pertempuran di Gaza dan membebaskan para sandera yang tersisa.
Namun seorang pejabat Israel mengatakan pada hari Rabu bahwa tim negosiasi Israel tertunda dan kemungkinan akan dikirim minggu depan.
Disambut Demonstrasi
Saat Benjamin Netanyahu berpidato di Kongres AS, masyarakat AS merasa terganggu dan mereka melakukan protes besar-besaran.
Selain itu, pidato perdana Menteri Israel juga membuat perpecahan yang semakin dalam di antara para anggota parlemen AS.
Sejumlah anggota parlemen Demokrat juga berencana akan melakukan serangkaian acara kontra-program pada Rabu itu daripada menghadiri pidato Netanyahu di Kongres. Ini contoh terbaru tentang bagaimana Demokrat tetap terpecah oleh sikap Israel atas perangnya dengan Hamas.
Ribuan pengunjuk rasa juga turun ke jalan di Washington meneriakkan "Bebaskan, Bebaskan Palestina". Sementara beberapa orang mencoba memblokir jalan menjelang pidato Netanyahu.
Polisi yang mengenakan tanda gas menghalangi kerumunan, yang menyerukan diakhirinya perang yang telah menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina itu, agar tidak mendekati Capitol.
Kepolisian Capitol AS mengatakan dalam sebuah posting di X bahwa beberapa anggota kerumunan menjadi beringas dan tidak mau mematuhi perintah untuk menjauh dari garis polisi.
"Kami menggunakan semprotan merica terhadap siapa pun yang mencoba melanggar hukum dan melewati batas," kata Kepolisian Capitol.
Para pengunjuk rasa Israel juga memimpin nyanyian yang menyerukan Presiden AS Biden untuk mendorong kesepakatan guna mengamankan pembebasan sandera dan tersebar di seluruh galeri yang menghadap ke ruang DPR.
Setidaknya enam orang mengenakan kaus bertuliskan "Segel kesepakatan sekarang," mendesak Netanyahu untuk mencapai kesepakatan untuk memulangkan sandera.
Lebih dari 50 tokoh Demokrat dan politikus independen seperti Bernie Sanders juga memboikot pidato Benjamin Netanyahu. Wakil Presiden AS, Kamala Harris juga tidak hadir karena perjalanan yang sudah dijadwalkan sebelumnya.
Puluhan anggota Kongres dari Partai Demokrat, termasuk mantan ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan, mereka memboikot pidato tersebut karena kekhawatiran kemanusiaan tentang bagaimana Israel telah melancarkan perang di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.000 warga sipil Palestina.
Bahkan Axios melaporkan, bahwa hampir setengah dari semua anggota parlemen Demokrat tidak hadir dalam acara sidang gabungan berisi pidato Benjamin Netanyahu tersebut.
"Presentasi Benjamin Netanyahu di DPR hari ini sejauh ini merupakan presentasi terburuk dari semua pejabat asing yang diundang dan diberi kehormatan untuk berpidato di hadapan Kongres Amerika Serikat," tulis Nancy Pelosi di X setelah pidatonya.
Nancy Pelosi mengatakan, bahwa ia telah menghabiskan waktu hari ini dengan anggota keluarga sandera yang menyerukan kesepakatan gencatan senjata.
"Keluarga-keluarga meminta kesepakatan gencatan senjata yang akan membawa pulang para sandera, dan kami berharap Perdana Menteri akan meluangkan waktunya untuk mencapai tujuan itu," tuturnya.
Bernie Sanders , yang juga memboikot pidato tersebut, mengatakan bahwa "ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah Amerika bahwa seorang penjahat perang diberi kehormatan itu".
Pengadilan pidana internasional, yang tidak diakui Amerika Serikat, sedang mempertimbangkan permintaan jaksa penuntutnya untuk surat perintah penangkapan bagi Benjamin Netanyahu serta pejabat Israel lainnya dan pemimpin senior Hamas atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |